Malam harinya semua berkumpul di halaman belakang lagi barbeque party. Yang sudah punya anak lagi sibuk memanggang sedangkan pasangan yang sedang kasmaran lagi main kembang api. Lucas dan Mark tidak jadi pergi ke klub dan mereka berdua dengam susah payah membujuk pasangan masing-masing. Untunglah Jeno pulang membawa kembang api hingga Haechan dan Renjun amarahnya sedikit berkurang. Sebenarnya sih kembang api itu memang pesanan Haechan buat rencananya nanti.
"Ahjussi berikan padaku"
Haechan berseru dengan semangat melihat Mark yang menyalakan kembang apinya. Haechan membuat gerakan memutar dan lainnya dengan kembang apinya. Jaemin dan Renjun juga mengikuti gerakan Haechan. Ketiga gadis remaja itu sesekali tertawa melihatnya.
"Aku senang melihat kalian berdua bisa tertawa lagi"
Jaemin dan Renjun saling pandang mendengar ucapan Haechan barusan. Tidak lama kemudian Jaemin mengalihkan pandangannya dan Renjun hanya menundukkan kepala.
Melihat Jaemin dan Renjun begitu membuat Haechan memberikan isyarat pada Mark buat membawa pergi Lucas dan Jeno.
"Kalian berdua itu menyebalkan. Berhentilah bertengkar dan cepat baikan. Aku tidak suka melihat kalian diam-diaman. Aku lebih suka kalian saling adu mulut bertengkarnya"
Haechan dapat pelototan tajam dari Jaemin yang membuat anak itu hanya bisa tersenyum kecut melihatnya. Jaemin itu menakutkan jika sedang marah.
"Jangan melotot gitu dong. Itu Njun mau menjelaskan sesuatu kepadamu Jaem"
"Hah"
Renjun gak tahu apa-apa sama rencana Haechan. Jadi dia gak mempersiapkan apapun itu.
"Aduh jangan terlihat seperti orang bodoh gitu dong Njun. Cepat bilang sama Jaemin tentang semuanya"
Jika saja suasananya tidak lagi serius sudah Renjun masukin kembang api itu mulut Haechan yang gak bisa dikontrol.
"Iya aku mengerti dasar cerewet"
Haechan tersenyum seperti orang idiot dan memfokusnya semua indranya untuk merekam semuanya. Tidak boleh ada tertinggal sedikit pun.
"Jaemin pertama aku mau minta maaf karena sudah mempunyai perasaan pada kekasihmu. Seharusnya aku tidak terbawa perasaan sendiri"
Jaemin diam saja mendengarkan penjelasan Renjun. Raut wajahnya tidak berubah sama sekali.
"Kau tidak perlu khawatir Jaemin, aku berjanji kepada diriku sendiri akan menghapus perasaanku pada Jeno"
Renjun menatap lekat Jaemin yang juga balik menatapnya. Kedua sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum yang sudah lama tidak Renjun lihat.
"Sebenarnya aku tidak masalah dengan perasaanmu itu Renjun. Aku hanya kecewa karena kau menutupinya dariku dan juga Haechan. Seharusnya kau bilang saja padaku. Aku tidak akan marah dengan itu"
Tangan Jaemin terangkat menyentuh pundak Renjun. Kemudian dia memeluk Renjun dengan erat.
"Kau pasti merasa sakit setiap kali melihatku dan Jeno bermesraan"
"Tidak apa-apa. Aku senang kok melihatmu bahagia sama Jeno. Aku sadar jika aku bukanlah orang yang diinginkan Jeno"
Rasa sakit yang Renjun rasakan tidak sebesar rasa penyesalannya. Mendengar Jaemin tidak marah kepadanya sudah membuat Renjun senang.
"Aku terharu mendengarnya"
Haechan ikut berpelukan, kemudian dia berpura-pura menangis. Bahkan dia juga berpura-pura mengelap hidungnya. Akting yang bagus Haechan.
"Aku harap tidak ada pertengkaran lagi di antara kita"
"Jika Renjun tidak berniat menikungku maka tidak ada lagi pertengkaran"
"Yaa"
Ketiga gadis itu tertawa bersama. Inilah yang biasa mereka lakukan. Saling menjahili dan tertawa bersama.
"Aku sudah tidak memiliki perasaan lagi sama Jeno"
"Benarkah? Itu berarti ada seseorang yang sudah berhasil menggantikan posisi Jeno"
"Tentu saja. Kau pasti tau kan Jaem siapa orangnya"
Haechan dan Jaemin tersenyum seperti orang idiot bagi Renjun. Menakutkan dan tentu saja menyebalkan melihat mereka berdua.
"Para gadis ayo kumpul ke sini. Kalian hanya mau berpelukan terus tanpa mempedulikan daging yang sudah matang"
Seruan dari Doyoung membuat ketiga gadis cantik itu kembali tertawa. Mereka bertiga jalan bareng dengan senyum manis yang tidak pernah luntur.
"Jadi sudah baikan nih?"
Lucas menaik turunkan alisnya menggoda Renjun dan Jaemin.
"Gak perlu tahu" ketus Renjun.
"Bidadariku ini masih ngambek ya. Manis banget sih"
Lucas mencubit pipi Renjun yang kebetulan duduk di sampingnya. Renjun mau marah tapi mengingat banyak orang dia cuma bisa menyikut perut Lucas.
"Makannya biasa aja. Gak ada ada yang mau mencuri makananmu Haechan"
Haechan dengan mulut penuh menoleh ke arah Mark. Dengan susah payah Haechan menelan makanannya. Mark memberikan minuman buat Haechan.
"Ahjussi ini enak"
Haechan sudah lama gak barbeque party seperti sekarang. Apalagi makannya bareng dengan orang-orang yang disayangnya.
"Iya aku tahu. Tapi makannya pelan-pelan ya nanti tersedak"
Haechan mengangguk mengiyakan. Mark yang melihatnya tersenyum senang. Haechan itu kalau marah gak bisa lama-lama. Jadi Mark bersyukur Haechan itu tidak seperti Renjun.
"Makan yang banyak ya sayang. Beberapa hari ini kamu makannya sedikit"
"Iya Jeno kamu juga banyak makan ya"
Jaemin dengan senyum manisnya menyuapi Jeno. Pasangan muda itu bikin iri, apalagi Lucas yang dari tadi melirik Renjun berharap gadis itu sedikit saja memberi perhatian padanya.
"Mau juga disuapin"
Lucas menyolek pinggang Renjun yang cuma dianggan angin lalu doang sama Renjun.
"Yang sabar aja. Mungkin Renjun lagi pms"
Lucas dengan tidak semangat hanya dapat menganggukkan kepalanya. Mark hanya dapat mengelus punggung Lucas sebagai rasa prihatinnya.
Pasangan yang sudah memiliki anak hanya bisa menonton dengan nyaman kegiatan romantis anak-anaknya. Kasihan juga sama Lucas yang nasibnya ngenes banget.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
أدب الهواة[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee