Selamat membaca. Semoga harimu menyenangkan.
Follow Instagram : @wattpadisn @bisma.laksana @isnamulu
🍭
Bel berbunyi lima menit yang lalu, kelas sudah sedikit sepi. Yenaa beranjak dari sana, memilih keluar kelas untuk menghindari orang-orang.
Sebenarnya dia begini bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang seharusnya dia lakukan sejak awal, andai saja sejak hari itu dia sudah melakukannya, mungkin dia tak akan seperti ini pada akhirnya.
Sungguh, ini semua membuatnya bingung. Seperti berdiri di atas ketidakpastian yang jelas. Berdiri disebuah lingkaran kesalahan. Sampai akhirnya, hanya penyesalan yang menjumpai dirinya.
Flashback on
Yenaa sedang duduk santai di taman dekat rumahnya, mengamati sekelilingnya yang banyak menebar rasa sayang. Derai tawa terdengar menenangkan.
Matanya melihat satu keluarga yang sedang bermain bersama. Sang ibu yang mengajak bermain anak gadisnya, membawakannya makanan, menyuapinya, memberinya kehangatan, dan tawa yang diciptakan oleh sang ayah.
Miris, Yenaa merindukan masa-masa seperti itu.
Sudah dua minggu orang tuanya belum pulang. Atau mungkin sudah lupa dengan putri tunggalnya.
Ya, tidak mau berprasangka buruk. Yenaa selalu berpikir kalau saja mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga melupakan keberadaan putrinya yang berada di lain kota. Apalagi dengan kasih sayang yang hanya sebatas media.
Yenaa rindu, kalau boleh jujur, ia sangat rindu.
Helaan napas keluar dari mulutnya, dadanya kembali terhimpit, rasa sesak itu kembali datang. Miris sekali hidup Yenaa.
Yenaa beranjak dari taman, berjalan melewati orang-orang yang menebar senyum bahagia. Ya, setidaknya Yenaa masih mampu tersenyum bahagia.
"Bang, es krim satu ya. Rasa coklat." Ucap Yenaa berhenti berjalan di depan tukang es krim. Penjual es krim keliling itu mengangguk lalu tersenyum.
"Sendirian aja, neng?" Tanyanya mengambilkan es krim pesanan Yenaa.
"Iya,"
"Gak sama pacarnya? Di sini biasanya anak cewek dateng sama pacarnya." Sahut penjual es krim memberikan es krim pesanan Yenaa.
Yenaa terkekeh geli, "Saya gak punya pacar bang. Lagian, itu kan biasanya, saya mah beda dari yang lain." Penjual itu ikut terkekeh, "Nih bang uangnya. Makasih ya," lanjut Yenaa memberikan selembar uang sepuluh ribuan untuk membayar es krimnya.
"Neng bisa aja," jawab penjual es krim, "Makasih ya neng, semoga cepet dapet pacar."
Yenaa tertawa, lalu melengang pergi meninggalkan penjual es krim. Masih dengan senyum-senyum sendiri, Yenaa berjalan seperti orang gila.
Di tengah perjalanan, saat es krim miliknya tinggal sedikit, tak sengaja Yenaa menabrak seseorang yang cukup dikenalinya. Bukannya marah, cowok itu tersenyum. Tapi tetap saja, Yenaa kesal karena ulahnya barusan, es krim miliknya jatuh ke tanah.
"Lo sih," kesal Yenaa.
"Gue?"
"Iya lo lah!" Ketus Yenaa. "Sial terus gue ketemu sama lo ."
Yenaa melengos pergi, meninggalkan cowok itu. Tapi sebelum dirinya benar-benar pergi, cowok itu menahan lengannya. Senyum miring tercetak jelas diwajahnya. Yenaa menggeram amarah, ditepisnya tangan Reynald kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Hidup memang sulit sekali ditebak. Tidak bisa selalu beriringan dengan takdir dan semesta. Kadang, yang kau anggap mampu membuat senang justru yang membuatmu terluka. Begitu juga de...