If there's a man that cries for you, then keep him.
---
"Tidak bisakah kau duduk dan diam? Lagi pula, Brianca hanya ingin berbicara sebentar dengannya. Setelah itu kau bisa bertemu dengannya sepuasmu," ucap James geram yang disusul dengan tawa Alexander.
"Jangan menertawaiku, Dad! Ini semua salahmu, harusnya sejak awal kau memberiku kesempatan untuk terlebih dahulu berbicara dengan Cassey," ujar Liam kesal.
Bagaimana tidak? Tadi, sesaat setelah Cassey sadar, Alexander menyuruhnya keluar dengan dalih pria tua itu ingin berbicara dengan Cassey berdua. Setelah Alexander selesai, barulah Liam ingin masuk. Namun, ia dihalangi oleh Brianca yang merengek agar dia duluan yang bertemu dengan Cassey. Wanita itu ingin mengucapkan terima kasih karena Cassey malam itu secara tidak langsung telah menolongnya.
Setelah 30 menit lamanya Liam menunggu, akhirnya Brianca keluar.
"Sudah?" tanya Liam yang dibalas dengan anggukkan oleh Brianca.
Liam berjalan ke arah pintu masuk setelah mengiyakan ucapan James yang ingin mengajak Brianca pulang. Namun, ...
"Liam! Bagaimana keadaan Cassey?" ujar Lensy, teman satu rumah Cassey yang tiba-tiba sudah hadir di tengah-tengah mereka. Liamlah yang memberi kabar padanya karena bagaimanapun, dari mulai Cassey menghilang, Lensy sangat khawatir dan sering menghubungi Liam untuk menanyakan kabar Cassey.
"Dia ba--"
"Kamu Lensy? Temannya Cassey?" potong Brianca yang memang masih ada di sana.
"Iya," jawab Lensy.
"Cassey tadi sempat bercerita tentangmu. Sepertinya dia ingin bertemu denganmu karena dia bilang dia pasti sudah membuatmu khawatir," ujar Brianca lagi.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Lensy cepat.
"Dia baik. Kau bisa menjenguknya. Dia ada di dalam."
"Baiklah." Lensy dengan cepat bergegas masuk ke dalam. Bahkan ia melewati Liam yang sedang berdiri di depan pintu begitu saja.
Brianca memperhatikan wajah Liam. "Kenapa dengan ekspresi wajahmu, Liam? Harusnya kau senang karena Cassey sudah sadar."
Saat ini, Liam bisa melihat jika Alexander dan James sedang menahan tawa mereka.
"Jangan hiraukan Liam, Sayang. Ayo kita pulang. Kau harus istirahat." James mengajak Brianca untuk pulang.
"Bye, Liam. Bye, Mr. Alexander, Pak Tua yang awet muda," ujar Brianca.
"Bye, Sweety," balas Alexander sambil terkekeh.
Liam menjatuhkan dirinya di lantai ketika James dan Brianca sudah mulai menghilang di belokan ujung lorong. "Kau sepertinya memerlukan kesabaran extra, Nak."
***
Setelah menunggu satu jam lamanya dan Lensy tak kunjung keluar, akhirnya Liam memutuskan untuk masuk ke ruangan Cassey tanpa harus menunggu Lensy selesai. Ketika Liam masuk, Lensy ternyata sedang duduk di sofa yang memang tersedia di kamar rawat Cassey, sedangkan, Cassey, wanita itu sedang tertidur di atas kasur rawatnya.
"Cassey tidur," ucap Lensy. "Kenapa baru masuk sekarang?"
"Dia menunggumu selesai, Nak. Namun, sudah satu jam, kau tak kunjung keluar." Alexander yang menjawab.
"Kalian berdua boleh pulang. Biar aku yang menjaganya. Sepertinya kalian butuh istirahat," usir Liam secara tidak langsung.
"Ck! Bilang saja kau ingin berduaan dengannya, kan?" tuduh Lensy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...