💗 38 💗

10.7K 1.1K 26
                                    

"Kenapa sendirian?"

Haechan hampir saja terjatuh terkejut saat Jinyoung tiba-tiba saja menghampiri mejanya. Jinyoung duduk di hadapan Haechan dengan wajah polos seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Untuk apa kau ke sini? Pergi sana!"

Haechan menggerakkan tangannya untuk mengusir Jinyoung. Sejak kontes pemilihan raja dan ratu sekolah, kini Haechan lumayan dekat dengan Jinyoung.

"Kau itu jahat ya. Mengusirku seenaknya saja dan kau juga tidak mengundangku ke acara pertunanganmu"

Jinyoung mendekatkan wajahnya yang membuat Haechan jadi memundurkan wajahnya terkejut. Dia menatap menelisik pada laki-laki berwajah mungil itu.

"Tidak ada untungnya aku mengundangmu. Kau tidak mungkin mau ke Kanada hanya untuk menghadiri pertunanganku"

"Siapa bilang. Aku akan datang kok. Aku datang dan memperkenalkan diri sebagai pasangan dari ratu sekolah"

Pukulan keras di kepala Jinyoung tidak dapat Haechan tahan. Haechan menatap kesal sama Jinyoung yang tetap memajang wajah polos.

"Kau itu berisik. Pergi sana! Aku mau tidur"

"Wah apa kau kelelahan karena semalam kau melakukan.."

"Berisik!!! Aku tidak melakukan apapun sialan"

Wajah Haechan merah padam menahan amarah. Setelah mengenal Jinyoung dengan baik itu bukan hal yang bagus. Emosinya selalu diuji sama laki-laki itu.

"Aku akan pergi"

Jinyoung menjauhi dari bangku Haechan dan lebih memilih keluar dibanding harus menetap di kelas karena Haechan yang sudah sangat marah padanya.

"Dia itu sangat menyebalkan. Bagaimana bisa dia menjadi pasanganku dulu?"

Haechan memijit keningnya yang berdenyut. Siapa yang menyangka jika Jinyoung itu tidak beda jauh dengan Jaemin yang menyebalkan. Jinyoung itu perpaduan antara Renjun dan Jaemin. Terkadang dia bisa tenang dan kalem seperti Renjun tapi juga bisa semenyebalkan Jaemin.

"Kau baik-baik saja?"

Ketiga sahabatnya telah kembali ke kelas setelah selesai makan di kantin. Haechan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ini untukmu Chan"

Jeno meletakkan susu kotak pada meja Haechan. Jeno takutnya nanti Haechan pingsan lagi meski dia bilang tidak lapar.

"Kau yang terbaik Jeno"

Haechan hampir saja memeluk Jeno jika Jaemin tidak menarik kekasihnya itu. Haechan terlalu senang dan terbiasa memeluk Jeno sejak dari kecil jika diberi sesuatu.

"Kau bilang tidak akan merebut Jeno"

"Aku tidak merebutnya"

Jaemin dan Haechan saling melempar tatapan tajam. Jeno memeluk Jaemin dan membawanya ke tempat duduknya. Gak baik kalau mereka berdua itu lama-lama dekatnya. Bisa makin ribut. Lagian mereka juga gak akan bertengkar lama. Cukup jauhkan sebentar maka nanti akan baikan lagi.

"Haechan"

"Iya"

Haechan menoleh dan menatap Renjun yang terlihat bingung. Haechan melambaikan tangannya di depan wajah Renjun yang sedang melamun.

"Kau baik-baik saja?"

"I-iya, hanya saja ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku"

Haechan menatap lekat Renjun yang terlihat gelisah. Tidak biasanya anak itu bersikap seperti ini.

Ahjussi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang