Part 46

4.4K 267 1
                                    

" Kookie? Kau sudah pulang?!" Suara cempreng Jimin membuat Jungkook tersedak makanan.
" Tidak, aku masih di Amerika." Jawab Jungkook asal. Jimin tertawa lalu menaruh beberapa berkas yang Ia bawa dari kantor di meja makan.
Jimin duduk di sebelah Jungkook lalu menatap Jungkook lama. Jungkook yang merasa di perhatikan oleh Jimin pun menoleh.
" Kau tak merindukan hyung mu ini?" Tanya Jimin.
" Tentu saja aku merindukan mu hyung..." Jungkook menghambur di pelukan Jimin.
" Aigoo, kau tambah berat.... Selama di Amerika kau makan apa saja?" Ucap Jimin dan membuat Jungkook melepas pelukan singkat itu lalu memukul dada Jimin.
" Yak? Aku hanya makan sayur di Amerika tau." Sungut Jungkook tak terima.
" Hah masa? Kau saja tambah montok begini." Celoteh Jimin memperhatikan tubuh Jungkook.
" Aish! Jangan melihat tubuhku hyung bantet!" Kesal Jungkook.
" Kau bilang apa tadi? Kau bilang aku bantet hah?" Jimin mencubit pipi cuby Jungkook.
" Ish eomma, appa... Lihat hyung! Dia sangat menyebalkan!" Kesal Jungkook.
" Jim... Jangan ganggu adikmu. Dia baru saja pulang dari Amerika." Ucap Namjoon.
" Hehe, ne..." Jimin mengambil makanan Jungkook dan membuat yang punya menggurutu. Namun mata Jungkook melihat berkas-berkas yang di bawa Jimin tadi.
" Hyung..." Panggil Jungkook pelan.
" Ne?" Sahut Jimin dengan makanan yang Ia ambil tadi.
" Mianhae... Seperti nya aku terlalu lama di Amerika dan membuat mu jadi sibuk sendiri di kantor appa." Lirih Jungkook. Jimin terkejut dengan kata-kata Jungkook. Sejak kapan Jungkook ucapan nya bijaksana seperti itu?
" Haha, nan gwenchana Kook. Aku paham. Kau kan sekolah di Amerika, pasti ya begitu..." Tawa Jimin.
" Besok aku akan mulai bekerja saja." Ucap Jungkook dan membuat semua orang menoleh pada Jungkook.
" Sayang... Kau kan baru pulang dari Amerika, apa kau ingin langsung bekerja di kantor? Istirahat lah beberapa hari lagi, ne?" Ucap Seokjin.
" Ani eomma. Lagi pula aku bosan di rumah. Jadi biarkan aku bekerja ya besok?" Mohon Jungkook memelas. Seokjin tidak tega melihat wajah Jungkook yang memelas dan imut itu.
" Ahh ne terserah mu saja..." Seokjin kembali sibuk dengan makanannya.
Jungkook tersenyum kemenangan.
Jimin menatap sendu pada Jungkook.

" Kalian pasti akan bertemu kembali setelah sekian lamanya... Dan ku harap kalian akan bersama untuk selamanya karena cinta di hati kalian. Cinta akan membuat kalian untuk memperbaiki masa lalu itu... Yah, kuharap saja begitu..."

# At company Park

Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Masih banyak pekerjaan di kantor. Jimin sudah pulang karena orang tuanya menelpon nya tadi.

Kriet...

Pintu kantor kerja Taehyung terbuka. Dan menampakkan Irene yang lagi-lagi membawakan berkas yang harus di tanda tangani. Taehyung menghela napasnya pelan. Mungkin sesibuk ini appanya bekerja.
" Tuan, ini----" Ucapan Irene terpotong.
" Tidak usah memanggil ku Tuan. Panggil saja Tae, itu sudah cukup." Ucap Taehyung. Irene jadi salah tingkah lalu tersenyum.
" Iya Tae..." Irene menaruh berkas itu di meja Taehyung.
" Tae, nanti malam ada klien. Jadi kau harus datang ke caffe rainy." Kata Irene menatap wajah tampan Taehyung.
" Malam ini? Oh astaga..." Cengo Taehyung.
" Ne, Tae..." Ucap Irene.
" Arraseo, aku akan datang. Jam berapa ke sana?" Tanya Taehyung.
" Jam 8 malam, Tae." Jawab Irene.
" Hmm..." Taehyung bergumam lalu kembali sibuk lagi dengan berkas di depan nya.
" Saya permisi dulu kalau begitu Tae." Irene permisi namun di tahan Taehyung.
" Bantui aku menyusun berkas yang telah ku tanda tangani ini Irene. Dan bisakah kau menemaniku untuk menemui klien itu nanti?" Tanya Taehyung dan tentu saja membuat Irene senang sekali.
" Ah, saya bisa saja." Irene mencoba untuk sopan.
" Ayolah Irene, jangan bersikap formal begitu. Kau sudah lama bekerja di sini, panggil aku seperti biasa aja." Ucap Taehyung.
" Eh iya Tae..." Irene mengangguk malu-malu.

Kini Irene dan Taehyung sibuk dalam pekerjaan mereka masing-masing. Namun mata Irene tidak bisa berhenti menatap wajah Taehyung. Ia selalu saja menatapnya. Taehyung yang merasa di tatapi melihat ke arah Irene.
" Kenapa kau menatapku?" Tanya Taehyung.
" Eh? Aku... Aku tidak menatap kau Tae..." Irene tercyduk lalu fokus menyusun berkas-berkas itu. Taehyung mengangguk paham, walau Ia yakin Irene dari tadi menatap nya.

Kkwak jabajwo nal anajwo
Can you trust me,
Can you trust me
Jebal jebal jebal kkeureoanajwo

Suara handphone Taehyung berbunyi. Dan itu berasal dari Jimin.

" Yeoboseo hyung?"

" Tae, besok aku ada urusan. Jadi aku tidak bisa mengantarkan berkas yang tadi ku bawa pulang ke kantor mu besok. Besok ada seseorang yang mengantarnya. Tenang saja, dia sudah pintar mengurus bisnis. Lagi pula aku harus di kantor ku juga sekarang. Di sana banyak tugas. Jadi dia yang akan membantu mu besok. Mian ya Tae."

" Hmm tidak apa hyung, intinya berkas yang kau bawa pulang itu akan kembali besok. Toh, berkas yang kau bawa pulang itu penting semua lagi."

" Iya-iya aku tau itu. Makanya aku mau selesai kan malam ini. Jadi besok orang suruhan ku yang mengantarnya dan membantu pekerjaan mu."

" Siapa namanya? Jadi besok dia bisa langsung menemuiku."

" Yah, aku lupa namanya. Hehehe..."

" Aish, ya-ya sudahlah. Intinya dia datang kan? Jadi aku tak usah terlalu memikirkan nya."

" Hmm, baiklah. Sampai jumpa Tae..."

" Ne hyung..."

Taehyung menutup telfon itu. Dan mau tau kemana Yoongi? Padahal Yoongi adalah hyung, tapi yang banyak bekerja adalah Taehyung. Ya, jawaban nya singkat saja. Yoongi sekarang menjadi tunangan dari Jimin. Dan Taehyung tidak memperbolehkan Yoongi untuk bekerja. Jimin? Jimin juga kan tunangan? Tapi kenapa dia tetap bekerja? Tentu saja, Jungkook kan  belum kembali dari Amerika waktu itu. Ya sekalian, melatih Jimin untuk bekerja sebelum menjadi seorang suami yang baik untuk Yoongi. Jimin tadi berbohong kalau ada pekerjaan besok. Padahal dia besok mau jalan-jalan bersama Yoongi nya. Dan seseorang yang datang mengantarkan berkas itu adalah Jungkook. Ya, dia.

# Home Jungkook

" Yak! Hyung kenapa tidak bilang kalau hyung sudah bertunangan dengan hyung Yoongi? Aish! Bahkan aku tidak datang ke acara pertunangan kalian. Aish!" Kesal Jungkook.
" Tidak apa-apa Kookie-ya. Aku sengaja tidak menelfon mu kemarin. Biarkan saja kau fokus belajar di Amerika." Jawab Jimin.
" Aish, setidaknya beritahu aku hyung." Sungut Jungkook mempoutkan bibirnya.
" Setidaknya kau akan datang ke pernikahan ku nanti bukan?" Senyum Jimin dan Jungkook mengangguk polos.
" Kau tidak penasaran dengan kabar Taehyung? Kau tidak ingin bertanya padaku?" Pancing Jimin.
" Mwo? Kabar... Kabar Taehyung? Haha, kau ngomong apa hyung. Pasti Taehyung sudah punya pasangan dan dia pasti sudah bahagia." Tawa Jungkook garing.
" Kata siapa?" Pancing Jimin lagi.
" Ah... Cuman... Hmm firasat ku." Cicit Jungkook pelan.
" Haha bodoh kau Kookie... Taehyung belum punya pasangan tau! Dia masih sendiri. Dan apa kau tau? Dia makin dewasa dan tambah tampan." Ucap Jimin dan membuat Jungkook menatap hyung nya dengan mata bulatnya.
" Hyung!" Kesal Jungkook dan masuk ke dalam kamarnya. Jimin tertawa lalu menggelengkan kepalanya. Mungkin wajah Jungkook memerah sekarang.

" Kyaaa! Apa benar ucapan hyung? Taehyung makin tampan dan sikapnya sudah dewasa? Atau dia jadi play boy... Yak! Kyaaa... Kenapa aku jadi memikirkan Tae? Hueee..." Teriak Jungkook terdengar sampai keluar kamarnya.

______________________________________

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saranghae (Taekook) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang