(34) One Big lie [M]

14.7K 734 94
                                    

Bed(t) Friend
.


.

Seulgi memutar bola matanya malas saat Jimin membukakan pintu mobil untuknya saat mereka sudah sampai di pekarangan rumah Jimin yang luas.

Jimin menarik tangan Seulgi dan berjalan berdampingan bersama gadis itu. Seulgi menatap sekitar sambil tersenyum.

"udah lama." gumam gadis itu.

"kangen ya?" tanya Jimin yang dibalas anggukan oleh Seulgi.


Pelayan - pelayan menyambut Jimin dan Seulgi di depan rumah pria itu. Jimin bisa melihat ibunya disana tengah berbincang dengan kerabat - kerabat mereka.

"Eomma!" panggil Jimin.

Nyonya Park terkejut, dia pamit pada kerabat yang lain dan mendekat ke arah Jimin dan Seulgi yang baru saja datang. Wanita paruh baya itu memeluk Jimin dan memeluk Seulgi setelahnya.

Nyonya Park mengusap rambut Seulgi dengan lembut kemudian mencubit pipi gembil gadis itu.

"udah lama banget kamu gak kesini. Yuk masuk." kata ibu Jimin sambil menggiring Seulgi dan Jimin untuk masuk.

Seulgi meremas tangan Jimin dengan kuat ketika semua keluarganya menghentikan kegiatan mereka ketika melihat Jimin masuk dan bergabung sambil menggandeng tangan seorang perempuan.

Gadis itu hanya menunduk. Jimin melirik ke arah Seulgi dan terkekeh melihat gadis itu gugup.

"Gugup lo?" tanya Jimin berbisik di telinga Seulgi.

"iyalah! Gila apa lo ngajak gue ke tempat ginian. Mana lo milihin gue baju ga jelas gini. Tau gitu gue-"

"heh baju yang gue pilihin tuh bagus ya, enak aja!" balas Jimin dan menarik tangan Seulgi menuju sebuah kursi dan duduk berdampingan.

Jimin tampak mengedarkan pandangannya dan tersenyum sumringah ketika melihat seseorang keluar dari dapur sambil membawa gelas berisi minuman.

"Soo!"

Seulgi melihat ke arah Jimin memandang. Disana ada Joy dengan anggun berjalan menuju mereka. Joy terlihat mengerutkan dahinya ketika melihat ada Seulgi yang duduk bersama dengan Pria Park.

Jimin bangun kemudian menarik tangan Joy agar lebih dekat dengan mereka. Jimin menyuruh Joy untuk duduk di sampingnya sehingga kini dia berada di tengah - tengah Joy dan Seulgi.

"Seulgi ikut?" tanya Joy.

"iya nih dipaksa!" ucap Seulgi sambil mendorong bahu Jimin.

"heh.. Gue kasih tau ya. Lo kalau disini harus lemah lembut. Nanti apa kata keluarga gue." ujar Jimin berbisik pada Seulgi.

"dih ya apa peduli gue."

Joy mengehembuskan nafasnya dengan jengah. Dia hampir bangun tapi Jimin menahan tangannya.

"mau kemana?"

"keluar. Sumpek."

Gadis itu menjauh dari Jimin dan Seulgi yang hanya menatap punggung Joy yang mulai menghilang dari pandangan mereka. Jimin menoleh ke pada Seulgi yang kini terlihat sedang memandangi suasana rumah Jimin yang ramai.

"ini pertemuan rutin. Isinya cuma ngobrol - ngobrol gini doang. Bosenin kan. Makanya gue ngajak lo."

Seulgi hanya mengangguk - anggukan kepalanya tanpa menoleh pada Jimin. Gadis itu masih fokus melihat keluarga Jimin satu persatu.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang