|FINNISHED| • MASIH LENGKAP
DON'T COPY MY STORY!
***
Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...
"WHAT ARE YOU GUYS FUCKING DOING?!" teriak Jessica.
Liam menolehkan kepalanya menghadap Jessica dan memasang ekspresi bingung sebelum berkata, "Harusnya aku yang bertanya, sedang apa kau di sana? Mencium lantai?"
"Liam!!! Stop!!!" rintih Cassey kembali.
"Liam! Apa yang kaulakukan? Berdiri!!!" perintah Jessica pada Liam tanpa menghiraukan rasa sakit di tubuhnya.
"Mengecup leher kekasihku. Memangnya ada yang salah?" ucap Liam sembari berdiri dan kemudian ia mengulurkan tangan untuk membantu Cassey, tapi tentu saja, Cassey menepis bantuan Liam tersebut.
"Tentu salah, Liam! Kekasihmu itu aku, bukan wanita jalang ini!" teriak Jessica sembari menatap tajam ke arah Cassey.
"Really? Kau kekasihku? Sejak kapan?"
"Sejak kecil! Apa kau lupa jika kau telah berjanji padaku jika suatu saat nanti kita akan menikah dan hidup bahagia selamanya?"
Hoam!
Cassey menguap melihat drama yang sedang tersiar di depan wajahnya. Sungguh! Cassey muak.
"Kekasihku mengantuk karena mendengar celotehanmu. Sebaiknya kau keluar lagi saja."
"Liam! Kau mengusirku? Seharusnya kau mengusir wanita itu bukan aku!" protes Jessica.
"Ck! Lanjutkan saja perdebatan kalian. Bye!" ucap Cassey sembari berjalan ke arah pintu keluar. Namun, belum sempat dia benar-benar melarikan diri, Liam lebih dulu menangkap dan menggendongnya masuk kembali ke dalam kamar pria itu.
"Liam!" protes Cassey ketika Liam membawa ia kembali ke atas kasur. Lalu, pria itu memposisikan badannya tepat di atas Cassey.
"Menikahlah denganku!" ucap Liam, seperti sebuah perintah.
Cassey memiringkan kepalanya dan menatap Liam tajam. Apakah pria itu baru saja melamarnya?
"Menikahlah denganku, Cassey!" ucap Liam sekali lagi.
"Apa kau sedang mabuk?"
Banyak sekali umpatan yang ingin keluar dari mulut Cassey. Namun, entah kenapa malah pertanyaan itulah yang keluar dari mulutnya.
"Kau ingin aku menikah denganmu? Apa kau sudah gila? Atau jangan-jangan kau memang sudah menyukaiku dari dulu?"
Lagi-lagi Liam menggeleng. "Tidak. Hanya saja, cuma kau satu-satunya wanita yang memiliki utang yang banyak denganku."
"Sebelumnya kau memintaku untuk menjadi kekasih pura-puramu, sekarang kau memintaku untuk menikah denganmu? What the hell are you talking about? What is the relation between debt and marrying you?"
