39. Kejutan

259 83 0
                                    

Halo, apa kabar?
Happy ied mubarok🌻

Adakah yg menunggu cerita ini? Hehe,

Happy reading{}

•••••

Yenaa memilih bungkam saat matanya bertubrukan dengan Selin. Ia langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya yang remuk. Sakit sekali melihat seseorang yang selalu mengisi hari-hari harus terkapar tidak berdaya di rumah sakit.

Meski Reyn menyebalkan akut, suka seenaknya dan selalu merusak hari baik dirinya. Ia masih belum bisa terima kalau sampai ada yang menyakiti cowok itu.

Bukan Yenaa tidak mau kehilangan Reyn karena sudah jatuh terlalu dalam tapi ia sadar kalau tanpa Reyn mungkin hidupnya akan berjalan monoton dan membosankan.

Yenaa pernah bilang bukan kalau Reyn adalah cowok baik. Dia tidak seburuk yang kalian pikir. Reyn selalu baik dengan caranya sendiri.

Begitu juga dengan Bisma. Cowok itu tak kalah baik dengan Reyn. Seharusnya Yenaa sadar kalau mereka adalah dua orang berbeda. Tidak seharusnya ia membandingkan kebaikan mereka.

Mereka mempunyai kesempurnaannya masing-masing.

"Na, kamu di dalam?"

"Hm,"

"Sudah makan? Mau ibu ambilkan nggak?"

Susah rasanya menolak kebaikan ibu. Namun saat ini ia sedang tidak mau digangu. Tapi juga tidak mau melukai hati ibu.

"Nanti aja aku turun. Ibu gak usah khawatir."

Terjadi jeda beberapa saat sebelum suara ibu kembali terdengar. Yenaa bisa menghela napas lega saat interupsi ibu tidak mempermasalahkan keputusannya.

Begitu banyak pikiran yang berkelebat. Ia bingung dengan perasaannya juga dengan pikirannya. Bagaimana bisa ia mencintai dua orang sekaligus dalam satu waktu bersamaan? Ini tidak mungkin.

Tidak tahu diri sekali dirinya.

Namun perlahan ia pun sadar. Namanya juga perasaan. Muncul, tumbuh dan berkembang pun tidak bisa dia kendalikan. Perasaan itu muncul seiring waktu berjalan saat pertemuan-pertemuan singkat membuat moment yang sulit sekali dilupakan.

Tanpa sadar air mata Yenaa luruh ketika mengingat semuanya. Dulu dia begitu dekat dengan Bisma, menjalin hubungan yang baik sampai benih-benih menyebalkan itu timbul. Namun hari esok tak ada yang bisa menebaknya. Mereka pun akhirnya saling jauh.

Semakin lama, isak Yenaa semakin menguat. Wajah sembabnya semakin membengkak karena kebanyakan menangis. Yenaa lelah. Tubuhnya perlu istirahat begitu pula hatinya.

*****

"Ooohh... Jadi gitu ceritanya." Ridho menganggukkan kepalanya berulang.

Cowok itu akhirnya mengerti kenapa selalu ada Bisma di sisi Reyn. Padahal setaunya mereka berdua itu musuhan tapi sekarang malah selalu ada.

Ternyata Bisma saudara kembar Reyn.

Ternyata Bisma adalah kakak yang selama ini ia pertanyakan keberadaannya.

Wajar saja kalau mereka lupa dengan wajah Bisma yang notabenya adalah seorang kakak bagi Reyn karena pertemuan terakhir mereka adalah sewaktu sekolah dasar.

Jelas saja, mereka tumbuh terlalu cepat. Wajah menyebalkan mereka pun sudah berubah.

"Gue juga awalnya nggak nyangka. Cuma ya mau gimana lagi kalau ternyata begitu kenyataannya."

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang