💗 21 💗

14.7K 1.6K 215
                                    

"Chan sebentar lagi ulang tahunmu kan?"

"Hmm"

Haechan sibuk mengerjakan tugas kimianya. Kemarin dia lupa buat mengerjakannya. Meski ingat pun sebenarnya Haechan juga pasti tidak akan mengerjakannya sih. Dia mana bisa pelajaran kimia. Pokoknya yang pelajaran science itu Haechan menyerah. Lebih baik menyontek sama Jeno.

"Apa hadiah yang kau inginkan tahun ini?"

Haechan berhenti menulis jawaban dari bukunya Jaemin. Jawaban tugasnya Jaemin itu nyatanya dari Jeno juga. Haechan menatap lekat ke arah Jaemin yang barusan bertanya.

"Hadiah?"

"Ya seperti tahun sebelumnya, kau pasti punya hadiah yang kau inginkan bukan"

Haechan berpikir sebentar, memang sih tahun-tahun sebelumnya itu ada beberapa hadiah yang Haechan inginkan dan semua keinganannya itu terpenuhi. Untuk tahun ini Haechan tidak memikirkan apapun itu.

"Aku tidah tahu Jaem. Sepertinya tidak ada, aku diberi ucapan selamat ulang tahun pun sudah senang"

Haechan kembali mengerjakan tugasnya. Sedikit lagi Haechan selesai menyalin tugasnya Jaemin.

"Benarkah? Bahkan dari Mark ahjussi sekali pun kau tidak ada keinginan khusus?"

Haechan tetap menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu sebelum kembali menjawab pertanyaan Jaemin.

"Ya tidak ada. Bagiku selama Mark ahjussi tetap bersamaku saja itu sudah cukup"

"Dasar bucin"

"Tolong berkacalah"

Haechan melempar buku Jaemin ke meja tempat duduk Jaemin yang berada di belakangnya. Gak ada rasa terima kasihnya ya Haechan sudah diberi contekan.

"Kalian berdua itu sama-sama bucin"

"Renjun kok baru datang?"

Renjun tidak menjawab apapun. Dia malah mengusir Jaemin yang berada di tempat duduknya. Jaemin sudah menggerutu kesal karena mau Haechan ataupun Renjun sama-sama menyebalkan.

"Kau tidak mungkin kan bangun kesiangan Njun?"

"Tentu saja tidak. Mobil Lucas ahjussi mogok. Aku harus menunggu taxi dulu"

Renjun mendengus kesal mengingatnya. Dia harus menunggu taxi dulu karena tidak mungkin ada bus lagi. Terus sebelumnya juga Lucas itu menjemputnya agak telat.

"Kau selalu diantar sama Lucas oppa?"

"Mama yang menyuruh Lucas ahjussi menjemputku"

"Ibumu mengenal Lucas ahjussi"

"Ya, Lucas ahjussi itu dulu murid bimbingannya mama"

Dunia itu memang sempit. Siapa yang menyangka jika ternyata Lucas itu dulu murid bimbingan ibunya Renjun yang mengajar bahasa korea. Saat tahu jika anaknya itu mengenal Lucas malah membuat ibunya senang.

"Kenapa dunia ini begitu sempit? Apa mungkin sampai ke anak kita nanti saling terikat satu sama lain"

"Mungkin saja iya. Jaem bagaimana kalau anak kita nanti kita jodohkan"

Jaemin dan Haechan sama-sama gila. Lihat saja gimana gilanya mereka bertepuk tangan dengan hebohnya karena pemikiran mereka barusan.

"Chan aku mau anak laki-laki dan kau anak perempuan ya"

"Bagiku mau laki-laki atau perempuan tidak masalah"

Percakapan yang awalnya tentang ulang tahun Haechan terus berubah ke hubungannya Renjun dan Lucas kini sudah berlanjut ke masalah anak. Haechan dan Jaemin begitu semangatnya mengutarakan keinginan mereka. Anak perempuan memang begitu, tidak ada habisnya buat dijadikan bahan obrolan.

Jeno yang merupakan laki-laki di antara ke empat sahabat itu cuma diam saja mendengarkan. Dia tidak bisa mengerti jalannya pemikiran seorang perempuan. Meski itu kekasihmu sendiri Jeno masih tidak memahaminya. Bahkan terkadang ibunya sendiri Jeno masih bingung.

💗💗💗

Haechan menggerutu tidak jelas melihat soal-soal menyebalkan yang harus dia kerjakan. Haechan tidak mau mengerjakannya tapi orang yang berada di sampingnya itu dengan teganya menyuruh dia belajar.

"Ahjussi aku gak mau belajar lagi"

Haechan sudah tidak kuat lagi, kepalanya berdenyut sakit padahal belum sampai setengah jam Haechan belajar.

"Apa yang tidak kau mengerti?"

Mark mengambil buku pelajarannya Haechan. Mengamati soal-soal yang tertera di buku tebal itu.

"Semuanya tidak aku mengerti ahjussi. Pokoknya aku gak mau belajar lagi"

Mark menghela napas mendengar rengekan Haechan yang tidak mau belajar lagi. Dulu waktu masih sekolah juga Mark sering mengalaminya.

"Tidak bisa Haechan. Kau sebentar lagi mau ujian. Kau mau mendapat nilai jelek nanti"

"Aku tinggal menyontek saja sama Jeno aja"

Beginilah kelakuan anak jaman sekarang yang tidak mau berusaha. Hanya ingin yang instan saja.

"Sampai kapan kau mau menyontek terus? Memangnya setiap saat ada orang yang mau membantumu"

Haechan cuma bisa menundukkan wajahnya. Yang Mark katakan tidaklah salah tapi belajar itu bukanlah hal yang mudah buat Haechan.

"Belajar lagi ya. Aku akan membantumu"

Dengan lesu Haechan menganggukkan kepalanya. Mark beralih duduk di depan Haechan. Mark dengan telaten mengajarkan materi pelajaran yang dia ketahui.

"Ahjussi"

"Ya"

"Jika aku mendapat nilai bagus nanti apa ahjussi akan memberikanku hadiah"

Mark mengernyit mendengarnya. Haechan seperti anak kecil saja minta hadiah segala.

"Memangnya ada yang kau inginkan?"

"Iya aku ingin liburan nanti pergi ke Jepang dengan ahjussi"

Tiba-tiba saja Haechan teringat drama jepang yang beberapa waktu lalu dia tonton. Melihatnya membuat Haechan jadi ingin ke Jepang.

"Jika kau bisa masuk dalam 10 peringkat teratas di kelas maka aku akan mengabulkannya"

Senyuman Haechan merekah dengan indahnya. Dia langsung saja memeluk tubuh Mark karena telalu gembira mendengarnya.

"Sekarang belajar lagi"

Tetapi senyum manis itu tidak bertahan lama. Haechan kembali cemberut mendengar Mark kembali menyuruhnya untuk belajar.

"Besok saja ya ahjussi belajarnya. Aku sudah lelah, mau tidur"

Haechan mengusap-usap matanya yang sudah mulai lelah. Haechan tidak sanggup lagi kalau disuruh belajar.

"Baiklah kau tidur saja. Kita lanjutkan besok"

Mark membereskan buku dan alat tulis milik Haechan yang berserakan. Meletakkannya di atas meja belajar dan kemudian ikut berbaring di samping Haechan. Tangannya langsung saja memeluk tubuh mungil Haechan.

"Ahjussi"

"Hmm"

Mark juga sudah mulai mengantuk. Apalagi dengan memeluk Haechan itu semakin membuatnya mengantuk.

"Saranghae"

Setelah mengatakan itu Haechan tidur dengan tenangnya. Rasa kantuknya sudah berada ditingkat atas yang membuat Haechan cepat tidur.

Mark yang mendengarnya terkejut. Apalagi Haechan sempat mengecup bibirnya sebelum dia tidur.

"Nado baby"

Jika saja Haechan mendengarnya maka anak itu pasti sangat gembira mendengarnya. Di lain waktu Haechan pasti akan mendengarnya.

TBC


Ahjussi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang