Besok harinya Mark kembali bangun pagi seperti kemarin. Kali ini Mark mau membangunin Haechan sekaligus mengecek keadaannya karena semalam mereka berdua itu pulang kehujanan. Mark gak bawa mobil dan lebih memilih angkutan umum saja. Terus karena cuaca yang panas Mark maupun Haechan hanya memakai pakaian yang tipis. Mereka berdua tidak tahu jika pulangnya malah hujan.
"Dia masih tidur"
Mark duduk di pinggiran tempat tidur dengan mengecek suhu badan Haechan.
"Tidak panas"
Untunglah Haechan tidak demam. Biasanya itu anak tidak bisa kena air hujan sedikit saja langsung sakit. Mark menatap lekat wajah damai Haechan yang lagi tidur. Melihat Haechan yang tidur dengan nyenyaknya Mark jadi gak tega buat bangunin. Tangan Mark yang berada di kening Haechan kini beralih menelusuri wajah manis Haechan.
Mark tidak pernah bosan melihat wajah manis itu. Mark selalu ingin melihatnya. Bagaimana gadis kecilnya dulu yang suka merengek manja kepadanya kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik.
"Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang anak kecil bisa terus mengikatku? Semua dalam dirimu sudah bagaikan narkoba yang membuat candu"
Tangan Mark kini berada di pipi gembul Haechan. Mark sangat suka saat pipinya itu. Sangat lembut dan kenyal. Membuatnya tidak sadar mencubit pipi Haechan.
"Eunghh"
Haechan yang merasa terganggu menyingkirkan tangan Mark. Tetapi Mark malah kembali menyentuh pipi Haechan dan mencubitnya kembali. Bahkan kali ini lebih kuat dari sebelumnya.
"Sakit"
Haechan dengan terpaksa membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Mark yang sedang tersenyum manis kepadanya.
"Bangun putri tidur. Apa perlu aku menciummu?"
Mark mendekatkan wajahnya dan mencuri kecupan di bibir Haechan. Haechan yang masih belum sadar sepenuhnya cuma bisa terdiam.
"Ahjussi kenapa ada di kamarku?"
"Aku mengkhawatirkan keadaanmu. Semalam kan kita pulang kehujanan. Apa kau merasa baik-baik saja?"
Mark membantu Haechan yang ingin duduk. Kini keduanya duduk berhadapan dengan wajah Mark yang begitu dekat dengan wajah Haechan.
"Sebenarnya kepalaku sedikit pusing ahjussi"
Dari semua bagian tubuhnya yang paling cepat bereaksi saat terkena hujan adalah kepalanya. Haechan menyadari itu dan semalam dia mencoba sebisa mungkin menutupi kepalanya.
"Kalau begitu kita di rumah saja hari ini. Kau bersihkan diri saja dulu sebelum sarapan. Aku akan meminta obat pada mommy"
Mark mau beranjak dari kamar Haechan mau menemui ibunya buat meminta obat. Tetapi Haechan mencegatnya.
"Kemari ahjussi"
Mark patuh saja untuk mendekat. Haechan tersenyum bahagia melihatnya. Dia juga mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Mark. Hanya kecupan biasa saja tapi cukup membuat Mark terkejut.
"Sekarang kita sama"
Ingin rasanya Mark memakan Haechan sekarang juga. Anak itu begitu manis dan Mark harus bisa menahan diri agar tidak memakannya.
💗💗💗
Seperti yang Mark katakan sebelumnya dia dan Haechan hanya berada di rumah saja. Tetapi mereka tidak berdiam dalam kamar. Kedunya sedang berada di halaman belakang. Mark lagi minum teh bersama kedua orang tuanya. Sedangkan Haechan berada dalam rumah kaca yang berisi kebun buah, sayur, dan bubga bersama para maid. Karena mereka bisa berbahasa korea memudahkan Haechan berkomunikasi dengan pelayan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
Fanfiction[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee