4 - PERINGATAN KECIL

703 122 17
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun Yenaa masih betah duduk dikursinya dengan Bisma yang masih setia menemani disebelahnya.

Bisma sudah mengajak Yenaa ke kantin berulang kali tapi jawaban Yenaa tetaplah sama. Ia tetap kukuh tidak ingin pergi ke kantin karena dirinya malas.

Sedang teman-teman yang lainnya pun juga sudah membujuknya agar ikut makan di kantin. Supaya hubungan mereka terjalin dengan lebih baik lagi.

Yenaa masih bergeming ditempatnya dengan ponsel yang berada digenggamannya. Ia bahkan tidak memikirkan sekelilingnya. Ia hanya terfokus pada ponselnya.

Bisma mendengus sebal. Sedari tadi dirinya sudah mengajak Yenaa mengobrol tapi gadis itu hanya membalas sekenanya. Membuat Bisma sedikit kesal dan juga geram.

Disaat anak lain ingin berbicara dengannya, Yenaa malah sedikit enggan. Saat anak lain ingin berdekatan dengannya, Yenaa malah biasa saja.

Dan disaat anak cewek kelas lain berusaha menarik perhatiannya, Yenaa malah seakan tidak perduli. Bisma berpikir kalau gadis ini benar-benar berbeda.

Jika dilihat dari penampilannya saja, mungkin sudah terlihat ia memang gadis yang berbeda. Tapi kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja, bukan?

Bisma menghembuskan napas beratnya. Sekali lagi ia akan mencoba mengajak Yenaa ke kantin untuk makan. Meski sedari tadi ia menolak, Setidaknya ia akan mencoba lagi.

"Yakin nih? Gamau ikut gue sama yang lain ke kantin?" tanya Bisma sekali lagi memastikan. Disebelahnya ada Linda, Sean dan juga Riko.

"Tau nih. Ayo, deh. Lo gak laper emang, Na?" suara Linda terdengar sedikit sebal. Karena mereka masih berusaha membujuk Yenaa.

Yenaa menggeleng pelan, "Nggak, deh."

"Gue traktir, deh." sahut Sean nyengir.

Rion dan yang lain mengangguk antusias. "NAH! Kan mau ditraktir Sean. Lumayan kan, Na?" ujar Rion menaik turunkan alisnya.

Linda hanya terkekeh melihatnya sedang Sean tersenyum terpaksa karena uangnya akan terkuras cukup banyak hari ini. Tapi demi temannya, ia tidak masalah.

"Gue ikhlas lhoo teraktir elo." sahut Sean melipat kedua tangannya didepan dada.

Bisma hanya menatap teman-temannya yang masih membujuk Yenaa, sama sepertinya.

"Nanti gue deh yang beliin lo minum." ujar Bisma menatap Yenaa.

Yenaa menghela napas panjangnya. Sebenarnya ia sedikit pusing mendengar ucapan teman-temannya yang terus membujuknya. Sebenarnya ia sangat lapar dan juga ingin ke kantin tapi ia sangat malas.

Namun saat melihat usaha teman-temannya ia merasa sedikit tidak tega. Dengan berat hati ia pun mengangguk menyetujui ajakan mereka.

Yenaa menaruh ponselnya kedalam tas lalu berdiri menatap teman-temannya yang melihatnya heran.

"Ayo! Katanya mau ke kantin?" ujar Yenaa tersenyum.

Bisma lantas segera berdiri dan berjalan bersebelahan dengan Yenaa. Linda dibelakang Yenaa bersama Rion dan Sean.

"Dari tadi kek, Na. Gue udah laper banget tau!" gerutu Linda yang langsung mendapati jitakan dari Sean.

"Lo mah makan terus, Lin. Gainget badan?" sahut Rion dengan senyum sinisnya.

"Apaan sih lo. Gue juga gak gendut-gendut banget!" kesal Linda.

"Tapi tetep aja, lo harus jaga badan, Linda." ujar Sean terkekeh.

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang