Liam membalikkan tubuh ketika mendengar suara seseorang jatuh. Awalnya Liam berpikir jika Casseylah orang yang jatuh mengingat dia adalah wanita yang ceroboh. Namun, ternyata prediksi tersebut salah karena ternyata yang jatuh ialah ....
"Kenneth, kau tidak apa?" tanya Cassey dengan panik.
"Fuck! Siapa yang mengepel lantai ini? Aduh! Aku merasa kakiku terkilir!" rintih Kenneth.
"Tidak tahu, bukan aku!" jawab Cassey sembari membantu Kenneth berdiri. Ketika ia sedang membantu Kenneth, ia tidak sengaja menyenggol ember air yang ia gunakan untuk mengepel, sehingga membuat air kotor di dalam ember tersebut tumpah.
"Ken, kau berat sekal- eh ... eh ... aduh!"
"Aw, Cassey! Kau membuat tubuhku semakin remuk!!!" protes Kenneth karena Cassey kembali menjatuhkan tubuhnya ke lantai bertepatan dengan bokong wanita itu menyentuh lantai. Cassey juga jatuh.
Terdengar suara tawa di ruangan tersebut. Cassey benar-benar malu dengan apa yang terjadi saat ini. Ia sangat yakin jika saat ini pipinya pasti memerah sehingga tanpa sadar Cassey menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"SIAPA PUN YANG TERTAWA MAKA KALIAN AKAN AKU PECAT!"
Suasana di ruangan tersebut hening seketika setelah Liam angkat bicara.
Kenneth tersenyum puas ketika Liam ternyata membela mereka. Kenneth menjulurkan tangannya ketika Liam berjalan mendekati mereka.
"Boss ... Boss ... apa kau tidak ingin membantuku?" tanya Kenneth ketika Liam melewatinya dan malah menggendong tubuh Cassey ala bridal style.
Cassey yang menyadari jika Liam menggendong dirinya ingin sekali memberontak. Namun. rasa malunya terlalu besar, sehingga ia hanya bisa menyembunyikan wajah di balik tubuh Liam.
Rasanya ia tidak ingin menampakkan diri lagi di depan semua karyawan yang menonton aksi konyolnya tadi.
Cassey tidak tahu Liam mau membawanya ke mana. Selama di dalam lift, Liam tidak mengeluarkan sepatah kata pun, sedangkan Cassey juga memilih untuk diam. Selain karena ia malu, rasa sakit di bokongnya juga membuatnya mau tidak mau harus menggigit bibir sendiri. Ia tidak mau keceplosan mengeluh di depan Liam. Ia tidak ingin Liam menilainya lemah.
Ternyata Liam membawanya ke ruangan pria itu. Awalnya Cassey pikir Liam akan menurunkannya di sofa. Namun, ternyata dia salah. Liam malah membawanya ke sebuah kamar yang berada di balik lemari.
Kamar?
OMG!
Liam membawanya masuk ke dalam kamar!
Cassey seketika panik.
Terlebih ketika pria itu membaringkannya di atas kasur. Lalu, Liam secara perlahan membuka jas yang dikenakannya lalu beralih membuka kancing kemejanya satu per satu.
Cassey menelan salivanya dengan susah payah. "Liam, apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya dengan gugup.
Liam melihat Cassey sekilas sebelum akhirnya ia benar-benar melepas kemeja yang digunakannya hingga membuat Cassey dengan mudah melihat tubuh atas Liam secara polos.
"Jika kau berpikir aku akan menyetubuhimu, kau salah!" ucap Liam sembari melempar kemeja barunya ke arah Cassey.
Cassey menangkap kemeja tersebut dengan sigap, tapi dia tidak mengerti apa maksud Liam melempar kemeja itu dan tak lama kemudian, Liam kembali melempar sesuatu ke arah Cassey. Kali ini yang dilemparnya adalah boxer.
"Gantilah, aku tidak ingin kau sakit," ucap Liam.
Shit! Cassey baru menyadari jika ternyata pakaiannya basah. Ini pasti karena ia jatuh tepat di tempat air kotor itu tumpah.
Liam berjalan keluar setelah dia memakai kemeja dan jas yang baru untuk dirinya sendiri.
Setelah Liam keluar, Cassey berjalan ke arah kamar mandi. Namun, sebelumnya ia sempat memperhatikan sekeliling guna memastikan tidak ada CCTV yang mengintainya.
"OMG! Bagaimana caranya aku keluar dengan pakaian seperti ini?" tanya Cassey yang berbicara sendiri ketika ia memperhatikan pantulan dirinya di cermin.
Setelah meyakinkan diri berulang kali, akhirnya Cassey memutuskan untuk menemui Liam. Cassey membuka pintu penghubung antara kamar tersebut dengan ruang kerja Liam.
"Li--"
Cassey terdiam ketika menyadari jika ternyata Liam sedang tidak seorang diri di ruangan tersebut. Melainkan ada seorang pria yang terlihat sudah cukup tua sedang duduk di hadapan Liam dan sekarang pria tua itu kini menatap ke arah Cassey.
"Masuklah, Cassey!" ucap Liam dengan nada yang sangat rendah. Ucapannya lebih terdengar seperti sebuah perintah.
Cassey yang menyadari jika pria tua tersebut terus menatap kepahanya pun akhirnya menuruti perintah Liam. Ia kembali masuk ke dalam kamar tersebut.
Disisi lain ....
Liam mengepalkan tangannya dengan sangat erat. Sial! Kenapa hatinya terasa sangat panas ketika melihat pria lain menatap Cassey seolah Cassey adalah santapan yang sangat menggiurkan.
"Wanitamu?" tanya pria itu.
Pria di hadapan Liam adalah pemilik lahan yang ingin Liam beli. Rencananya Liam ingin membangun sebuah club malam di lahan tersebut.
Belum sempat Liam menjawab. Pria tersebut kembali berkata, "Fine, 300 ribu dollar plus wanita itu."
"Kau menginginkannya?" tanya Liam sembari membuat sebuah seringai.
"Dia terlihat menarik."
"Ya. Dia memang sangat menarik. Kau akan puas dibuatnya," ucap Liam.
"Aku semakin menginginkannya," balas pria tua itu.
Liam memberikan sebuah kertas dan pena ke pria tersebut. "Tulis alamatmu. Nanti malam akan kukirim uang beserta wanita itu ke rumahmu."
"Jadi kau setuju dengan penawaranku?"
"Tentu. Lagi pula, aku tidak membutuhkan wanita itu lagi."
___
TO BE CONTINUED
Follow instagram : itsviy_
Terima kasih.
With love,
Itsviy (30.07.2018)
Tanggal di publish ulang : 10.04.20
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...