My Bad Prince | Chap 6 - Don't Touch Me!

31.5K 1.8K 45
                                    

Cassey segera berdiri dan merapikan pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cassey segera berdiri dan merapikan pakaiannya. Ia enggan menatap Liam karena ia yakin, pipinya pasti memerah.

Liam terkekeh ketika melihat Cassey yang sedang menahan malu. "Jadi, apa kau masih perlu uangnya?"

"Tidak perlu! Kau benar. Aku masih bisa menggunakan kakiku untuk berjalan," ucap Cassey dengan nada songong yang dibuat-buat. Semua itu hanya untuk menutupi kegugupannya. Sial ... Cassey rasa kakinya akan kapalan setelah ini.

Ketika Cassey membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh, Liam dengan usilnya menarik tangan Cassey hingga mereka kembali berhadapan. Cassey menatap Liam dengan sorot memperingati.

"Kau sedang malu? Wajahmu memerah. Aku curiga jangan-jangan kau tidak pernah menyentuh milik pria sebelumnya." Perkataan Liam terdengar seperti ejekkan.

"Lepaskan!" Cassey menepis tangan Liam yang menggenggam salah satu tangannya. "Asal kau tahu ya ... Bahkan aku pernah menyentuh yang lebih besar dari milikmu. Yang tadi itu tidak ada apa-apanya," balas Cassey dengan telak.

Fuck!

Liam benar-benar dibuat habis kesabaran. Pertama wanita itu secara terang-terangan menghina dirinya jelek, lalu ia juga bilang apartemen Liam jelek. Kemudian dia dengan berani mengejek Liam dan Kenneth sebagai pria aneh. Lantas, sekarang dia bilang milik Liam tidak ada apa-apanya? Hell! Wanita itu sepertinya memang ingin mencari gara-gara dengan Liam."

"Kau baru saja meremehkan milikku, Nona. Bagaimana jika kau merasakannya dulu sebelum kau menilainya?"

"Mau apa kau? Jangan berani macam-macam!" ucap Cassey dengan panik ketika Liam mendekatinya. Cassey mundur waktu Liam melangkah maju. Entah sudah berapa langkah Cassey bergerak, sehingga membuat pundaknya kini menyentuh dinding.

Liam menghimpit Cassey, sedangkan perempuan itu berusaha mendorong tubuh Liam. Namun, karena emosi yang memuncak pada diri Liam membuat dirinya jadi lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, Liam seakan tak terpengaruh, walaupun Cassey sudah mengeluarkan seluruh tenaganya.

"Kau mau apa?" tanya Cassey. Ia berusaha memberanikan diri untuk menatap Liam.

"Membuktikan jika penilaianmu tentang milikku adalah salah," ucap Liam dengan nada serak.

Cassey meneguk salivanya dengan susah payah. "Jangan berani sentuh aku!" ucapnya serius.

Berada di jarak sedekat ini dengan Liam membuat Cassey membeku. Ia bahkan sudah kehabisan tenaga untuk mendorong lelaki itu. Bahkan saat ini jarak mereka semakin terkikis, membuatnya kesulitan untuk bergerak.

"Jangan sentuh aku, Liam!" pekik Cassey ketika Liam memainkan jari-jarinya untuk mengusap wajah Cassey.

"Aku suka ketika mendengarmu menyebut namaku," ucap Liam. Cassey dapat melihat ada pancaran gairah dari mata Liam.

Shit, bagaimana ini ....

Ketika Liam mendekatkan wajahnya, Cassey menggelengkan kepala dengan kencang.

"Arggh! Tidak bisakah kau diam?" erang Liam karena Cassey terus menggelengkan kepalanya.

Liam menggunakan satu tangannya untuk menahan wajah Cassey. Ia semakin mendekatkan wajahnya, semakin dekat ... semakin dekat ....

"Ppfttt .... HAHAHAHAHAHA!" tawa Liam pecah begitu saja karena melihat ekspresi wajah Cassey yang terlihat begitu ketakutan ketika Liam hendak menciumnya.

Liam melepaskan Cassey dan melangkah mundur—memberikan jarak untuk mereka. Cassey menatap Liam dengan sengit.

"Kau berbicara seperti orang yang sudah sangat berpengalaman. Namun, ekspresimu menunjukkan seolah kau tidak pernah disentuh oleh lelaki mana pun sebelumnya."

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah Liam.

"Holly shit! This bitch!" erang Liam.

Tanpa memedulikan Liam, Cassey keluar dari apartemen. Beruntung ia bertemu dengan Kenneth di lift sehingga mempermudah dia mendapatkan akses untuk menggunakan benda itu. Tidak mungkin, kan, ia harus turun melalui tangga darurat di saat apartemen Liam berada di lantai dua puluh lima. Bisa-bisa sebelum sampai rumah kakinya sudah putus di tengah perjalanan.

***

Cassey terus berjalan hingga ia menyadari jika sedaritadi ada mobil sport mewah yang mengikutinya. Walaupun berada di posisi yang agak jauh, entah kenapa Cassey yakin jika mobil itu memang mengikuti langkahnya.

Dengan berani Cassey melangkah mendekati mobil tersebut dan memukul kaca bagian pengemudi. Ketika sang sopir keluar, Cassey membutuhkan waktu sekitar lima detik untuk menyadari jika ternyata yang mengikutinya adalah Liam. Cassey sangat pandai menghapal postur tubuh seseorang, sehingga walau kini Liam menggunakan kacamata hitam, Cassey tetap mengenalinya.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Cassey dengan nada tidak suka.

Liam mengendikkan bahu sebelum menjawab. "Jangan terlalu percaya diri. Aku memang harus melewati jalan ini."

Cassey memicingkan matanya untuk memperhatikan Liam. Ia tahu jika saat ini Liam sedang berusaha membohongi dirinya. "Jangan membohongiku. Kau pikir aku ini bodoh?" ucapnya.

Liam tidak menjawab, ia malah mengambil posisi bersujud dan mengangkat salah satu kaki Cassey. Ia melepaskan flatshoes yang digunakan perempuan itu. "Kakimu terluka," ucapnya.

Ya, memang benar kaki Cassey terluka. Ini semua karena ia berjalan sejauh tiga kilometer dengan menggunakan flatshoes, jadi wajar saja jika kakinya lecet.

"Ahhhh!" teriak Cassey ketika ia merasa jika tubuhnya tidak menyentuh tanah lagi.

Liam menggendongnya dan mendudukkinya di bangku penumpang bagian depan. Liam mengarahkan kaki Cassey ke arah luar dan ia hanya bisa diam ketika melihat Liam berjalan ke arah bagasi mobil untuk mengambil sesuatu. Sejujurnya Cassey sangat bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Bagaimana bisa pria semenyebalkan Liam bisa mendadak sangat perhatian seperti ini? Apa kepala pria itu habis terbentur dinding tadi, sesaat sebelum Cassey meninggalkannya?

Liam kembali tidak lama kemudian dengan membawa kotak perlengkapan P3K, ia mengambil posisi jongkok dan menarik salah satu kaki Cassey dan menempatkannya di atas pahanya.

Liam mengeluarkan air dan alkohol, lalu ia mengambil obat merah untuk dibubuhi di atas luka Cassey yang telah dibersihkan dan setelah itu ia membalutnya dengan plester.

Setelah selesai dengan satu kaki, Liam kembali melakukan hal yang sama dengan kaki Cassey yang lain. Liam mengobati Cassey tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, sama halnya dengan Cassey, ia masih sangat shock.

Setelah semuanya selesai. Liam membenarkan posisi kaki Cassey, lalu ia menutup pintu mobil dan kembali ke bangku pengemudi.

Liam menginjak pedal gasnya dengan perlahan. Cassey hanya bisa diam dan menatap lurus ke depan. Ia tidak berani menatap Liam di saat jantungnya berdebar dengan cepat karena tindakan yang baru saja lelaki itu lakukan untuknya.

"Arahkan saja jalan ke rumahmu," ucap Liam. 

_______________________

TO BE CONTINUED

Follow instagram : itsviy_ yaa💕

With love,

Itsviy (3.06.2018)

Tanggal di publish ulang : 10.11.2019

MY BAD PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang