Haechan bosan tinggal sendirian di apartemen menunggui Mark yang belum juga pulang dari kerjaannya. Haechan sudah beberapa kali memanggil dan memberi pesan tapi tidak ada satu pun yang Mark jawab.
"Ahjussi ke mana sih belum pulang juga?"
Haechan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam. Biasanya Mark paling lambat pulang pukul 8 malam tapi ini melebihi waktu pulangnya. Kalau pun Mark memang masih banyak kerjaan yang diurusin ya beri tahu Haechan dulu setidaknya.
"Aku akan ke kantornya"
Haechan ke kamarnya dan mengambil mantelnya sebelum pergi. Udara malam itu dingin, takutnya nanti malah masuk angin.
"Siapa?"
Haechan terkejut melihat seorang laki-laki yang tidak dikenalnya berada di depan apartemen. Di lihat dari pakaiannya laki-laki tersebut seperti seorang kurir.
"Apa anda Haechan?"
"Iya saya Haechan. Ada apa ya?"
Haechan bingung laki-laki tersebut memberikan sebuah bingkisan paket kepadanya.
"Ada paket untuk anda dan pengirimnya bilang anda harus memakainya sebelum pergi"
Haechan semakin bingung. Siapa yang mengiriminya paket pada malam hari seperti ini. Terus dari mana orang tersebut tahu dia akan pergi.
"Siapa yang mengirimnya?"
"Maaf saya tidak bisa mengatakannya"
Haechan menatap menelisik ke arah kurir tersebut. Namun kurir tersebut tetap tenang tanpa merasa sedikit pun terintimidasi.
"Kalau begitu aku tidak mau memakainya"
"Saya harap anda mau mendengarkan saya. Sebab supir yang mengantar anda sudah menunggu lama"
Haechan semakin dibuat bingung. Sebenarnya ada apasih. Ada seseorang yang mengiriminya paket dan ingin dia memakainya. Kemudian dia juga sudah menyiapkan mobil untuk Haechan.
Haechan jadi curiga kalau orang tersebut adalah penjahat yang akan menculiknya.
"Kenapa aku harus mendengarkanmu? Aku saja tidak tahu siapa yang mengirim paket ini dan kau mungkin saja kerjasama dengan si pengirim untuk menculikku kan? Kau pasti orang jahat yang lagi menyamar"
Haechan itu kebanyakan nonton drama. Kalau memang mau menculik ya sudah dari tadi si kurir menculiknya.
"Jika saya ingin menculik anda sudah dari tadi saya lakukan. Saya permisi"
Kurir tersebut akhirnya pergi. Haechan menatap paket yang dikirim untuknya itu. Haechan takut gimana kalau paket itu isinya bom. Dengan tangan yang gemetaran Haechan membuka paketnya.
"Eh"
Isi paket tersebut bukanlah bom seperti bayangan Haechan melainkan sebuah gaun hitam yang cantik. Selain itu ada juga aksesoris seperti gelang dan choker yang semakin menyempurnakannya.
"Apa aku harus memakainya?"
Haechan berpikir sebentar karena dia masih ragu. Orang yang mengiriminya paket itu saja dia tidak tahu masa dia harus memakainya sih.
"Tapi gaunnya cantik. Aku pakai saja deh. Ahjussi pasti suka melihatnya"
Haechan segera mengganti pakaiannya dengan gaun yang barusan di berikan. Haechan melihat penampilannya sendiri di cermin full body.
"Choker"
Haechan mengambil choker hitam dan memakaikannya di leher. Haechan tersenyum senang melihat penampilannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
Fanfiction[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee