Akhirnya libur musim panas yang Haechan tunggu telah tiba. Akan tetapi Haechan tidak jadi liburan ke Jepang seperti yang direncanakan. Awalnya Haechan mau marah sama Mark tapi ternyata Mark ada pemikiran lain buat liburan ke tempat kelahirannya saja di Vancouver, Kanada.
"Gak ada yang ketinggalan kan?"
"Hmm"
Haechan menganggukkan kepalanya dengan semangat. Sejak semalam Haechan sudah semangat mendengar akan berlibur ke Vancouver.
"Hati-hati ya Chan ketemu sama calon mertua"
Haechan mendelik kesal ke arah Jaemin yang ikut mengantarnya ke bandara. Bilang saja sih Jaemin iri sama dia karena gak bisa liburan ke Kanada.
"Salam buat mommy dan daddy ya Mark"
"Iya noona"
Taeyong dan keluarganya tidak bisa ikut ke Kanada karena masih ada kesibukan di Korea. Mungkin lain waktu mereka akan pergi.
"Chan nanti bagi foto bule-bule di sana ya"
Buk
"Jangan dengarin dia Chan. Kau lebih baik cepat pergi saja"
Lucas meringis merasakan perutnya yang baru saja disikut sama Renjun. Untung Lucas sayang pakai banget sama Renjun.
"Hati-hati sayang. Jangan nakal di sana"
Tidak lupa orang tua Haechan turut mengantar anak kesayangannya itu. Padahal Haechan cuma mau berlibur saja tapi sepertinya dia diperlakukan seperti orang yang mau jadi tkw saja.
Haechan dengan perasaan senang melangkahkan kakinya. Berlibur berdua saja bersama Mark adalah keinginan yang Haechan mimpikan selama ini.
Senyum manis Haechan tidak pernah luntur bahkan setelah memasuki pesawat dan duduk dengan nyamannya. Haechan akan menebar senyumnya pada setiap penumpang lain. Bahkan pada pramugari juga tak luput Haechan berikan senyum manisnya.
"Lebih baik kau tidur saja. Perjalanannya lama dan kau juga semalam tidurnya cuma 3 jam doang"
Karena terlalu bersemangat Haechan semalam sampai susah tidur. Mark sudah memperingatinya buat tidur lebih awal tetapi Haechankan anak bandel. Dia terus saja berbicara tentang liburannya nanti sampai tidak mengingat waktu.
"Ahjussi bagaimana Vancouver itu?"
Kalian dengarkan bukannya tidur seperti yang diperintahkan Mark. Anak itu malah bertanya dengan semangat yang mana pertanyaannya itu sudah dia ulang-ulang sejak semalam.
"Haechan tidur. Kalau tidak kau akan aku dorong keluar dari pesawat ini"
"Ahjussi jahat banget sama aku. Bilangnya sayang tapi ternyata ahjussi malah mau membunuhku. Aku salah apa sih sama ahjussi? Aku sudah jadi anak yang baik. Apa ahjussi hanya pura-pura saja menyayangiku?"
Mark memijit keningnya mendengar ocehan cerewet dari gadis manis itu. Mark itu orangnya sabar dan gak mudah marah tapi kalau untuk menghadapi Haechan kayaknya beda lagi.
"Cepat tidur atau aku pergi dan biarkan saja orang yang di sana itu duduk dan melecehkanmu"
Haechan merinding saat Mark menunjuk salah satu penumpang yang tampangnya sangat mesum. Dari tadi terus saja menatap Haechan seolah-olah Haechan yang akan jadi mangsanya.
"Gak mau"
"Kalau begitu cepat tidur"
Haechan dengan tidak semangat menganggukan kepalanya. Dia mencari posisi yang nyaman buat tidur yaitu bersandar di pundaknya Mark.
💗💗💗
Setelah melewati perjalanan yang lama akhirnya Mark dan Haechan sampai juga ke tempat tujuan. Mereka berdua lagi berada dalam taxi menuju kediamannya orang tua Mark. Disepanjang jalan Haechan tidak bisa berhenti mengagumi keindahan kota kelahirannya Mark.
"Thank you"
Mark membawa kopernya dan koper milik Haechan sementara gadis itu sudah dengan semangatnya memasuki kediaman orang tua Mark. Sampai tidak mempedulikan satpam yang berjaga di posnya.
"Selamat datang tuan muda"
Satpam, supir, dan pelayan di rumahnya orang tua Mark itu bisa berbahasa korea karena memang mereka semua belajar dari sang pemilik rumah. Tidak tahu juga sih kenapa tapi itulah yang ada.
Si satpam mau membantu Mark membawakan kopernya tetapi Mark menolaknya. Mark masih kuat membawa kedua kopernya dan Haechan.
Mark dan Haechan disambut oleh para pelayan di sana yang berdiri dengan rapi di depan pintu.
"Biar saya saja tuan"
Salah satu butler di sana mengambil kedua koper Mark dan membawanya ke atas dimana Mark dan Haechan akan beristirahat nanti.
"Wah Haechannie makin imut saja ya"
Haechan jadi malu dipuji sama calon mertua sendiri. Haechan tentu saja mengenal orang tua Mark karena mereka sering berkunjung ke Korea dan Haechan itu sudah sangat akrab dengan ibunya Mark. Bisa dilihag dari keduanya yang sedang berpelukan dengan erat.
"Daddy pikir kau bercanda saat bilang mau membawa Haechan kemari?"
Ayah Mark mendekati kedua wanita yang sedang berpelukan itu. Lalu dia mengelus dengan lembut surai Haechan.
"Dia akan sangat berisik jika ditinggal. Lagipula aku sudah berjanji padanya untuk membawa dia jalan-jalan saat libur musim panas"
"Jadi ahjussi terpaksa gitu membawaku kemari? Kalau memang gak mau ya tidak usah mengajakku saja"
Haechan melipat tangannya di depan dada. Matanya membulat lucu menatap Mark menunjukkan kemarahannya yang malah berakhir menjadi tingkah yang menggemaskan.
"Kalau begitu kau balik saja lagi ke Korea. Aku gak masalah dengan itu"
"Ish ahjussi dasar jahat. Aku marah sama ahjussi"
"Haechan sayang jangan marah-marah ya. Lebih baik kamu istirahat saja. Kalian bawa Haechan ke kamarnya"
Maid di sana mengangguk mengerti dan mengantarkan Haechan ke kamarnya. Haechan mau menolak karena dia masih mau berbicara dengan Mark. Tetapi gak enak juga sama orang tua Mark.
"Sepertinya akan banyak cerita yang siap kau sampaikan Mark"
Mark menggaruk tenguknya melihat senyum jahil dari ayahnya. Tahu aja kalau Mark banyak cerita yang ingin dia bagikan pada orang tuanya.
"Ceritanya nanti saja. Kamu juga istirahat Mark"
"Baik mommyku sayang"
Mark memeluk ibunya sebelum dia pergi ke kamar. Kalau dicium Mark itu gak mau lagi. Maunya cuma dicium sama Haechan saja.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
Hayran Kurgu[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee