(53) Seperate

5K 604 155
                                    

Bed(t) Friend
.



.


Mereka sudah sampai di Apartment Seungwan. Seulgi berusaha memapah tubuh sahabatnya hingga masuk ke dalam dan duduk di sofa.

Seulgi berjalan menuju dapur dan mengambil air untuk minum sahabatnya. Segelas air dingin akan membantu menjernihkan pikiran Seungwan.

Jimin duduk bersandar di kursi yang ada di ruang itu. Pria itu memijit kepalanya. Dia melirik Seungwan dengan malas. Seulgi sendiri sedang membantu Seungwan untuk minum dari gelasnya.

"sekarang coba lo cerita kenapa bisa lo ada disana sendirian?" tanya Jimin.

"gue kan udah cerita tadi."

"tck! Kronologis nya Seungwan."

Seungwan menarik napasnya dan meneguk habis air yang Seulgi berikan padanya. Seulgi mengelus punggung sahabatnya, menguatkan Seungwan, mengatakan kalau tidak akan terjadi apa - apa.

"gue balik dari ngerjain tugas sama temen sekelas gue. Terus dijalan ada dua mobil yang kaya ngikutin gue. Gue udah gas pol dan mereka ikut gas pol. Udah jelas banget mereka ngikutin gue. Akhirnya gue berusaha ninggalin mereka di belakang terus markirin mobil gue, sementara gue lari, jalan kaki."

"....."

"otak gue udah gak bisa kerja dan gue panik, makanya gue nelpon Seulgi."

Seulgi mengangguk, jika dia menjadi Seungwan dia juga akan melakukan hal yang sama. Biar bagaimanapun mereka sedang dalam keadaan yang mendesak dan panik.

"lo bisa telepon polisi Seungwan. Lo itu pinter.  Gue yakin IQ lo di atas rata - rata, tapi urusan kaya gini? Bego lo!"

"Jimin...." tegur Seulgi.

"alasan lo gak logis." ucap Jimin kemudian.


Seulgi membulatkan matanya dan berdiri.

"lo ini kenapa sih?" tanya gadis itu.

"Seulgi, lo pasti lupa kalau Seungwan itu adalah perempuan yang sama yang jatuh cinta sama Min Yoongi. Gue bisa ngelakuin semuanya demi lo, demi orang gue cintain, mungkin aja kan Seungwan mau ngelakuin apapun yang Yoongi minta? Salah satunya ngejebak kita." balas Jimin.

Seulgi tertawa pelan. Nada tawanya bahkan menyiratkan kekesalan yang luar biasa. Bisa – bisanya Jimin berkata seperti itu. Bisa – bisanya dia memikirkan hal yang sangat tidak mungkin seperti itu. Seulgi mengenal Seungwan lebih baik dari pada siapapun. Dia tau kalau Seungwan tidak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu.


"lo ikut gue pulang." Ucap Jimin sambil menarik tangan Seulgi.

Tapi gadis itu melepasnya.

"gue gak mau.."

"Jimin, kalau gue ada masalah, Seungwan adalah satu – satunya orang yang bisa nenangin gue. Dan sekarang Seungwan yang ada di posisi itu. Tolong belajar ngertiin keadaan. "

"gue bisa ngerti kalau situasinya lagi gak kaya gini. Lo tau jelas kalau yang mereka mau bukan Seungwan, tapi lo. Lo inget kan waktu itu pancingan untuk lo itu Seungwan? Mereka pasti bakal ngelakuin ini lagi."

Tubuh Seulgi bergetar. Dia bingung bagaimana caranya membuat Jimin mau mengerti posisinya. Kali ini mereka jelas tau kalau Seungwan tidak aman. Mereka bisa saling menjaga. Setidaknya yang kali ini bukanlah suatu jebakan. Mereka telah melihatnya sendiri.

Seulgi kembali duduk di sofa, di samping Seungwan yang menangis.

"iya Seul, lo pulang aja. Gue gak apa." Ucap Seungwan pada akhirnya.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang