Liam membawa Cassey masuk ke dalam mobil dan mendudukkannya di bangku samping pengemudi. Kemudian ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mesin lalu menjalankannya dengan kecepatan sedang.
"Kau mau membawaku ke mana?" tanya Cassey ketika ia sudah bisa mengembalikan fokus. Tadi ia merasa sangat pusing karena Liam menggendongnya dengan posisi kepala yang berada di punggung pria itu.
"Sekarang kau tinggal di mana?" Bukannya menjawab, Liam malah bertanya balik.
"Tidak jauh dari sini," jawab Cassey.
"Arahkan saja ke mana aku mesti mengantarmu," ucap Liam.
Deg. Cassey merasa seperti de javu.
"Bukannya seharusnya kau sedang menghabiskan malammu dengan jalang tadi?" tanya Cassey ketika ia teringat akan kejadian beberapa saat lalu.
"Aku tidak suka, bibirnya terasa seperti saus tomat di Mc'Donald," jawab Liam dengan santainya.
Huek! Kenapa pria ini selalu saja asal ceplos jika berbicara? Apakah dia tidak bisa menyaring kata-katanya? Huh, menyebalkan!
"Abaikan saja pertanyaanku tadi. By the way, kenapa kau menyusulku?"
"Memangnya kau pikir aku tega membiarkan wanita sepertimu pulang sendirian?"
"Apa maksudnya 'wanita sepertimu'? Apa kau baru saja ingin memujiku cantik?"
"Kau ini, percaya diri sekali!"
"Ish, sudahlah! Akui saja jika aku ini cantik."
Liam terkekeh mendengar kepercayaan diri wanita di sampingnya itu. "Ya, benar ... kau cantik, asalkan kau mengoperasi beberapa bagian tubuhmu. Hell! Dadamu bahkan sangat kecil, apa kau tidak risi memiliki dada sekecil itu?"
Oh My God! Jika saja Liam tidak menyetir saat ini mungkin saja Cassey sudah menonjok perut bahkan wajahnya.
Cassey memilih untuk diam karena jika dia menjawab ucapan Liam, kemungkinan pria itu akan kembali mengejeknya. Untunglah sebentar lagi mereka akan sampai ke tempat tujuan.
Ketika sampai Cassey ingin segera turun tapi Liam menahannya. "Kau tidak ingin memberiku sebuah kecupan atau pelukan sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantarmu?"
"Yang benar saja? Kau ingin meminta kecupan dan pelukan dari wanita jelek sepertiku di saat kau bisa mendapatkannya dari wanita seksi yang bahkan tanpa kau suruh pun mereka mau bersujud di bawah kakimu? Are you kidding me?"
"Ah, jangan berlebihan memujiku. Aku tau, jika aku memang pintar menaklukkan banyak wanita, tapi kurasa tidak ada salahnya sesekali mencoba wanita yang berada jauh dari standarku," ucap Liam dengan santainya.
Hell!
"Sayangnya aku tidak termasuk kedalam salah satu wanita yang akan dengan mudah kau taklukkan! Bye, Liam!" ucap Cassey. Ia turun dan tak lupa untuk membanting pintu mobil tersebut.
"Cassey!" Teriak seseorang. Itu suara Lensy.
"Hai, Lensy!" sapa Cassey ketika berada tepat di hadapan Lensy. Sepertinya wanita itu juga baru pulang karena ia baru saja membuka pintu rumah tersebut.
"Kau habis berkencan dengan pria kaya raya?" bisik Lensy sembari melirik ke arah mobil Liam.
Damn! Kenapa pria itu masih berada di sana?
"Aku tidak berkencan dengannya. Pria itu menyebalkan!" ucap Cassey. Ia menarik Lensy masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.
"Kenapa kau terlihat menghindar darinya?" tanya Lensy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...