Haechan hanya bermalas-malasan di apartemen tanpa melakukan apapun. Dia cuma sendirian di apartemen karena Mark baru saja pergi bertemu dengan koleganya. Padahal ini hari libur tapi Mark terus saja bekerja tanpa istirahat. Jika nanti sudah menikah maka Haechan akan melarang Mark buat bekerja di hari libur.
"Aku bosan"
Haechan mengerang kesal dan melempar remot televisinya. Hari libur begini kenapa tidak ada tontonan yang menarik. Mau pergi keluar juga gak ada teman. Jaemin sama Renjun katanya lagi kencan sama pasangan masing-masing. Haechan merasa hidupnya kurang beruntung. Padahalkan dia dan Mark hubungannya sudah ke jenjang lebih serius tapi kenapa Haechan seperti gak ada punya pasangan.
"Dasar ahjussi menyebalkan. Tunangan cantik begini ditinggal sendirian di apartemen. Untung aku sayang banget sama dia"
Haechan terus saja mendumal kesal. Otaknya bekerja dengan keras untuk mencari kegiatan yang menarik baginya.
"Aku ke apartemennya Jinyoung aja. Ahjussi juga gak akan tahu"
Haechan melompat dari sofa dan berlari ke kamarnya untuk mengganti baju santainya. Haechan itu cuma memakai tanktop sama celana pendek dan itu tidak mungkin dia biarkan buat keluar. Bisa-bisa dia dimarahin sama Mark.
Haechan mengganti pakaiannya dengan sweater rajut yang tidak begitu tebal dan celana pendek selutut yang tidak sependek sebelumnya. Haechan menatap pantulan dirinya dari balik cermin dan tersenyum senang melihat dirinya yang tetap cantik memakai apapun itu. Pantesan aja Mark gak bisa berpaling dari yang lain. Kemudian Haechan mengambil ponselnya dan melangkahkan kakinya keluar dari apartemen.
"Bukankah dia wanita yang semalam?"
Haechan melangkahkan kakinya ke depan apartemen Jinyoung melihat wanita yang semalam berada di depan pintu.
"A-annyeonghaseyo"
Wanita itu menoleh dan menatap bingung sama Haechan yang baru saja menyapanya. Sebenarnya sih tidak yakin juga jika Haechan menyapanya tapi tidak ada orang lain selain mereka berdua.
"Ah iya annyeonghaseyo"
Haechan seperti pernah melihat wanita tersebut tapi Haechan tidak ingat kapan melihat wanita tersebut. Tidak beda jauh dengan Haechan, Jihoon yang keluar ingin membeli kue buat Jinyoung juga merasa tidak asing dengan Haechan. Jihoon mau membeli kue sebagai tanda terima kasih buat Jinyoung.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Jihoon memastikan.
"Sepertinya begitu. Oh iya apa Jinyoung ada di dalam? Benarkan ini apartemen Jinyoung?"
"Ah iya ini apartemen Jinyoung. Tapi anak itu tidak ada sekarang. Dia pulang ke rumah orang tuanya"
Keberuntungan memang tidak berada dipihak Haechan sekarang ini. Untuk bertemu dengan Jinyoung saja tidak bisa.
"Apa kau adalah teman Jinyoung?"
"Iya, saya teman sekelasnya Jinyoung. Kalau anda siapanya Jinyoung? Pacar kah?"
Haechan merasa lidahnya terlilit bicara formal begini. Dia kan biasanya bicara non formal meski itu lebih tua darinya seperti sama Mark dan Lucas.
"Jangan formal begitu padaku. Panggil saja aku eonnie karena aku lebih tua darimu dan aku bukanlah pacarnya Jinyoung. Aku hanya tetangganya dari kecil"
"Baik eo-eonnie"
Jihoon tersenyum kecil melihat tingkah Haechan yang begitu lucu dimatanya. Dia merasa melihat dirinya sendiri dengan sosok Haechan itu.
"Namaku Jihoon"
"Haechan"
Haechan dan Jihoon berjabat tangan dengan saling melemar senyum manis satu sama lain. Rasanya masih sedikit canggung buat keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
أدب الهواة[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee