Pada bingungkah dengan sikap Mark yang berubah banget sama Haechan selama ini. Ada alasan kok kenapa Mark berubah begitu. Mau tau alasannya.
"Sepertinya aku mengganggu waktumu Mark?"
"Tidak hyung, lagian ini juga waktu makan siang"
Mark duduk di depan Taeil yang memintanya untuk bertemu di cafe dekat tempat kerjanya.
"Mau pesan apa hyung?"
"Tidak Mark. Aku ke sini hanya ingin bertanya sesuatu kepadamu"
Mark mengangguk mengerti. Dia juga tidak memesa apa-apa karena tidak sopan saja baginya kalau hanya dia saja yang makan.
"Apa yang ingin hyung tanyakan?"
"Aku dan Doyoung khawatir dengan keadaan Haechan. Dia baik-baik saja kan?"
Tentu saja Taeil dan Doyoung khawatir dengan anak kesayangan mereka. Anak satu-satunya yang bandelnya luar biasa tapu selalu bisa memberikan warna baru dalam hidup Taeil dan Doyoung.
"Haechan baik-baik saja hyung. Nanti aku akan bilang padanya untuk mengunjungi kalian"
Mark merasa bersalah juga karena membuat Taeil dan Doyoung pisah sama anak kesayangannya. Padahal Mark tidak pernah meminta Haechan untuk tinggal bersamanya. Anak itu sendiri yang ingin tinggal bersama Mark.
"Anak itu memang nakal sampai orang tuanya sendiri tidak dikunjungi"
Mark cuma tertawa kecil mendengarnya. Haechan itu memang anak yang luar biasa.
"Aku juga ingin bertanya hal yang lain Mark"
Tiba-tiba saja raut wajah Taeil berubah serius. Mark merasa Taeil akan menanyakan hal yang serius kepadanya.
"Haechan bagimu itu siapa Mark?"
Mark tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Taeil. Karena sebenarnya Mark sendiri masih bingung jawabannya apa.
"Maaf jika pertanyaanku ini membuatmu merasa terbebani Mark. Tapi aku dan Doyoung sangat ingin mengetahuinya. Kami ingin kejelasannya untuk kebahagiaan anak kami"
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya bahagia. Semua orang tua pasti mau melihat anaknya bahagia menjalin asmaranya.
"Tidak apa-apa hyung. Kalian pasti ingin Haechan bahagia. Namun sebenarnya aku masih merasa ragu"
"Ragu akan apa Mark? Haechan dari dulu selalu ingin dekat denganmu. Sejak kecil dia selalu merengek untuk bisa bertemu denganmu. Dari kecil sampai sekarang Haechan tidak pernah berubah denganmu Mark"
Mark menghela nafasnya. Dia juga tau akan hal itu tapi tetap saja ada beberapa hal yang Mark takutkan.
"Aku mengerti itu hyung. Tapi Haechan sekarang sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Seorang anak remaja itu biasanya labil dan tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Aku takut jika suatu saat nanti perasaan Haechan berubah"
Begitulah ketakutan Mark selama ini. Mark itu adalah laki-laki dewasa yang perlu pendamping hidup. Bukan mencari seorang wanita hanya untuk dijadikannya kekasih lalu kemudian jika sudah bosan maka hubungannya putus.
"Lagi pula usiaku dan Haechan itu terpaut jauh. Mungkin saja Haechan akan malu memiliki pasangan yang jauh lebih darinya"
Permasalahan perbedaan usia juga menjadi alasan Mark selama ini. Mark sadar diri usianya itu bisa saja membuat Haechan malu nantinya.
"Haechan saja tidak mempermasalahkannya Mark"
"Bagaimana dengan hyung sendiri? Hyung mau memiliki menantu sepertiku"
Taeil terdiam bingung harus menjawab apa. Dia dan Doyoung juga sulit menerimanya meski mereka berdua telah sangat mengenal Mark.
"Jika Haechan bahagia bersamamu maka aku dan Doyoung tidak masalah. Kami hanya ingin anak kami bahagia. Tolong jaga Haechan dengan baik Mark"
Tapi Taeil dan Doyoung itu sangat menyanyangi Haechan meski anak mereka itu nakalnya luar biasa. Bagi orang tua tidak ada kebahagiaan yang lain selain anak mereka.
"Terima kasih telah memberiku kepercayaan hyung. Aku berjanji tidak akan menyakiti Haechan. Haechan juga adalah kebahagiaanku"
Taeil tau jika ada maksud lain dari perkataan Mark barusan. Mark menyampaikan secara tersirat jika Haechan adalah masa depannya yang akan dia jaga sepenuh hati.
"Aku senang Haechan menemukan orang yang tepat"
Begitulah ceritanya bagaimana Mark bisa berubah. Mark sudah berjanji kepada orang tua Haechan untuk membuatnya bahagia maka Mark akan melakukannya.
"Ahjussi persediaan susu kita sudah habis"
Haechan mengernyit melihat Mark yang sepertinya tidak mendengarkannya. Haechan melambaikan tangannya di depan wajah Mark sampai Mark tersadar dari lamunannya.
"Ahjussi melamun?"
"Tidak. Apa yang kau katakan sebelumnya?"
Mark menarik tubuh Haechan hingga gadis manis itu duduk di pangkuannya. Mark mengamati bagaimana pahatan sempurna wajah manis Haechan.
"Persediaan susu sudah habis. Kita harus membelinya dan persediaan gula sepertinya juga hampir habis. Terus apa lagi ya?"
Wajah berpikir Haechan itu sangat menggemaskan. Mark jadi tidak tahan untuk tidak menciumnya.
Cup
"Besok saja kita beli"
Mark menghujani wajah Haechan dengan kecupan-kecupan manis. Dari pipi, hidung, bibir, dan terakhir kening Haechan.
"Tapi aku mau minum susu sekarang ahjussi"
"Kau itu kan sudah punya susu sendiri. Ngapaian mau minum susu lain"
Haechan otomatis menyilangkan tangannya di depan dada mendengar ucapan Mark barusan.
"Ahjussi mesum"
Haechan memukul dada Mark dan ingin lepas dari pangkuan Mark tapi nyatanya laki-laki yang lebih tua itu memeluk pinggang ramping Haechan dengan erat.
"Aku hanya bercanda. Sekarang duduklah dengan tenang sebelum aku benar-benar memakanmu"
Haechan merinding merasakan hembusan nafas Mark yang hangat menerpa kulit lehernya. Kemudian Haechan merasakan telinganya yang digigit lembut oleh Mark. Membuat Haechan merasa bergetar diseluruh tubuhnya.
"Ahhh ahjussi be-berhenti mmhhh"
Mark tidak hanya mengigit tapi lidahnya juga ikut bermain dengan telinga Haechan. Tangannya dengan gerakan lembut menelusuri punggung Haechan. Membuat Haechan resah dan ingin lepas dari pangkuan Mark secepatnya agar Mark tidak melakukan hal yang lebih lagi kepadanya.
Mark berhenti melakukan aksi bejatnya itu. Dia memperhatikan Haechan yang nafasnya tersengal-sengal akibat perbuatannya. Padahal Mark tidak mencium gadis manisnya itu tapi sepertinya Haechan menahan nafasnya selama Mark bermain dengan telinganya.
Mark dengan masih memangku Haechan berdiri dan membawa Haechan seperti koala ke kamarnya. Sampainya di kamar Mark membaringkan tubuh keduanya dan memeluk Haechan dengan erat.
"Jangan pernah pergi dariku Haechan"
Jantung Haechan memacu dengan cepat mendengarnya. Perasaan senang menjalar disekujur tubuhnya. Mark memang tidak menyatakan cinta kepadanya tapi Haechan dapat merasakan maksud lain dari ucapan Mark barusan.
"Aku sangat menyayangi ahjussi jadi tidak mungkin aku meninggalkan ahjussi"
Mark tersenyum manis mendengarnya. Dia mencium dengan lembut bibir Haechan dan menyalurkan semua perasaannya. Keraguan Mark selama ini sepertinya sudah mulai hilang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi ✔
Fanfiction[Genderswitch] "Ahjussi saranghaeyo" "Dasar bocah nakal" Ini ceritanya Haechan sama ahjussi kesayangannya Mark Lee