37. remuk

268 85 2
                                    

Halo, apa kabar?

Baik-baik ya kalian,

Selamat menunaikan ibadah puasa!

Jangan lupa siapin hati yang kuat❤

*****

Yenaa berlari di sepanjang koridor rumah sakit dengan Reynald yang berada di atas bangkar. Suster ikut berlari dengan sibuknya, mendorong bangkar Reynald agar cepat sampai ke ruang UGD dan segera ditangani.

Sepanjang jalan Yenaa tidak bisa berpikir jernih, ia menangis sejadinya. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Yang bisa Yenaa lakukan hanya menemani Reynald sampai berada di rumah sakit, menatap wajah cowok itu yang semakin pucat. Ringisan kian terdengar memilukan, begitu menyayat hati.

Tidak tahu kenapa semua bisa terjadi.

Orang itu... Siapa sebenarnya dia? Kenapa harus menusuk Reynald sampai seperti ini? Memangnya dia tidak punya kehidupan yang lebih menyenangkan dari sekadar melukai seseorang? Yenaa tidak habis pikir. Siapa sebenarnya dia?

Kalau saja saat itu mereka tidak masuk ke dalam gang sempit, mungkin Reynald tidak akan berakhir di dalam rumah sakit. Yenaa tidak perlu merasa bertanggung jawab dan bersalah atas kejadian ini. Seharusnya mereka tidak bertemu dan semua hal ini tidak terjadi. Seharusnya...

Pintu UGD tertutup dan Yenaa tidak bisa masuk ke dalam. Dia terpaksa harus menunggu di luar. Dia hanya bisa berdoa dan memastikan semuanya baik-baik saja.

Masih tergambar jelas bagaimana orang itu menusuk punggung Reynald dengan tidak merasa bersalah, bagaimana darah itu muncrat mengenai beberapa bagian dari tubuhnya seperti jemarinya, bagaimana ringisan Reynald yang begitu melukai hatinya.

Ini semua benar-benar di luar dugaannya.

"Ini bukan salah gue, bukan." Yenaa bergumam, meyakinkan bahwa semua ini hanyalah sebuah kecelakaan. Ini bukan salahnya, tentu saja bukan.

"Kenapa jadi begini, seharusnya semua gak terjadi. Kenapa Reyn yang harus jadi korban, kenapa bukan gue? Kenapa harus orang-orang yang gue sayang?"

Yenaa menangis sejadinya, ia menutup wajah dengan kedua tangannya. Air mata tak bisa ia hentikan, dia begitu sakit. Apalagi ketika melihat kedua mata Reynald yang perlahan menutup.

"Apa yang harus gue lakuin," Yenaa menunduk dalam.

*****

Bisma sudah rapi dengan pakaiannya. Dia siapa untuk pergi bertemu dengan Naina. Dengan senyum cerah yang menghias wajahnya, Bisma langsung pergi kee tempat yang sudah dia janjikan.

Dengan motor kesayangannya, Bisma melaju dengan kecepatan sedang. Ia begitu menikmati angin yang menampar wajahnya. Bisma menghirup udara dan mengembuskannya perlahan sambil tersenyum hangat. Ternyata begini rasanya kedamaian.

Lima belas menit dalam perjalanan, macet di jakarta memang tak bisa dienyahkan. Bisma langsung turun dari motor saat matahari persis menenggelamkan diri.

Denting pintu terdengar menyambut saat tangan Bisma berhasil membukanya. Di dalam sana masih sepi. Hanya ada satu gadis yang sudah lama ingin dia jumpai.

"Hai," sapa Bisma tersenyum saat sudah berada di depan Naina.

"Eh, hai!" sahut Naina semangat. Naina membalas senyum Bisma.

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang