My Bad Prince | Chap 35 - Hi, Beautiful

19.5K 1.1K 31
                                    

"Katakan, siapa atasanmu?" tanya Liam pada satu orang yang menjadi tahanannya.

"Cassey."

"Bohong! Katakan yang sejujurnya, siapa atasanmu?" Liam semakin menekan pisau yang ada digenggamannya ke leher tahanan tersebut.

"Cassey," jawabnya lagi.

"JANGAN MEMBOHONGIKU!"

"Aku tidak membohongimu."

Sret!

"Boss, apa yang kau lakukan? Kau membunuhnya!" Kenneth menahan tubuh tahanan yang mulai melemah itu.

"Aku tidak membutuhkannya lagi. Pastikan dia benar-benar mati sebelum kau membuang jasadnya," ucap Liam dengan nada rendah, setelah itu dia melangkah keluar dari ruang introgasi tersebut.

Liam sedang duduk di kursi kebesarannya ketika security di perusahaannya datang sembari membawa sebuah amplop berwarna coklat. "Ada kiriman untukmu, Tuan."

Ketika security-nya sudah keluar dari ruangan Liam, pria itu membuka paket yang diberikan tadi. Liam menggenggam isi paket itu dengan sangat kencang. "Berengsek!" umpat Liam sembari merobek kertas tersebut.

Liam mengambil ponsel dan menghubungi Kenneth. "Hentikan semua pencarian yang berhubungan dengan Cassey," ucapnya dengan tegas. Ia juga langsung memutuskan panggilan tersebut tanpa mau menjawab pertanyaan dari Kenneth.

***

"Oh man! Awalnya kupikir kau tidak akan menjejakkan kakimu lagi di sini."

"Shut the fuck up, A! Aku sedang malas bermain-main untuk saat ini."

"Chill, bro! Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya ingin menemanimu." Axel mengambil posisi duduk di samping Liam. "Kau terlihat kacau, Man."

Saat ini penampilan Liam memang terbilang kacau. Rambut berantakan, kemeja kusut serta bau asap rokok semakin memperburuk keadaannya. Pikiran yang tak fokus tidak memberi Liam kesempatan lagi untuk memikirkan penampilannya.

Dua botol wine sudah habis ia teguk. Namun, sepertinya belum memberikan efek yang memuaskan, sehingga Liam harus memesan satu botol lagi. Axel yang menyadari jika itu bukanlah kebiasaan Liam akhirnya kembali membuka mulut. "Sepertinya kau sedang ingin melupakan masalahmu. Am I right?"

Liam tidak menjawab. Ia kembali meneguk minuman beralkohol tinggi itu. "Sial! Mark lagi-lagi membuat kekacauan di kelabku. Aku akan mengurusnya sebentar," ujar Axel tiba-tiba.

Liam dan Axel sedang berada didalam ruangan VVIP yang memang biasanya menjadi tempat favorit Liam dan para sahabat ketika sedang berkumpul. Ruangan VVIP itu dibatasi oleh sebuah kaca yang bisa tembus jika dilihat dari dalam, tapi orang dari luar tidak bisa melihat ke sini, sehingga Axel masih bisa memantau keadaan kelabnya, walau ia sedang berada di ruangan ini.

"Kurasa kau memerlukan wanita untuk menghiburmu, apa kau ingin kupanggilkan mereka ke sini?" tanya Axel sebelum ia benar-benar meninggalkan Liam.

Liam menganggukkan kepalanya sekilas. Ia berharap dengan kehadiran para wanita seksi di sekelilingnya bisa membantu dia melupakan sejenak masalah ini.

Ketika Liam ingin meneguk kembali minumannya, dua orang wanita seksi yang belum pernah dilihat Liam sebelumnya masuk ke ruangan itu dengan senyum merekah. "Hai, tampan," sapa mereka.

Liam hanya melihat mereka sekilas sebelum kembali meneguk minumannya. Dua wanita seksi itu mengambil posisi duduk mengapit Liam. Liam hanya diam saja, bahkan ketika para wanita itu mengajaknya mengobrol dan meraba tubuhnya, pria itu tetap diam.

"Siapa namamu?" tanya wanita berbaju merah yang duduk di sebelah kiri Liam. Sepertinya dua orang yang didatangkan oleh Axel merupakan pegawai baru dikelab tersebut karena mereka tidak mengenal Liam. Padahal Liam adalah salah satu pemegang saham di kelab ini.

Merasa pertanyaannya diabaikan oleh Liam, perempuan itu menakup wajah Liam dan mencium bibir Liam begitu saja. Liam tidak membalas ciuman itu. Namun, ia juga tidak menolaknya. Liam berusaha menikmati permainan dua wanita itu, tapi semakin Liam membiarkan mereka menguasai tubuhnya, semakin Liam merasa risi.

Sepertinya keputusan Liam mendatangkan wanita sebagai penghiburnya merupakan keputusan yang salah karena bukannya melupakan, Liam malah semakin mengingat orang yang seharusnya ia lupakan saat ini.

Liam tiba-tiba saja berdiri. Ia mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang lalu melemparkannya pada dua wanita itu. "Kau mau ke mana? Kita bahkan belum memulainya," tahan wanita berbaju silver yang tadi duduk di sebelah kanan Liam.

"Lepaskan!"

"Tidak mau! Jika kau pikir kami mau menukar tubuh kekarmu itu dengan uang maka kau salah! Kami mau menikmati tubuhmu, bukan uangmu!" bisik wanita itu tepat di telinga Liam. Bahkan kini wanita itu berani menempelkan tangannya di dada Liam.

"Jangan membuatku ingin melakukan hal kasar padamu!" ucap Liam dingin. Ia juga menyentak tangan wanita itu dengan kuat hingga membuat tubuh wanita itu oleng. Untung saja, wanita berbaju merah sigap menolongnya jika tidak Liam yakin wanita itu akan tersungkur di lantai.

Liam keluar dari kelab tersebut. Ia berjalan ke arah mobilnya yang terparkir.

Shit! Liam mengumpat ketika ia sudah merasa pusing mulai menyerangnya. Sepertinya efek alkohol tadi baru bekerja.

Liam mengendarai mobilnya dengan susah payah. Sudah tiga kali ia hampir menabrak pengendara lain. Dia akhirnya mengarahkan mobilnya ke pinggir jalan dan berhenti sejenak setelah diyakini jika di sana tidak ada larangan untuk berhenti.

Liam memperhatikan jalan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengingat apakah ada asetnya yang berada di daerah tempat ia berhenti saat ini.

Argh!

Liam mengerang ketika rasa pusing kembali menyerangnya. Ah! Dia ingat harus ke mana sekarang.

Liam menumpukan kepalanya ke setir. Setelah dirasa pusing yang menyerangnya tadi sudah sedikit mereda, dia melanjutkan kembali perjalanannya ke rumah seseorang.

Untunglah Liam masih bisa mengendalikan dirinya walaupun dengan susah payah sehingga ia bisa sampai ke rumah yang ditujunya dengan selamat. Liam memarkirkan mobilnya sembarang. Lalu dia turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk.

Security di sana sempat menawarkan bantuan, tapi Liam menolaknya karena ia merasa masih sanggup untuk berjalan sendiri walau sekarang dunia terasa sedikit berputar. Liam juga beberapa kali hampir terjatuh ketika melangkah.

Liam menekan bel berkali-kali.

"Sia ... Liam!"

"Hai, cantik." 

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

TO BE CONTINUED 

Follow instagram : itsviy_ biasanya aku suka kabari info seputar update/dll mengenai ceritaku disana.

Terima kasih.

With love,

Itsviy(30.08.2018)

Tanggal di publish ulang : 18.04.2020






MY BAD PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang