Seminggu sudah setelah permintaan orang tuanya, Bisma sudah mengemas semua barang-barangnya yang akan dibawa pulang kembali ke rumah. Cowok itu menghela napas pelan, berulang kali.
Bisma menatap sekeliling ruangan putih itu, ruangan yang nyaman sekali ditempatinya. Sudah cukup lama ia berada di sini, seorang diri dan menikmatinya meski hari-hari selalu menjadikannya terlihat sangat menyedihkan.
Tapi ia tidak peduli.
Tekad Bisma sudah bulat. Ia akan kembali ke rumah yang sama. Bersama kedua orang tuanya, bersama kembarannya.
Semoga semua berjalan mulus dan tidak ada masalah lagi.
Suara ketukan pintu apartemen membuat Bisma menoleh, cowok itu meninggalkan kamar dan koper miliknya dan segera membukakan pintu. Terlihat dua orang sudah berdiri dengan senyum manis yang sangat dirindukannya. Serta satu orang yang berdiri sedikit jauh. Orang itu tidak memandang Bisma sama sekali, bahkan orang itu membelakangi Bisma dan kedua orang tuanya.
Mereka, kedua orang tuanya.
Dan yang jauh di sana adalah Reynald.
Bisma tersenyum, menyambut kedatangan mereka. Tak perlu waktu lama, Bisma kembali masuk ke dalam dan mengambil koper miliknya. Satu koper besar sudah berada di genggamannya. Bisma menarik koper itu sambil sesekali memerhatikan seisi ruangan yang sudah menemani hari-hari kelamnya. Ruangan yang sudah membantunya untuk terus bertahan dan berjuang.
Serta ruangan khusus itu. Bisma tersenyum tipis. Suatu saat ia akan membersihkan ruangan itu. Menjadikannya suatu ruangan yang berguna. Bukan lagi ruangan kelam yang dipenuhi dengan luka-luka yang bisa menganga kapan saja. Dan, kenangan yang sulit dilupakan.
"Kamu sudah siap?" Tanya Andri tersenyum. Pria itu memandang putra mereka yang sudah lama berpisah. Berharap kesempatan ini mereka gunakan sebaik-baiknya.
Bisma mengangguk, melirik Ririn yang tersenyum hangat dengan tangan bergelayut di lengan Andri. Mereka terlihat serasi. Dan Bisma sungguh merindukan mereka berdua. Apalagi dengan adiknya itu.
"Ya sudah, kamu kunci dulu pintunya. Koper kamu biar mamah aja yang bawa." Ucap Ririn mengambil alih koper Bisma. Membiarkan putranya mengunci pintu dan melepaskan semua perasaan kelam agar tertinggal di sana.
Akhirnya, setelah sekian lama berpisah, setelah sekian lama menjauh, menepi dan menyendiri. Akhirnya hari ini tiba. Hari dimana semua akan kembali seperti biasanya. Dimana ia akan bertemu dengan orang-orang yang dia sayang. Dimana ia akan kembali menjadi seseorang yang sembuh dari luka yang membara. Dimana ia bukan lagi menjadi orang asing bagi orang-orang terdekat, dan sekarang, ia adalah bagian dari keluarga yang sudah dilepasnya sejak lama.
Bisma bersyukur, semua bisa kembali sesuai dengan keinginannya. Meski ia sadar, keadaan di sana belum tentu bisa sempurna. Belum bisa sedamai saat mereka tidak menjauh.
Tapi setidaknya Bisma bisa bernapas lega. Apalagi Reynald tidak menolak kehadiran Bisma kembali ke rumah. Dan cowok itu seperti sudah siap menerima apa pun yang akan terjadi hari esok. Setelah semuanya terungkap. Setelah semua orang tahu kebenaran yang selama ini ia sembunyikan.
Bahkan pada gadis yang mereka sayangi.
Yenaa.
*****
Jalan raya cukup ramai. Di dalam mobil berwarna hitam itu terdapat keluarga lengkap yang dulunya harmonis. Keluarga yang sempat hancur dan berpencar kini sudah kembali menjadi satu. Kembali utuh dan harmonis. Ya, mereka semua berharap akan seperti itu dan tidak akan ada lagi masalah yang bisa membuat mereka kembali berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Hidup memang sulit sekali ditebak. Tidak bisa selalu beriringan dengan takdir dan semesta. Kadang, yang kau anggap mampu membuat senang justru yang membuatmu terluka. Begitu juga de...