Ending

512 87 2
                                    

Kamu tim Reyn-Yenaa

Atau

Bisma-Yenaa?

Siapa pun tim kalian, aku harap kalian bakalan terima dengan ending ini.

Ending yang bakalan bikin nyesek namun kesel sekaligus. Banyak pertanyaan yang bakalan muncul dan terjawab di epilog nanti.

Epilog bakalan apdet setelah tiga hari chapter ini dipublish.

Jadi, jangan lupa baca ya.

Jangan lupa VOTE dan KOMENTAR.

Happy reading~

•••••

Sementara di dalam kamar inap tempat Reyn dirawat masih berada teman-teman semuanya. Mereka masih bergeming dan bingung mau melakukan apa.

Tidak ada yang perlu dilakukan lagi kalau semua masalah akhirnya sudah diselesaikan oleh gadis bernama Ananda. Entah sebagai apa kehadirannya dalam kehidupan Reyn, dia menjadi penolong disaat semuanya kacau.

"Lin, lo laper nggak?" celetuk Sean saat menyadari gelagat Linda mulai berubah. Gadis itu mendongak, menatap cowok yang berdiri di depannya. Dengan pelan dia menganggukkan kepala.

"Ayo ke kantin." ajak Sean menarik tangan Linda. Mereka beranjak dan menatap semua orang yang ada di ruangan. "Gue duluan ya. Kalo ada apa-apa kabarin aja."

"Gue juga deh, mau cari makan." Riko menimpali, dia mengajak Ridho untuk ikut bersamanya.

Empat orang tersebut pun pergi ke luar ruangan demi memberi makan pada cacing-di perut mereka.

Berbeda dengan Bisma yang hanya duduk diam dan merenung di sofa sembari memikirkan semua kejadian yang menimpanya. Semakin dipikirkan memang semakin menyakitkan.

"Lo nggak laper?" tanya Naina.

Bisma menggeleng pelan. Dia menghembuskan napas berat.

"Serius?"

"Iya." lirihnya.

"Jangan nyiksa diri sendiri." seru Ananda yang masih sibuk bermain dengan gawai miliknya. Di sebelah cewek itu berdiri Rion yang lagi curi-curi pandang. "Kalo lo sakit, siapa yang bakal ngurus?"

"Nggak usah ikut campur."

"Bisma!" sentak Naina memegang lengan Bisma. "Omongan Ananda ada benernya. Kalo lo sama Reyn di rawat, siapa yang mau ngerawat?"

"Mending lo ikutan pergi aja sana." usir Bisma.

Kepala cowok itu benar-benar mau meledak.

"Kalo kalian masih betah di sini, biar gue yang pergi." Bisma mulai beranjak meninggalkan mereka.

Tak ada yang mencegahnya, dia pun mulai bebas mau pergi ke mana. Sebenarnya dia juga lapar cuma malas makan. Dia masih kepikirian soal Yenaa dan Reyn di luar sana. Sedang apa mereka? Sedang membicarakan apa?

Menggeleng pelan, Bisma memutuskan pergi ke supermarket seberang rumah sakit. Dia memang memerlukan asupan agar tubuhnya tetap terjaga.

Saat melewati parkiran depan, tidak sengaja dia menatap dua orang yang sangat dikenalnya. Dua orang yang lagi bermain dalam pikirannya.

Reyn dan Yenaa.

Mereka lagi asik berduaan di parkiran. Mengabaikan segala tatap yang mereka terima, derai tawa terdengar dari sana.

Tidak mau merusak moment, Bisma memutuskan untuk melewati mereka saja. Namun baru beberapa langkah dia berjalan, sebuah percakapan kembali membuat tubuhnya bergeming di tempat.

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang