My Bad Prince | Chap 27 - Calm Yourself, I'm Here!

18.5K 1.3K 75
                                    

"Liam, kita mau ke mana? Hoam! Kenapa aku jadi mengantuk sekali?" tanya Cassey heran. Entah sudah berapa kali dia menguap.

"Aku mau mengantarmu pulang," jawab Liam. Pria itu sedang mengendarai mobil, tapi fokusnya seperti lebih kepada ponsel yang ia pegang. Liam sedaritadi terlihat sibuk dengan benda tersebut.

"Tapi sepertinya ini bukan jalan ke rumahku! Hoam! Oh, astaga ... aku sangat mengantuk."

Liam membuat sebuah seringai misterius ketika melihat jika Cassey dengan perlahan menutup matanya. Obat yang diberikan Liam ternyata bereaksi dengan sangat baik di waktu yang tepat.

Liam membelokkan mobilnya untuk memasuki sebuah lorong yang menghubungkannya dengan sebuah rumah yang cukup mewah. Kalian pasti mengetahui rumah siapa itu. Yap! tepat sekali, rumah pria tua yang tadi memberikan sebuah penawaran yang cukup fantastis bagi Liam. Namanya adalah Jonathan.

Tin!

Liam menekan klakson panjang. Dalam sekejap, seorang berpakaian serba hitam yang Liam tebak adalah security rumah tersebut datang dan membukakan gerbang.

Liam memberhentikan mobil tepat di pintu masuk rumah mewah tersebut. Liam keluar dan berjalan setengah memutari mobil, lalu dia membuka pintu bagian penumpang yang di sana ada Cassey yang sedang tertidur dengan begitu pulasnya.

Liam menggendong tubuh Cassey ala bridal style. Liam terkesima ketika melihat wajah Cassey yang sedang tidur pulas dengan jarak yang begitu dekat, dia terlihat begitu cantik.

"Boss?" Suara Kenneth menyadarkan Liam.

"Kau sudah bawa uangnya, Ken?" tanya Liam.

Kenneth menganggukan kepala sembari mengangkat koper berisikan uang yang ia bawa.

Ketika Liam hendak melangkah masuk, Kenneth kembali mengeluarkan suara. "Boss, apa kau yakin akan melakukannya?"

"Tentu. Kenapa tidak?" balas Liam. Lalu ia kembali berjalan dengan mantap, memasuki rumah tersebut. Kenneth mengikutinya dari belakang disertai dua anak buah lainnya.

"Selamat malam, Mr. Wright," sapa Jonathan ketika melihat kedatangan Liam.

Liam tidak membalas sapaan pria itu. Dia hanya memberikan sebuah senyuman singkat.

"Aku sangat tersanjung ketika mengetahui kau sendiri yang turun tangan untuk mengantar uang beserta wanita yang kuinginkan," sambung pria tua itu sembari menuntun Liam masuk ke dalam ruang kerjanya.

Ketika sudah berada di dalam ruang kerja pria tua itu, Liam duduk di sebuah sofa panjang dengan Cassey yang kini berada di pangkuannya.

Jonathan duduk sedikit jauh dari Liam, sedangkan Kenneth langsung bergegas menaruh koper yang berisikan uang tepat di hadapan pria itu. Dia membuka koper pemberian Kenneth, mengangkat beberapa lembar tumpukan uang dan kembali menutup koper itu. Lalu, ia beralih menatap Cassey yang masih berada di pangkuan Liam.

"Apa dia sedang tidak sadarkan diri?" tanya Jonathan.

Liam mendongakkan kepalanya untuk menatap Jonathan. "Tidak, dia sepertinya kelelahan karena baru saja memuaskanku untuk yang terakhir kalinya. Dia wanita yang sangat jago membuat hari-harimu panas. Kau beruntung akan memilikinya sebentar lagi," jawab Liam.

Jonathan terkekeh. "Wow! Aku jadi tidak sabar untuk mencicipinya," ucapnya sambil terus terkekeh. "Mau minum?" tanyanya pada Liam.

"Damn it! Aku lupa membawa turun anggur untukmu," ucap Liam. "Kenneth, tolong ambilkan anggur yang sudah kupersiapkan untuk Jonathan, ada di mobilku."

"Baik, Boss," jawab Kenneth.

"Anggur?"

"Ya. Aku membawa anggur untukmu, anggur abad ke 19. Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah mau menjual lahan itu."

"Tapi yang kudengar, kau paling tidak mau jika ada orang yang menyentuh apalagi mencicipi anggur-anggur koleksimu," ucap Jonathan kembali.

Liam memang terkenal di kalangan para pengusaha sebagai orang yang manak mengoleksi anggur-anggur mahal.

Liam terkekeh mendengar penuturan Jonathan. "Kecuali untuk dirimu. Kau bisa juga sekalian menganggapnya sebagai sogokkan agar selalu berbuat baik pada mantan pemuasku ini."

Barulah Jonathan ingin membalas ucapan Liam, Kenneth masuk sambil membawa satu buah botol anggur. Kenneth menempatkan botol anggur tersebut di meja kerja Jonathan.

"Kalian ikut minum?"

"Ya," jawab Liam spontan.

Jonathan menuang anggur tersebut ke dalam cangkir khusus. Lalu, dia memberikan satu cangkir ke Liam dan juga Kenneth.

"Bersulang?" tawar Liam.

"Bersulang," jawab Jonathan.

"Huh, rasanya luar biasa," ucap Jonathan setelah meneguk habis anggur tersebut.

Liam tersenyum melihat Jonathan yang sepertinya sangat menyukai anggur pemberiannya.

Satu ....

Dua ....

Ti--

"Cuih!" baik Liam maupun Kenneth mereka sama-sama membuang kembali anggur yang berada di mulutnya ketika melihat Jonathan sudah mulai memegang lehernya. Ia terlihat seperti orang yang kesulitan bernapas.

"Ap-apa yang su-sudah kalian perbu-buat?" tanya Jonathan sambil terbata-bata.

"Hanya memberikan setetes racun ke dalam minuman tersebut. Benarkan, Ken?"

Kenneth terlihat tegang. "Kurasa sepuluh tetes racun lebih tepatnya, Boss."

"Ka-kalian b-benar-benar keter-laluan, uhuk ... argh! Sa-sa-sakit!" Wajah Jonathan mulai memerah, sekujur tubuhnya terasa kaku dan dalam sekejap, ia kehilangan kesadarannya dengan posisi tubuh membentur lantai.

Liam berdiri dengan membawa Cassey dalam gendongannya. "Ken, jangan lupa surat-surat lahan tersebut," ucapnya pada Kenneth, sebelum akhirnya Liam keluar meninggalkan ruangan itu.

"Bagaimana, Boss?" tanya seorang anak buah Liam. Di sana sudah terdapat kurang lebih 15 pegawai Liam yang sudah menghabisi semua pesuruh di dalam rumah Jonathan.

Liam memang sudah menyiapkan rencana tersebut dengan matang. Ini semua juga berkat bantuan James yang dahulu juga pernah dalam posisi yang sama seperti dirinya, tapi bedanya, James mencintai Brianca, sedangkan Liam tidak. Ia hanya tidak suka pria itu dengan seenaknya meminta Cassey. Memangnya dia pikir Liam mau memberikan Cassey secara cuma-cuma?

"Kalian urus semua mayat-mayat mereka. Jangan lupa rekayasa kematiannya," ucap Liam pada anak buahnya.

"Siap, Boss!" jawab mereka serempak.

Setelah itu, Liam kembali melanjutkan perjalanannya menuju mobil. Ia membaringkan Cassey kembali di bangku bagian penumpang. Namun, ketika Liam hendak pergi, tiba-tiba saja Cassey menggenggam tangan Liam.

"Tolong aku ... aku tidak ingin bertemu dengannya lagi," racau Cassey. Wanita itu sepertinya sedang mimpi buruk.

Liam mengelus puncak kepala Cassey dengan tangan satunya lagi. Lalu, ia mengecup sekilas kening Cassey dan berkata, "Calm yourself, I'm here." 

___

TO BE CONTINUED

Follow instagram : itsviy_ 

Terima kasih. 

With love, 

Itsviy (01.08.2018)

Tanggal di publish ulang: 10.04.20


MY BAD PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang