My Bad Prince | Chap 34 - I Can Finnished On My Own

19.3K 1.2K 23
                                    

Mike sudah sampai di rumah tua yang berada tak jauh dari perempatan Central Ave setelah ia menempuh perjalanan yang cukup panjang dan sangat sulit, mengingat Liam tadi dengan sengaja menggores lengan bagian atas Mike, sehingga ia kesulitan menggendarai motor.

Mike berusaha meyakinkan dirinya sendiri untuk percaya dengan perkataan Liam dan ia harus berani menghadapi apa pun yang akan terjadi ke depannya. Mike melangkah dengan gontai memasuki pekarangan rumah tersebut. "Mom, Angeline!!!" teriaknya.

"Di mana kalian? Ini Mike."

"Oh, shit!" umpat Mike ketika lima orang pria bebadan besar dengan pakaian serba hitam keluar dari dalam rumah tersebut sambil menondongkan pistol ke arahnya.

Mike mengangkat kedua tangan. "Saya Mike. Saya sudah menjalankan tugas yang diberikan," ucapnya, walau Mike berusaha tetap tenang, tapi tetap saja suaranya terdengar bergetar.

"Di mana ibu dan juga adikku?" tanya Mike ketika kelima pria berbadan besar itu sudah tak lagi menondongkan pistol ke arahnya.

Salah satu dari kelima pria itu maju mendekati Mike. "Berapa orang yang berhasil kau bunuh?" tanyanya.

Mike meneguk salivanya dengan susah payah sebelum menjawab, "Kurang lebih lima orang."

"BODOH!"

Brak!

"Arghhh!" rintih Mike ketika luka di bagian lengan atasnya terantuk ke lantai. "Ahhh! S-sakit!" teriak Mike ketika pria itu dengan teganya menginjak wajahnya dengan sepatu besar yang ia pakai. Luka yang belum kering akibat goresan yang Liam torehkan kini terbuka lagi dan darah segar kembali mengalir di sana.

Di lain sisi ....

"Sial! Dia dalam bahaya," ucap Daniel sembari melepaskan satu headset yang ia pakai dan memberikannya pada Liam. Tadi, sebelum menuju kerumah tua itu, Liam memang membekali Mike dengan sebuah kalung, di mana liotin tersebut merupakan alat penyadap suara dan Daniel-lah orang yang ditugaskan untuk mendengar setiap percakapan yang terjadi antara Mike dengan orang yang akan ditemuinya.

"S-sakit, arghhh!" Terdengar lagi rintihan Mike.

"Gunakan sniper untuk menembak mereka. Sisakan satu yang masih hidup, aku membutuhkannya untuk sumber informasi," perintah Liam melalui HT yang ada digenggamannya dan setelah perintah itu diterima, terdengar suara tembakan menggema di sana.

"Kepung mereka! Jika masih ada musuh, lumpuhkan mereka! Setelah itu bergegaslah untuk pergi dari sini secepatnya sebelum polisi datang ke tempat ini. Jangan lupa bawa Mike, keluarganya, beserta dengan satu orang yang kuberi kesempatan hidup lebih lama," sambung Liam lagi.

Mike membuka matanya ketika ia tidak mendengar suara tembakan lagi. Ia sangat kaget ketika melihat kelima pria yang tadi berdiri dengan gagahnya kini tumbang begitu saja. Hanya tersisa satu yang masih hidup, tapi dia juga tidak bisa banyak bergerak mengingat kaki dan tangannya terkena peluru yang Mike yakini berasal dari para anak buah Liam dan rombongannya.

Mike berusaha untuk berdiri. Namun, dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia tak mampu. Ia menghabiskan energi dengan menahan semua rasa sakit yang ia derita. Tanpa sadar, Mike kembali meneteskan air mata. Dengan pandangan yang buram, Mike dapat melihat jika belasan orang sudah mengepung tempat itu.

Mike berusaha menguatkan dirinya agar tetap dalam kesadaran, tapi apa daya, rasa sakit di tubuhnya benar-benar menguras tenaga. "KAKAK!!!" Mike sempat mendengar suara teriakan Angeline--adiknya--sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran.

***

"Kakak, apakah Kak Mike akan baik-baik saja? Dia tidak akan meninggalkanku seperti Mommy meninggalkanku, 'kan?" tanya Angeline pada Liam. Angeline adalah seorang anak perempuan berusia dua belas tahun. Saat ini, dia sedang menangis di pelukan Liam. Liam terus berusaha menenangkan gadis cilik tersebut.

Tadi saat anak buahnya menemukan Angeline beserta ibunya, ibunya sudah dalam keadaan kritis, begitupula dengan Mike. Liam segera membawa Mike dan juga ibunya menuju ke rumah sakit. Namun, sayang ibunya Mike tidak bisa ditolong lagi mengingat luka ditubuhnya yang begitu banyak.

Dari cerita yang diutarakan oleh Angeine, Liam menarik kesimpulan jika ibunya Angeline berusaha melindungi anak gadisnya dari kelima pria yang ditugaskan untuk mengawasi mereka. Lima pria itu hendak memperkosa Angeline. Namun, ibunya melakukan perlawanan hingga pada akhirnya ibunya diperkosa oleh kelima pria itu sebelum akhirnya disiksa dengan begitu kejinya. Mereka berlima bahkan hendak memperkosa Angeline, tapi Mike datang di saat yang tepat hingga akhirnya membuat kelima pria itu keluar untuk menemui Mike. Saat itu dimanfaatkan Angeline untuk menolong ibunya, tapi sayang segala usaha yang dikerahkan oleh Angeline belum cukup untuk bisa menghentikan pendarahan ibunya hingga ketika mereka sampai di rumah sakit, ibunya sudah dalam keadaan sangat drop akibat kekurangan darah dan dinyatakan meninggal setelah dokter mengusahakan segala yang terbaik untuknya. Sementara itu, Mike masih kehilangan kesadarannya, tetapi ia dipastikan akan bangun.

"Tenanglah, kakakmu sebentar lagi pasti sadar, percaya padaku," ucap Liam menengangkan Angeline.

Angeline melepaskan pelukannya dari Liam, ia berjalan ke arah kakaknya yang sedang terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dan menggenggam tangan kakaknya. "Kak, ayo bangun."

Liam mengelus puncak kepala Angeline. "Biarkan dia istirahat dulu, ya?" ucapnya dengan sangat pelan. Angeline menganggukkan kepala, tapi ia terus saja menggenggam tangan Mike, seolah ia sangat takut kakaknya akan pergi.

Liam menolehkan kepalanya ke arah pintu ketika terdengar suara gagang pintu yang ditekan, yang masuk ternyata Daniel. "Liam, bisakah kita berbicara di luar?" ajaknya.

Liam menyetujui ajakan Daniel. Namun, sebelumnya, ia sempat mengelus puncak kepala Angeline lagi sembari berkata, "Tenanglah, aku juga akan menjagamu mulai sekarang."

Daniel membawa Liam kesebuah sudut ruangan. Di sana hanya ada mereka berdua. "Ada apa, Niel?" tanya Liam.

"Liam sebaiknya kau turuti saja pesan yang ada di surat itu,"

"Apa maksudmu, Niel?"

"Jangan mencampuri urusannya. Dia berjanji tidak akan menganggumu asalkan kau juga tidak mengusik hidupnya. Sudah cukup Mike dan ibunya yang menjadi korban, apa kau ingin makin banyak korban akibat ulahmu sendiri?"

"Kenapa kau jadi menyalahiku?" protes Liam tidak terima dengan ucapan Niel.

"Aku tidak menyalahimu. Aku hanya ingin menyadarimu. Lagi pula apa untungnya kau melakukan semua ini? Untuk menyelamatkan Cassey? Ingat, Cassey itu bukan keluargamu, bukan juga kekasihmu. Jadi apa gunanya kau menghabiskan waktu dan membuat nyawamu sendiri terancam hanya untuk menyelamatkan orang yang bukan siapa-siapamu?"

"Terserah, terserah apa katamu Niel. Pergilah jika kau memang tidak ingin membantuku. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."

___

TO BE CONTINUED 

Follow instagram : itsviy_

Terima kasih.

With love,

Itsviy (24.08.2018)

Tanggal di publish ulang: 17.04.2020

MY BAD PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang