Yenaa berdiri tepat didepan gerbang sekolah bertuliskan SMA BINA TUNGGAL yang terlihat begitu jelas.
Ia mengambil napas panjangnya lalu dihembuskannya dengan kasar. Ia berdecak kesal, nyatanya kali ini ia harus beradaptasi kembali dengan lingkungan sekolah yang baru.
Yenaa berjalan memasuki area sekolah dengan percaya diri. Sambil mengunyah permen karet yang dibelinya di supermarket sebrang sekolah tadi. Semua nampak melihat kearahnya dengan berbagai macam pandangan.
Ia mengeryit heran, apa ada yang salah dengan dirinya? Ah! Yenaa rasa tidak. Ia pun melihat kembali penampilannya mulai dari rambut yang dikuncir kuda dan dipakaikan topi, lalu baju yang pas dengan badannya tapi sedikit dikeluarkan, lalu beralih ke rok nya yang setinggi dengkul dan dia pun memakai stocking berwarna nude yang cocok dengan kulitnya. Serta sepatu vans berwarna putih.
Ah, apa karena sepatunya yang tidak berwarna hitam?
Yenaa menggendikan bahunya acuh. Ia terus melanjutkan jalannya menuju ruang kepala sekolah.
Banyak bisik-bisik yang didengarnya, ia sedikit risih tapi tak mau diambil pusing. Meski kebanyakan dari mereka berbisik yang sangat menjengkelkan.
"Itu anak baru?"
"Penampilannya gak banget."
"Kayaknya bad girl deh."
"Mau ngalahin Reynald, maybe?"
"yakali, gaakan bisa lah!"
"Jijik banget gue liatnya."
Dan seperti itulah bisik-bisik yang mereka bicarakan. Bilangnya sih berbisik tapi masih bisa kedengeran sama kuping Yenaa sendiri.
Yenaa mendengus, "Masih aja ya, jaman sekarang makin aneh." gerutunya kesal.
Ia berjalan melewati koridor yang sangat ramai dengan murid yang berkumpul jadi satu. Ia mengernyit heran menatap sekelilingnya.
Memang ada apa? -pikirnya
Ia berjalan mendekat kearah kerumunan itu, terlihat seorang cowok berpostur tubuh tegap dan juga tinggi sedang memarahi cowok yang berkacamata bulat.
Terlihat cowok berkacamata itu sudah sangat pucat. Yenaa semakin penasaran, ia pun semakin mendekat. Dan benar saja, bentakan-bentakan kasar dari cowo bertubuh tinggi itu keluar begitu saja.
"LO TAU KAN GUE SIAPA?! LO CARI GARA-GARA SAMA GUE? HAH?!" teriak cowok itu.
Cowok dihadapannya hanya menunduk takut. Badannya sudah bergetar hebat tapi tidak mempengaruhi cowok bertubuh tinggi itu. Ia bahkan lebih gencar membentaknya.
"JAWAB!! LO TULI? APA BISU?! MAU GUE BUAT BISU BENERAN?!"
"En..ngg..gaak" sahut cowok berkacamata itu terbata.
Yenaa menyilangkan kedua tangannya didada, ia masih setia melihat keributan yang terjadi didepan matanya.
Ia melihat dua orang yang berada dibelakang tubuh cowok tinggi itu. Sepertinya mereka adalah teman cowok itu.
Sedang disekelilingnya banyak sekali yang menonton. Iya, hanya menonton tanpa satupun yang melerai. Bahkan wajah ketakutan tertampang jelas diwajah semua yang menontonya.
Kalau takut kenapa ditonton bukannya dipisahin, -Pikirnya.
Yenaa mendengus keras menatap perilaku semena-mena itu. Ia ingin membantu, tapi ingin melihat sejauh mana yang dilakukan oleh cowok itu.
"LO LIATKAN SEPATU GUE JADI KOTOR!! BERSIHIN SEKARANG JUGA ATAU LO AKAN TAU AKIBATNYA!!" bentaknya menundukan cowok berkacamata itu.
Lantas cowok itu jongkok untuk membersihkan sepatu cowok galak itu. Memang benar sih sepatunya kotor tapi itukan hanya sedikit?
"CEPET BERSIHIN!!" hardiknya sedikit menendang.
Cowok itu tersentak kaget lalu dengan tangan yang bergetar ia mengambil sapu tangan dikantong celananya.
Baru saja ia ingin membersihkan sepatu cowok galak itu, cowok galak itu keburu menendang tangan cowok berkacamata itu.
Semua yang melihat hanya bisa melongo dibuatnya. Yenaa yang melihatnya pun geram. Ia tak akan tinggal diam jika ada perbuatan yang sudah kelewatan.
"Jangan jadi banci yang bisanya nindas yang lemah. Pengecut." suara Yenaa memecahkan keheningan yang terjadi. Sambil kedua tangannya bersilang didepan dada menatap remeh cowok galak itu.
Bukannya mengurangi ketegangan ia malah menambah ketegangan yang ada. Terlihat jelas, cowok galak itu sedang naik pitam. Wajahnya sudah memerah menahan emosi yang bergejolak. Tapi Yenaa tidak merasa gentar, ia bahkan menatap cowok galak itu dengan sangat tenang.
"LO!" pekiknya menghampiri Yenaa. Lantas murid yang berada didekat Yenaa mulai menjauh karena takut terkena imbasnya.
Alis Yenaa naik sebelah menatap cowok galak itu, "Apa?"
"SIAPA LO BERANI NGATAIN GUE!?" bentaknya tepat didepan wajahnya.
Bukannya takut, Yenaa malah terkekeh menanggapinya. "Lo gak perlu tau siapa gue. Karena pengecut, gak pantes kenal gue."
Cowok kasar bername tag REYNALD DERWINE sudah sangat menggeram. Tangannya pun sudah mengepal kuat. Kedua cowok yang berada dibelakangnya pun menghampiri cowok itu.
Yenaa melirik cowok berkacamata itu yang masih menunduk lalu mendesis, "Mending lo balik deh, ke kelas lo. Mau ngapain masih disini? Mau dibully lagi sama banci ini?"
Lantas cowok itu menggeleng kencang dan berlari meninggalkan kerumunan tadi. Sekarang, pusat perhatian hanya tertuju pada Yenaa dan Reynald yang masih bertahan dikoridor sekolah dengan penonton yang menontonya secara langsung maupun bersembunyi.
"LO SIAPA SI, HEH? ANAK BARU!? BELOM KENAL GUE!? BERANI NANTANG GUE?!" bentak Reynald. Yenaa menatap Reynald dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menatap dua cowok yang berada dibelakang tubuh Reynald.
"Banci, deh." ucap Yenaa yang kembali memancing amarah Reynald.
Dengan tangan yang masih bersilang didepan dada, ia menatap tajam Reynal tanpa takut sedikitpun. Ia menunjuk kepala Reynal dengan telunjuknya seraya berkata,
"Punya otak dipake. Percuma ganteng kalo gak bisa mikir. Jangan jadi banci, pengecut!"
Yenaa langsung pergi meninggalkan Reynald bersama kedua temannya begitu saja. Ia melongos pergi dengan begitu tenang seakan tidak terjadi apapun pagi ini.
Reynald menatap Yenaa nyalang. Ingin sekali ia meluapkan emosi yang dipendamnya ini. Jika bukan perempuan, sudah dipastikan wajah mulus itu tak akan berbentuk lagi.
Reynald mendengus kasar, "Siapa sih dia?"
Ridho menepuk bahu Reynald, "Anak baru, kayaknya."
"Tapi salut deh gue sama dia. Berani banget sama lo!" sahut Riko.
"Gue bakal kasih perhitungan sama dia. Berani ngusik seorang Reynald harus berani ambil resikonya!" serunya berjalan meninggalkan kedua temannya begitu saja dengan tangan yang masih mengepal kuat seakan sedang mencari tempat pelampiasannya sebagai pengganti samsak.
"Yehh! Malah ditinggal!" ujar Ridho dan Riko bersamaan. Lalu mereka mengejar Reynald yang semakin menjauh.
-----
ASIKKK CERITA BARUUU
GIMANA-GIMANA?
SATU KATA BUAT CHAPTER INI?
SERU GAAKK?
JANGAN LUPA VOMENT YAAA GAESSS
Salam,
Acuu
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Hidup memang sulit sekali ditebak. Tidak bisa selalu beriringan dengan takdir dan semesta. Kadang, yang kau anggap mampu membuat senang justru yang membuatmu terluka. Begitu juga de...