"Abang lo kemanain sih, Reyn?" tanya Riko. "Kok gue gak pernah liat? Dia tinggal dimana sih emang? Diluar kota atau luar negri?"
Reynald diam. Membisu. Lebih memilih bungkam jika sudah menyangkut tentang keluarganya, apalagi soal keberadaan kakaknya.
"Jangan bilang dia tinggal di luar negri?" timpal Ridho. "Udah hampir lima tahun anjir kita gak pernah liat abang lo."
"Bener tuh. Lagian nih ya, kalau emang abang lo tinggal di luar negri, seenggaknya pas liburan main kesini dong? Tapi ini malah gak pernah sama sekali."
"Foto lo sama abang lo itu juga udah gak ada? Pada dipindah kemanain?" Riko berkomentar saat melihat kamar Reynald yang tidak ada fotonya sama sekali. "Udah lama banget gak liat abang lo, muka dia makin cakep apa kayak lo ya? Ngeselin gitu."
"Hahaha... Bego." sambar Ridho. "Lagian nih ya, palingan muka abangnya Reyn mah lebih cakep. Lagian mana mungkin lo bisa ngenalin muka abangnya Reyn, kita aja ketemu dia cuma sekali itu juga pas sd."
Riko manggut-manggut, "Iya.. Bener juga. Jadi, dimana abang lo?" tatapannya beralih menatap Reynald.
"Lo berdua gak tau apa-apa setelah lima tahun yang lalu." suara Reynald akhirnya terdengar. "Banyak yang berubah. Termasuk dengan keluarga gue."
"Loh? Apanya yang berubah?" tanya Riko mengeryit. "Gue liat-liat lo masih akrab kok sama orang tua lo. Yaa palingan sama abang lo doang kita jarang liat."
"Iya, Reyn." ujar Ridho menyetujui ucapan Riko. "Emang abang lo kemanain sih sebenarnya? Gue kangen main bareng, gila!"
Reynald terdiam tidak menanggapi. Andai teman-temannya mengetahui kebenaran akan keluarganya, apa semua akan baik-baik saja?
Reynald memang mempunyai seorang kakak, tapi semenjak kejadian lima tahun lalu, keluarganya menjadi terpecah. Bukan! Bukan keluarganya yang terpecah, tapi kakaknya yang lebih memilih pergi dari rumah.
Kakaknya tidak tinggal diluar kota ataupun luar negri. Kakaknya masih berada disekitarnya. Keberadaannya pun masih terjangkau olehnya.
Hanya karena terpaut lima menit saat lahir membuat keduanya memiliki sifat yang sama, yaitu keras kepala. Reynald lebih dikenal dengan keras nya dalam menjalani hidup, sedangkan kakaknya? Ia terkenal dengan kepintarannya.
Iya. Reynald itu kembar. Ia dan kakaknya kembar tidak identik. Jadi jarang yang menyadari kalau mereka berdua itu adalah kembaran. Hanya sikap keras kepala mereka yang terlihat sama, selebihnya masih bisa dibedakan.
Kejadian yang ingin sekali dilupakannya itu mampu membuat dirinya dan kakaknya terpisah. Meski masih sering bertemu, tapi kenyataan pahit harus ditelannya mentah-mentah.
"Gue gak mau tahu, pokonya gue duluan!" pekik cowok berambut coklat itu.
"Abang ngalah dong! Masa udah gede gak mau ngalah!" sahut kembarannya.
"Gue duluan yang pake sepedanya, Reyn. Lo ngalah dong sama abang!"
"Harusnya abang yang ngalah bukan aku!" pekik kembaran.
Mereka saling berebut untuk menaiki sepeda yang baru saja dibelikan oleh orang tua mereka. Sayangnya, ayah mereka baru membelikannya satu untuk digunakan secara bergantian. Tapi karena mereka kembar, jadi sikap mereka hampir sama.
"Tau ah! Lima menit nanti gantian." teriak Reynald kecil saat sepedanya sudah dibawa oleh kembarannya.
"Hahaha..." tawa kembarannya itu. "Bodo amat. Yang penting gue duluan."
Lima belas menit berlalu tapi kembaran Reynald masih saja bermain dengan sepeda milik mereka bersama. Berputar mengelilingi taman komplek yang cukup ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Hidup memang sulit sekali ditebak. Tidak bisa selalu beriringan dengan takdir dan semesta. Kadang, yang kau anggap mampu membuat senang justru yang membuatmu terluka. Begitu juga de...