💗 46 💗

11.5K 1K 76
                                    

Mark tidak bisa pergi ke mana pun, Haechan duduk di pangkuannya, lengan kurus gadis itu melingkar manis di leher Mark dengan kepala yang bersandar manja di dada bidang Mark.

Kalian tahu, apa yang terjadi dengan Haechan?

Anak itu sedang sakit, sejak semalam tubuhnya panas, semalaman Haechan merengek tidak bisa bernapas dengan benar karena hidungnya mampet. Kalau lagi sakit begini, maka Haechan itu akan jadi anak yang begitu manja. Sekarang ini saja dia tidak mau lepas dari Mark. Bahkan untuk pergi ke kamar mandi sekedar ingin mencuci muka dan gosok gigi saja begitu susah. Mark harus membawa Haechan ke kamar mandi dan mendudukkannya di wastafel.

"Masih susah bernapas?" tanya Mark begitu lembutnya.

Mark tidak keberatan jika Haechan terus menempel padanya. Jika Haechan bisa cepat sembuh, maka Mark tidak merasa keberatan apapun. Demi kesehatan gadis manisnya, Mark rela harus memangku Haechan serial saat.

Haechan menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tangan kanannya beralih pada dada Mark yang masih terbungkus piyama. Jari-jari lentik Haechan membuat pola abstak.

"Kepalanya pusing?" tanya Mark lagi dan Haechan kali ini menggeleng sebagai jawaban.

Mark jadi gemas dengan Haechan. Lagi sakit begini, gadis itu memang tidak banyak bicara, tapi tetap saja bertingkah menggemaskan. Keinginan untuk selalu dimanja adalah tingkah yang sangat menggemaskan.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Doyoung yang membawa nampan berisi bubur, air, serta obat buat Haechan. Doyoung sudah pulang tiga hari yang lalu, tetapi Mark dan Haechan masih tinggal di kediaman orang tua Haechan karena keinginan Doyoung yang sudah lama tidak menghabiskan waktu dengan anak gadisnya itu. Sayangnya, Haechan malah sakit setelah pulangnya Doyoung.

"Kau tidak ke kantor, Mark?"

Haechan semakin menempelkan tubuhnya dengan Mark. Dia tidak mau Mark pergi ke mana pun. Hari ini Haechan mau sama Mark sepenuhnya. "Iya sayang, aku tidak akan pergi ke mana-mana." Mark mengelus punggung Haechan agar anak itu tenang.

"Aku sudah menghubungi sekretaris ku, noona. Hari ini aku libur bekerja."

Doyoung merasa tidak enak pada Mark yang harus menempel dengan Haechan yang manjanya lagi kambuh kalau lagi sakit. Kasihan kan Mark yang harus memangku Haechan.

"Haechan makan dulu, ya? Setelah itu minum obat dan istirahat, biar cepat sembuh."

Doyoung menyendokkan bubur buatannya, tetapi Haechan menggeleng tidak mau memakannya. Haechan dengan sengaja memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Haechan!" panggil Doyoung dengan tegas.

Haechan tetapi tidak mau berpaling. Tangannya mencengkram piyama Mark dan tubuhnya sedikit bergetar karena suara Doyoung yang sedikit berteriak.

"Haechanie!" panggil Mark lembut.

Haechan mendongak mendengar panggilan itu. Mark tersenyum manis pada Haechan dan memberi isyarat pada gadis manis itu agar memakan buburnya. "Makan, ya sayang. Biar cepat sembuh."

Haechan tetap tidak mau makan. Dia merasa indera pengecapnya lagi bermasalah. Apapun yang masuk ke dalam mulutnya akan terasa pahit dan tidak enak. Haechan jadinya tidak berselera makan.

"Sebentar lagi hari kelulusanmu, sayang. Masa kamu sakit saat hari kelulusan."

Mark mencoba membujuk Haechan dengan sebaik mungkin. Jika Haechan tidak memakan apapun, maka dia tidak dapat meminum obatnya, anak itu akan semakin parah sakitnya nanti.

Ahjussi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang