Cassey mengerang, sebelum akhirnya berkata, "Fine! Baiklah, kemarikan tanganmu!" perintahnya.
Liam memperhatikan tangannya. "Untuk apa?" tanya Liam, tapi ia tetap mengulurkan tangannya seperti permintaan Cassey.
Cassey menjabat tangan Liam dan ....
Cup!
Cassey memberikan sebuah kecupan di tangan pria itu.
"A kiss," ucap Cassey lalu ia tersenyum mengejek sebelum akhirnya berbalik dan meninggalkan Liam beserta Lensy yang masih membeku di tempatnya.
"Di tangan? Holy shit!" umpat Liam.
Namun, Cassey tidak memedulikan Liam. Ia terus berjalan dan masuk ke dalam kamarnya. Ia bahkan tidak segan untuk membanting pintu, tapi, sebelumnya ia sempat menjulurkan lidahnya ke arah Liam.
Shit! Melihat tingkah Cassey, Liam meradang sekaligus geli sendiri. Tidak pernah dalam sejarah hidupnya, ada seorang wanita yang memberikannya sebuah kecupan di tangan. Biasanya mereka akan memberi ciuman di bibir atau pipi, bahkan beberapa berani memberikan kiss di bagian-bagian sensitif lainnya.
Cassey berbeda. Ya, wanita itu tak sama dengan kaum hawa kebanyakan, tapi Liam sendiri belum merasa tertarik padanya. Dia tidak terlalu menyukai perempuan pembangkang dan sepertinya Cassey memiliki sifat itu. Dia lebih menyukai gadis yang lembut seperti Brianca, contohnya.
"Hei, kau melamun?"
Liam tersadar ketika wanita yang merupakan teman Cassey menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Liam.
"Maaf, kau berbicara padaku?" tanya Liam, berusaha sopan, walau kini sejujurnya ia masih memikirkan Cassey.
"Ya. Aku mau meminta maaf atas perbuatan sahabatku itu. Dia memang wanita yang cuek."
"Oh, ya? Maukah kau menceritakan sedikit tentangnya?" tanya Liam yang mulai penasaran.
"Entahlah, kami baru saling kenal, tapi dia salah satu orang terbaik yang pernah kutemui, walaupun terkadang sifatnya terlihat begitu cuek. Namun, ketika kau bisa menembus dinding hatinya, percayalah ... dia wanita yang sangat hangat."
Liam hanya menganggukan kepala untuk merespons ucapan wanita di hadapannya itu.
"Lensy, namamu?" tanya Lensy.
"Liam," balas Liam sembari membalas jabat tangan wanita itu.
"Kau ingin mampir atau langsung pulang?"
"Bagaimana jika aku menawarkan diri untuk menginap di sini?"
"Menginap?"
"Ya. Kau tahu, aku tidak mungkin membiarkan dua gadis manis seperti kalian tidur di saat pintu ruang utamanya baru saja aku dobrak, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...