"Hanya pacar pura-pura saja?"
Haechan menganggukkan kepalanya. Dia sudah menjelaskan semuanya pada Mark. Tetapi laki-laki itu sepertinya masih belum puas.
"Ahjussi tenang saja. Aku menjadi pacar pura-pura Jinyoung biar anak itu tidak dijodohkan sama orang tuanya. Setelah itu selesai tidak hubungan apa-apa lagi"
"Benar kah tidak ada hubungan apa-apa lagi? Jika orang tuanya Jinyoung itu menyukaimu bagaimana? Kau yang akan dijodohkan sama Jinyoung, kau mau itu terjadi?"
Haechan menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin lah Haechan mau sama Jinyoung. Dia itu sudah cinta matinya sama Mark gak ada yang lain.
"Tidak ahjussi. Jinyoung bilang setelah seminggu itu dia akan bilang sama orang tuanya kami sudah putus"
"Kalau begitu lebih baik bilang sama Jinyoung itu untuk jujur saja sama orang tuanya kalau dia tidak mau dijodohkan. Apa susahnya sih?"
Mark tidak habis pikir dengan pemikiran anak muda jaman sekarang ini. Kenapa lebih suka mempersulit diri mereka sendiri?
"Jinyoung sudah pernah melakukannya dan orang tuanya masih tetap bersikeras menjodohkannya. Jadi ya gitu dia mau aku menjadi pacar bohongannya"
Haechan juga tidak mengerti sih di jaman yang modern seperti sekarang ini masih saja ada lagi orang tua yang suka menjodohkan anaknya sendiri. Jika itu Haechan, dia akan menolaknya dengan keras.
"Jangan marah ya ahjussi cuma seminggu doang"
Haechan tersenyum manis kepada Mark. Matanya berkedip-kedip dengan imutnya. Jurus Haechan buat merayu Mark.
"Janji padaku setelah itu tidak ada hal aneh lagi yang akan kau lakukan"
"Iya Haechan janji"
Mark tidak tahan untuk tidak mencium bibir berbentuk hati itu. Dia mengecup bibir menggoda Haechan beberapa kali.
"Dan bicarakan dulu padaku sebelum mengambil tindakan aneh. Takutnya nanti kau malah dibohongi lagi"
"Iya ahjussi. Segitu besarnya kah kau khawatir padaku?"
Mark menyentil kening Haechan karena gemas pada gadis yang suka banget menggodanya itu.
"Jangan menggodaku bocah"
"Ahjussi kenapa kembali memanggilku bocah? Aku kan gak suka"
Haechan melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya dipout lucu dengan pipi gembilnya yang menggembung.
"Baiklah baby bear. Kau puas sekarang"
Haechan tersenyum manis mendengarnya. Dia berjinjit dan mengecup bibir Mark. Cuma mengecup biasa tidak lebih.
"Aku sayang sama ahjussi"
"Aku juga menyayangimu"
Mark memeluk tubuh kecil Haechan dan memberikan kecupan beberapa kali di puncak kepalanya. Kemudian dia memberikan kecupan lain di seluruh wajah Haechan. Membuat Haechan merasa geli tapi tetap membiarkan Mark berbuat sesukanya.
Pasangan tersebut menghabiskan waktu di sekitar koridor sekolah tanpa mempedulikan acara pesta densa yang telah berlangsung. Padahalkan Haechan memaksa Mark datang ke sekolahnya itu biar bisa berdansa bersama.
💗💗💗
Renjun menghela nafasnya beberapa kali. Dia merasa sakit melihat sepasang kekasih yang merupakan sahabatnya itu berdansa. Renjun seharusnya tidak boleh cemburu tapi perasaannya itu tidak bisa pergi.
Dari pada semakin sakit melihat Jeno dan Jaemin berdansa lebih baik Renjun pergi saja ke tempat yang lebih sepi. Dia mau menenangkan pikirannya.
"Mau kemana?"
Renjun baru ingat jika orang menyebalkan yang selalu mengganggunya sekarang ini dari tadi selalu saja mengikutinya. Tidak ada kerjaan.
"Mau mengambil minum"
Renjun pergi menuju meja makanan dan minuman yang telah disediakan. Karena ini acara sekolah yang pastinya murid-murid di sana masih dibawah umur. Jadi tidak ada minuman beralkohol, hanya ada sirup dan minuman bersoda.
Renjun lebih memilih meminum sirup segar yang manis agar menjernihkan pikirannya. Sementara Lucas yang terus saja mengikuti Renjun meminum minuman bersoda.
"Boleh aku tanya sesuatu?"
Renjun menoleh mendengar ucapan Lucas barusan. Tidak biasanya laki-laki tersebut meminta ijin terlebih dahulu untuk bertanya.
"Silahkan saja"
Tetapi Renjun kembali tidak peduli. Gadis cantik itu lebih peduli untuk menghabiskan minumannya.
"Apa kau menyukai Jeno?"
Uhuk uhuk
Renjun tidak mungkin tidak terkejut mendengar pertanyaan barusan. Matanya membulat sempurna menatap Lucas.
"Apa maksudmu itu uhuk?"
"Melihat reaksimu aku sudah tahu jawabannya"
Lucas mengelus dengan lembut punggung sempit Renjun. Dia juga mengambil tisu dan membersihkan air sirup yang mengotori daerah bibir dan dagu Renjun.
"Apa itu?"
Renjun tidak berharap Lucas akan mengetahuinya. Tapi sudah terlambat, Lucas sudah mengetahuinya.
"Tentu saja jawabannya iya. Aku benar kan?"
Renjun menundukkan kepalanya. Dia merasa tidak suka mendengar suara Lucas yang seperti kecewa dengannya.
"Apa kau marah padaku setalah mengetahuinya?"
Renjun takut jika Lucas akan marah kepadanya. Meski Lucas itu menyebalkan tapi tetal saja Renjun tidak mau laki-laki tersebut marah kepadanya.
"Aku tidak berhak marah kepadamu. Aku bukanlah siapa-siapa bagimu sekarang ini"
Lucas sadar kok jika gadis cantik bidadarinya itu belum mau menerima dia di dalam hidupnya.
"Tetapi aku akan segera merubahnya. Kau akan menjadi milikku secepatnya dan tidak akan aku biarkan seseorang menyakitimu"
Namun Lucas bukanlah laki-laki pengecut. Lucas seorang laki-laki bebas yang tentu saja pantang menyerah untuk mendapatkan gadis pujaannya.
Renjun merasa baru kali ini diperjuangkan. Sepertinya Renjun memang harus berpaling hati dan bersiap membuka hati tetapi untuk membuka hati kepada Lucas masih banyak dipertimbangkan buat Renjun.
Renjun bukanlah Haechan yang sudah cinta mati dengan Mark laki-laki yang jauh lebih tua darinya . Renjun perlu waktu untuk membuka hatinya kepada Lucas.
"Terima kasih Lucas ahjussi"
Lucas memang tidak suka jika dipanggil ahjussi tapi sepertinya akan lain jika yang memanggilnya adalah Renjun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
Fanfiction[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee