42. Midnight

252 86 2
                                    

Adakah yang kangen sama Bisma, Yenaa dan Reyn? Atau sama siapa pun tokoh dalam cerita ini?

Maaf lama update.

Happy reading{}

•••••

Yenaa bingung dengan kedatangan Bisma yang tiba-tiba. Pasalnya malam sudah semakin larut, dia merasa tidak enak menerima tamu seperti sekarang. Tapi kalau menyuruh Bisma pulang, dia juga merasa tak enak.

Bingung harus melakukan apa, Yenaa memutuskan untuk menyambut kedatangan Bisma. Mumpung ibunya sudah tidur dan tidak mendengar kegaduhan yang ada. Bisma datang seorang diri dengan wajah yang sangat lesu. Dia terlihat begitu kelelahan.

"Masuk, Bisma. Nggak enak, udah larut."

Bisma mengangguk, dia masuk ke dalam dann langsung duduk di sofa. Berhubung masih belum mengetahui arti kunjungan Bisma, Yenaa memilih membuat minuman untuk mereka berdua agar lebih tenang. Meski dia sendiri merasa akward.

"Makasih," kata Bisma tersenyum hangat.

"Kok tumben," balas Yenaa. "Udah larut banget lo malah dateng."

"Maaf banget udah ganggu waktu istirahat lo."

Yenaa mengangguk, dia menyesap teh hangat yang barusan dibuatnya. Sambil menatap Bisma, dia nemikirkan banyak hal. Pertama, di rumahnya ada dua laki-laki yang datang disaat tidak dapat. Reyn datang disaat dia lagi sakit sementara Bisma datang disaat dia terjaga dari tidurnya bersama Reyn. Kedua, dia benar-benar tidak tahu ada masalah apa sama mereka berdua hingga mengunjungi rumahnya. Ketiga, dia masih belum paham hubungan dari semua kejadian yang barusan dialaminya. Keempat, Bisma ada di depannya. Tersenyum hangat seperti awal mengenal. Ada sesuatu yang berdesir di dalam sana tapi Yenaa tidak yakin dengan artinya.

"Ada apa?"

"Nggak ada apa-apa," balas Bisma yang membuat Yenaa semakin mengerutkan dahinya. "Cuma mau ketemu sama lo."

"Masa? Selarut ini?"

Bisma menggendikan bahunya. Dia sendiri juga tidak tahu. Dia merasa perlu bantuan orang lain namun semua temannya sudah membantu. Dia seolah membutuhkan sandaran yang sejak dulu tidak pernah didapatkannya. Dia memerlukan seseorang yang mengerti dirinya di dalam situasi apa pun. Namun karena dia tidak mempunyai siapa pun yang mengerti dirinya selain Bunda, dia tidak mungkin bercerita sama Yenaa.

Ah, dia bisa saja bercerita. Itu pun kalau Yenaa bersedia. Karena tidak mungkin dia berkunjung ke panti di larut malam begini. Semua orang di sana sudah tidur. Dan Bisma cuma perlu teman mendengarkan.

"Gue nggak ngerti lagi sama keadaan sekarang." Bisma mulai bersuara dan mengambil seluruh perhatian Yenaa padanya. Gadis itu menatap Bisma bingung, seolah bertanya apa yang sedang terjadi. "Hidup gue nggak pernah baik-baik aja sejak dulu."

"Apa? Kenapa?"

Bisma menarik napas dalam sebelum mengeluarkan semua perasaan yang menyesakkan dada. "Gue punya adik. Dan lo kenal baik sama dia. Dia ... adik sekaligus kembaran gue. Dia juga ... musuh gue."

Yenaa terkejut mendengarnya. Pernyataan konyol apa malam-malam begini? Apa Bisma mengada-ada atau sedang kelelahan? Yenaa tidak tahu pasti. Tapi melihat wajahnya yang sekelam itu membuat dia tidak bisa melakukan banyak hal selain mendengarkan semua pernyataan lainnya. Yang mungkin saja bakalan mengejutkannya.

"Namanya Reynald Derwine. Iya, Reyn yang selama ini deket sama lo."

"Hah?!" pekik Yenaa melotot. Dia benar-benar terkejut mendengar penuturan Bisma yang tidak masuk akal. Tapi kalau benar begitu, kebetulan macam apa ini?

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang