💗 5 💗

20.5K 2.2K 173
                                    

"Haechan waras?"

Jaemin melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Haechan berharap sahabatnya itu berhenti tersenyum seperti orang gila. Tapi caranya itu tidak berhasil. Malah makin parah Haechannya jadi tiba-tiba tertawa lucu gitu.

"Sadarin itu Njun. Jadi takut melihatnya. Kesurupan kali, ya?"

Renjun merotasikan matanya mendengar perkataan Jaemin yang berlebihan. Renjun menepuk pundak Haechan hingga  berhenti tertawa.

"Apa yang Mark Lee itu lakukan sampai kau gila seperti ini?"

Yakin banget dah Renjun yang membuat Haechan gila itu ya cuma Mark doang. Siapa lagi? Masa iya Jeno. Yang ada diamuk Jaemin lagi.

"Kalian tau gak?"

"Enggak"

"Belum selesai bego"

Jaemin cuma nyengir doang. Renjun sih cuma bisa nepuk kening doang lihat sahabat begonya itu.

"Mark bilang aku lebih berharga dari seorang kekasih. YAAAAA AKU SENANG BANGET"

"Jangan berteriak bodoh"

Mengingat kejadian semalam membuat Haechan berbunga-bunga. Meski sederhana tapi tetap saja membuat Haechan senang.

"Mark pasti tidak sadar mengatakannya"

"Sepertinya begitu"

Jaemin dan Renjun tidak percaya mendengarnya. Yang Jaemin tau Mark itu orangnya cuek dan mungkin berkata chessy gitu.

"Tentu saja tidak ya. Mark itu hanya malu mengungkapkannya. Dia pasti sangat menyayangiku"

"Ya terserah kau saja tapi bagaimana bisa Mark mengatakannya? Pasti terjadi sesuatu sebelumnya kan?"

Analisis dari Renjun memang tepat dan Haechan pun menceritakan yang terjadi saat dia dan Mark makan malam bersama keluarga Nancy.

"Nancy dari kelas 3-A itu?"

"Iya, kau tau dia itu sangat menyebalkan. Jika saja tidak ada orang tuanya dan Mark sudah aku jambak rambutnya"

"Kenapa tidak kau jambak saja rambutnya itu. Jika aku ada disana sudah aku lakukan. Tidak peduli apapun itu"

Tangan Jaemin rasanya ingin menjambak sesuatu mengingat Nancy itu juga pernah menggoda Jeno. Di depan Jaemin lagi saat itu.

"Dari pada melakukan kekerasan lebih baik kau kalahkan dia dalam pemilihan ratu sekolah nanti"

"Wah pemilihan lagi ya. Kapan itu?"

"2 minggu lagi. Itu acara terakhir osis angkatan lama"

Karena sudah tingkat akhir tidak mungkin harus menjabat sebagai osis lagi buat Renjun dan teman-temannya yang sudah kelas 3.

"Apa ada pesta dansa lagi seperti tahun sebelumnya?"

"Tentu saja sayang"

Jaemin merasakan tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Siapa lagi coba kalau bukan Jeno.

"Bisa bawa pasangan dari luar gak Jen?"

"Memangnya kenapa? Kau mau membawa pamanku nanti"

"Tau aja sih"

Haechan senyum malu-malu gitu bikin yang lain jijik melihatnya. Biasanya juga malu-maluin itu Haechan.

"Aku maunya sih buat orang-orang di sekolah saja. Tapi ini wakil mintanya dibuka buat umum saja. Aneh deh biasanya juga setuju saja sama keputusanku"

Ahjussi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang