"Kau sudah mendapatkan informasi yang kuinginkan, Ken?" tanya Liam ketika dia baru saja memasuki ruang kerja. Tadi sebelum dia menuju ke perusahaan, dia menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Michelle. Jika ada masalah, Liam selalu mampir dan bercerita di sana. Baginya, tak ada orang yang mampu mendengarkan ceritanya sebaik Michelle. Walau kini, Michelle tak bisa memberi berbagai macam saran lagi pada Liam, tapi Liam tetap menganggap Michelle adik sekaligus teman curhat terbaik yang pernah ia punya.
Liam duduk di kursi dan di hadapannya sudah ada Kenneth yang baru saja meletakkan sebuah map berwarna coklat di atas meja. "Kau pasti tidak menyangka dengan informasi yang kami peroleh, Boss."
Liam jadi semakin penasaran tentang informasi apa yang didapatkan oleh para orang-orang kepercayaannya. Liam mengambil map tersebut dan mengeluarkan isinya. Dia memperhatikan dengan sangat teliti setiap lembar demi lembar yang ada di dalam sana. Liam membelalakkan mata ketika dia membuka bagian terakhir. Di sana terlampir foto Cassey dan juga Wilco.
Walaupun Cassey terlihat tersenyum di foto itu, tapi, Liam bisa menyadari jika sepertinya ada yang salah. Wanita itu terlihat tidak bahagia. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri jika Liam merasa kecewa. Ternyata Cassey memiliki hubungan dengan Wilco. Yah, walau sebenarnya ia sudah menduga, tapi entah kenapa Liam merasa sangat kecewa karena ternyata prediksinya benar.
Kendati Liam belum mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya, tapi tetap saja, mengetahui Cassey ternyata dekat dengan Wilco membuat Liam harus mewaspadai wanita itu. Rasa benci Liam pada keluarga Wilco membuat ia seolah buta sehingga tidak bisa memandang mana yang benar dan mana yang salah.
Liam sudah telanjur sangat membenci Wilco, termasuk keluarga bahkan orang terdekatnya sekalipun, tak peduli jika orang tersebut tidak memiliki niatan buruk. Bagi Liam, semua orang yang memiliki koneksi dengan Wilco adalah orang yang jahat.
"Apa kau yakin masih mau mempekerjakannya, Boss?"
"Ya, biar saja. Kalau memang dia memiliki keterkaitan dengan Wilco setidaknya dengan begitu aku akan semakin mudah membuat Wilco menampakkan diri."
Liam memang ingin sekali melihat wajah Wilco. Ia ingin bertemu langsung dengan pria tua itu. Bahkan dia berniat untuk menghajar Wilco dengan tangannya sendiri.
"Tapi Boss, aku hanya takut jika kau berdekatan dengannya, kau akan jatuh ci--"
"AKU TIDAK AKAN PERNAH JATUH CINTA PADANYA!" teriak Liam memotong ucapan Kenneth.
Merasa jika suasana hati Liam saat ini sedang buruk, Kenneth akhirnya undur diri. Namun, sebelumnya Liam sempat memerintahkan Kenneth untuk mencari orang dan membongkar makam Demon.
Liam tidak akan bisa tenang jika dia belum mengetahui dengan pasti bahwa iblis yang pernah menganggu kehidupan keluarganya benar-benar sudah mati atau dia masih hidup. Liam berjanji pada dirinya sendiri bila Demon masih hidup, Liam sendirilah yang akan mencari dan membuatnya menderita.
***
Keesokan harinya,
"Fuck you, Liam!" batin Cassey.
Bagaimana bisa pria itu dengan teganya memberikan pekerjaan Office Girl pada dirinya? Di perusahaan sebesar ini, apa bahkan tidak ada lowongan yang kosong lagi selain Office Girl?
Cassey merasa dipermainkan oleh pria itu. Cassey sangat yakin jika sebenarnya Liam memang mau mengerjai dirinya. Lelaki tersebut memang selalu bertindak sesukanya.
Jujur ... Cassey sebenarnya tidak ingin melamar di tempat Liam. Bahkan, Lensy dan Deric pun sudah berjanji bahwa mereka akan membantu Cassey mencari pekerjaan, tapi mengingat perintah Liam waktu itu, rasanya sangat mustahil jika ada orang yang mau mempekerjakan Cassey.
Kalau Cassey tidak bekerja, sama saja dia mencari mati, mengingat uang yang saat ini dipegangnya sangat sedikit.
"Huft!" Cassey merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku akibat terlalu lama menunduk.
Saat ini, Cassey sedang mengepel bagian lobi. Bayangkan, Cassey sudah menghabiskan satu jam waktunya hanya untuk mengepel dan pekerjaannya itu masih belum selesai. Ini semua karena para pekerja di sini tidak tahu etika.
Bagaimana bisa mereka dengan teganya berjalan di tempat yang baru Cassey bersihkan tanpa rasa bersalah sedikit pun? Cassey bahkan harus berulang kali membersihkan lantai tersebut.
"Arghh! Tidak bisakah kau melihat jika aku sedang membersihkan lantai ini?" protes Cassey ketika sekian kalinya ada orang yang menginjak tempat yang baru saja dibersihkannya.
Orang tersebut mengabaikan Cassey. Dia terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun.
Cassey yang kesal akhirnya mengeluarkan umpatannya. "Dasar orang tidak beretika!"
Saking kesalnya, Cassey tidak sadar jika dia sedang berteriak dan membuat semua orang yang ada di sana terdiam dan memandang ke arahnya. Mereka semuanya memasang ekspresi khawatir.
Kenapa? Memangnya ada yang salah dengan perkataannya?
"Oh, shit! Matilah aku!" ucap Cassey sangat kecil seolah berbisik pada dirinya sendiri. Cassey mendadak mengerti kenapa orang-orang tersebut memberinya tatapan khawatir.
Ternyata orang yang baru saja ia teriakki adalah pemilik perusahaan ini, Liam.
"Apa kau baru saja berbicara padaku?"
Cassey hampir saja terlonjak kaget ketika Liam ternyata berdiri di hadapannya dan sedang memandangi dirinya dengan tajam.
Melihat wajah Liam membuat Cassey jadi teringat dengan tindakan Liam yang sesuka hati hingga membuatnya dipecat dan memberikannya pekerjaan yang sangat jauh dari ekspetasi Cassey sebelumnya.
"Iya, kenapa? Kau tidak suka?" balas Cassey.
Okay sip! Cassey semakin yakin jika saat ini dirinya sukses membuat orang-orang melongo melihat sikapnya yang sangat berani dengan atasan. Namun, rasa kesal Cassey pada Liam membuat ia tidak peduli kalaupun nantinya dia akan dipecat kembali dari perusahaan ini.
"Dengar ... jangan membuatku berpikiran untuk memecatmu di hari pertamamu bekerja. Bukankah kau sudah tahu jika di luar sana tidak akan ada orang yang mau mempekerjakan dirimu? Kau tidak mau mati karena kelaparan, 'kan?" ucap Liam dengan nada dingin.
Tanpa mau mendengar jawaban Cassey, Liam pergi begitu saja. Cassey yang kesal pun membanting pel yang dipegangnya.
Sebelum Liam masuk kedalam lift pribadinya, Cassey mengentakkan kakinya sembari berteriak, "Liam bajingan!"
Buk!
___
TO BE CONTINUED
Follow Instagram : itsviy_
Terima kasih.
With love,
Itsviy (25.07.2018)
Tanggal di publish ulang : 10.04.20
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...