💗 12 💗

16.7K 1.7K 243
                                    

Mark itu orang yang kuat. Dia jarang sekali sakit meski sering bergadang dan makan yang tidak teratur. Tapi berbeda dengan hari ini, kondisi Mark buruk. Kepalanya pusing dan tubuhnya merasa sakit.

"Ahjussi kau tidak kerja?"

Mark tetap bergelung dengan selimutnya meski sudah terjaga. Mark sepertinya hari ini tidak akan bekerja.

"Ahjussi"

Haechan membuka pintu kamar dan melihat Mark yang masih bergelung dengan selimutnya. Haechan ingin menyibak selimut Mark tapi dia mengernyit melihat Mark yang tubuhnya menggigil.

"Ahjussi kau tidak apa-apa?"

Haechan menyentuh kening Mark dan dapat dia rasakan bahwa suhu tubuh Mark lebih panas dari biasanya.

"Ahjussi kau demam"

Haechan baru kali ini melihat Mark yang terlihat tidak berdaya. Wajah tampannya itu pucat tapi tetap tidak mengurangi ketampanannnya itu.

"Aku akan memberitau Lucas oppa jika kau sedang sakit. Aku juga akan ijin sekolah hari ini"

Haechan ingin keluar dari kamar untuk mengambil ponselnya tapi Mark menahan tangannya.

"Kau harus tetap sekolah bocah"

"Tapi bagaimana dengan ahjussi? Aku tidak ingin meninggalkan ahjussi yang lagi sakit sendirian di apartemen"

Melihat Mark yang tidak berdaya berbaring di tempat tidurnya saja sudah membuat Haechan khawatir. Apalagi jika harus meninggalkan Mark sendirian di apartemennya.

"Aku tidak apa-apa bocah. Yang terpenting itu pendidikanmu"

"Aku tidak peduli. Ahjussi sedang sakit dan aku ingin merawat ahjussi"

Mark tau tidak mudah untuk membujuk Haechan. Apalagi jika itu berhubungan dengan Mark sendiri.

"Beritahu Taeyong noona saja. Dia yang akan merawatku"

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian Haechan"

Haechan jadi cemberut mendengarnya. Meski sedang sakit Mark tetap saja marah dengannya.

"Baiklah"

Haechan dengan lesu melangkahkan kakinya keluar dari kamar Mark menuju kamarnya. Haechan menghubungi Lucas dan Taeyong seperti perintah Mark.

Selama menunggu Taeyong datang Haechan bersiap-siap buat sekolah dan dia juga sempat mengompres Mark yang demamnya tinggi.

"Jadi dongsaengku ini bisa sakit juga ya?"

"Menurutmu aku ini robot hah"

Taeyong tertawa kecil melihat wajah lucu adik kesayangannya itu. Taeyong suka sekali menggoda adiknya itu apalagi jika Mark sedang sakit.

"Haechan tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Mark. Pergilah ke sekolah. Haechan nanti di antar sama Jaehyun ya"

Haechan menganggukan kepalanya dengan tidak semangat. Dia masih sedih karena tidak bisa merawat Mark.

"Haechan" panggil Mark yang membuat Haechan tidak jadi pergi dan berbalik menghadap Mark.

"Sini kau bocah"

Dengan patuh Haechan mendekati Mark yang duduk di tempat tidurnya dengan menyandarkan kepalanya. Mark menepuk tempat tidurnya agar Haechan duduk di depannya.

"Jangan cemberut begitu. Aku tidak suka melihatnya"

Tangan Mark menarik kedua pipi Haechan membiat gadis menggemaskan itu jadi tersenyum aneh. Mark ingin sekali mencium gadis menggemaskannya itu tapi nanti Haechan malah tertular demamnya lagi.

"Aku akan cepat sembuh jika wajah manis ini terus menampilkan senyumnya"

"Ahjussi gombal"

Haechan tidak bisa menyembunyikan wajah merahnya. Wajahnya itu tidak lagi murung. Mark jadi senang melihatnya.

"Maaf nih mengganggu tapi Haechan harus berangkat sekolah loh Mark"

Jangan lupakan Taeyong yang dari tadi melihat lovey dovey pasangan tersebut. Taeyong benar-benar merasa jadi nyamuk diantara mereka berdua.

"Belajar yang rajin bocah"

Mark mendaratkan ciumannya di puncak kepala Haechan sebelum anak itu berangkat sekolah.

"Aku berangkat"

Haechan dengan senyum cerahnya berangkat sekolah. Dia sudah tidak sedih lagi dan itu berkat Mark.

"Jadi sudah mau menerima Haechan?"

"Aku tidak pernah menolaknya noona"

💗💗💗

"Chan jadi gak ikut kontes ratu sekolah?"

"Iya jadi dong. Aku ingin mempermalukan si Nancy itu di depan banyak murid nanti"

"Aku mendukungmu Chan"

Haechan dan Jaemin saling berseru heboh membuat murid-murid di kelas menatap ke arah mereka yang berisik.

"Jadi tinggal mencari siswa yang mau ikut kontes raja sekolah lagi"

Renjun mencatat nama Haechan dalam daftar buku seketarisnya. Renjun selain jadi wakil osis juga menjabat seketaris di kelasnya.

"Memangnya gak ada yang mau ikut ya para laki-lakinya?"

"Kalian tau sendirikan kalau laki-laki itu tidak peduli kontes beginian. Mereka lebih suka kontes yang beradu fisik"

Ya begitulah para laki-laki lebih suka jika ada pertandingan olahraga seperti basket atau sepak bola dibanding harus jalan dengan pose-pose keren.

"Ya pilih asal aja kalau gak ada yang ikut"

"Itu susah Jaemin. Nanti dia pasti menolaknya dan tidak akan mau ikut"

"Kenapa gak Jeno aja?"

Renjun maupun Jaemin langsung menatap Haechan dengan pandangan yang menurut Haechan menakutkan.

"Gak bisa. Jeno gak boleh ikut"

Jaemin tidak akan membiarkan kekasihnya itu ikut kontes raja sekolah. Jeno itu banyak penggemarnya dan nanti kalau Jeno ikut pasti banyak yang mau nikung dia lagi. Pokoknya gak boleh.

"Tidak bisa Chan. Jeno itu ketua osis yang banyak penggemarnya. Pasti nanti banyak yang memilihnya dan itu tidak adil bagi kontestan yang lain"

Iya kalian bisa bayangin aja kalau hampir seluruh murid perempuan di sekolah itu penggemarnya Jeno dan populasi murid perempuan itu paling banyak dari murid laki-laki. Jelas langsung menang dong Jeno.

"Ya terus siapa dong?"

Ketiga gadis cantik itu berpikir siapa yang cocok ikut kontes raja sekolah yang nantinya akan berpasangan dengan Haechan.

"Aku sih ada saran buat milih Chani aja. Dia anak yang baik dan penurut. Mungkin saja dia mau ikut"

Ini saran dari Renjun yang menyarankan Chani. Haechan pikir tidak buruk juga saran dari Renjun. Chani memang anak yang baik. Apalagi kalau masalah contekan pasti mau saja menyontekkan Haechan dan tentunya banyak yang suka dengannya karena sifat baiknya itu.

"Tidak-tidak, Chani itu terlalu imut tau. Nanti malah dikira pasangan yuri lagi. Aku menyarankan Jinyoung aja yang ikut. Dengan kepala kecilnya itu sudah jadi nilai plus baginya"

Saran kedua dari Jaemin yang tidak kalah baiknya. Jinyoung itu sama seperti Jeno yang punya banyak penggemar tapi tidak sebanyak Jeno karena buktinya Jeno lah yang menang pemilihan osis waktu dulu karena banyak murid perempuan yang memilihnya.

"Kita tanya sama Haechan saja dulu siapa yang menurutnya cocok. Baru nanti kita bujuk siswa yang di pilih Haechan"

"Hah aku?"

Haechan mana tau masalah yang cocok-cocokan gitu. Yang Haechan tau dia itu cuma cocok sama Mark doang tidak ada yang lain. Haechan jadi ingat Mark yang lagi sakit nih. Haechan pengen cepat-cepat pulang biar bisa melihat kondisi Mark.

TBC

Ahjussi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang