"Brie, bisakah kau membantu Cassey masuk ke mobil? Aku ingin berbicara dengan Wilco. Hanya sebentar," tanya Liam pada Brianca yang berada di sampingnya. Cassey yang merasa namanya disebut pun menoleh.
Saat ini, mereka sedang berada di pemakaman. Upacara pemakaman Wilco baru saja selesai dan sekarang yang ada di sana hanyalah Liam, Cassey, Brianca dan James. Tidak banyak orang yang ikut mengantarkan kepergian Wilco, mengingat saat ini semua anak buah Wilco sedang dalam incaran polisi, termasuk Deric yang ternyata adalah anak angkat Wilco, kembaran Demon.
Kenneth beserta sahabat Liam yang terdiri dari Michael, Daniel dan Axel juga hadir dan mengucapkan turut berduka cita atas yang terjadi pada keluarga Cassey. Namun, mereka tidak bisa berlama-lama karena Liam menyerahkan kelanjutan kasus ini pada mereka, lebih tepatnya kepada Axel dan Daniel, sedangkan Michael ditugaskan untuk mengantar Kenneth kembali ke rumah sakit karena pria itu masih memerlukan perawatan di sana. Sama halnya dengan Cassey.
Cassey yang saat ini sedang menangis sesenggukan hanya bisa pasrah ketika James membantu mendorong kursi roda yang ia duduki. Awalnya Brianca yang ingin mendorong. Namun, James yang mengambil alih dengan dalih Brianca sedang mengandung dan tidak boleh kelelahan.
Sesampainya di mobil, James juga yang membantu Cassey masuk ke dalam mobil. Cassey duduk di bagian penumpang bagian belakang, sedangkan Brianca duduk di depannya dan James di bagian pengemudi.
"Memang sakit kehilangan orang yang berarti dalam hidup kita. Namun, kita harus mengikhlaskan kepergiannya karena dengan begitu dia akan tenang di sana. Jangan menangis lagi, Cassey," ujar Brianca, berusaha menenangkan Cassey.
Sedangkan di lain sisi,
Liam mengambil posisi berjongkok dan mengusap nisan Wilco sekilas lalu ia mengusap wajahnya dengan gusar. "Hai, Wil," sapanya.
Tanpa mau berbasa basi, Liam menarik napas panjang lalu berucap. "Aku ingin menikahi anakmu, Cassey."
"Aku bukan ingin meminta izin karena dengan atau tanpa izin darimu aku akan tetap menikahinya. Lagi pula sekarang, lihatlah dirimu, kau sudah terbaring di bawah tanah dan kau tidak bisa lagi mengganggu keluargaku bahkan menganggu kehidupan Cassey lagi. Aku bersyukur atas itu," sambung Liam.
Liam berdiri, ia menatap ke arah bongkahan tanah di bawahnya. "Pergilah dengan tenang, Wil. Aku sudah memaafkanmu. Anggap saja ini adil. Cassey jadi milikku dan kau aku maafkan," ucap Liam sebelum pergi dari sana.
Cassey yang melihat Liam sedang berjalan ke arah mobil yang saat ini mereka tempati segera menghapus air matanya. Ia tidak ingin terus-terusan membebani Liam. Setelah Liam masuk ke dalam, James segera menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit karena Cassey harus kembali menjalani perawatan.
Sesampainya di rumah sakit, Liam membantu Cassey turun dan duduk di kursi roda. Brianca yang tidak ikut turun dari dalam membuka kaca mobil dan berkata, "Kami pulang, ya. Jangan menangis lagi. Besok, aku akan membawa Brian untuk menjengukmu. Kata banyak orang, melihat wajah anakku itu bisa jadi penenang hati."
Cassey sedikit terkekeh mendengar ucapan Brianca. Baginya, wanita itu terlihat sangat ceria. Cassey jadi iri melihatnya yang seolah tanpa beban, ditambah lagi Brianca memiliki James, pria itu terlihat sangat mencintai Brianca. Cassey berharap semoga kelak ia bisa mendapatkan pria yang benar-benar mencintainya juga seperti James yang mencintai Brianca.
Setelah mobil James meninggalkan perkarangan rumah sakit, Liam mendorong kursi roda Cassey untuk masuk ke dalam. Entah kenapa, Cassey merasa ada yang salah pada Liam karena pria itu hanya diam, bahkan tadi di perjalanan ia tidak mengatakan satu kata pun. Yang dilakukannya hanya membawa Cassey ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD PRINCE
Romance|FINNISHED| • MASIH LENGKAP DON'T COPY MY STORY! *** Liam Wright, 28thn, jomblo tapi tidak ngenes, pekerjaannya beragam tapi yang paling disukainya adalah menganggu para sahabatnya. Entahlah, rasanya sangat bahagia jika bisa membuat orang lain kes...