(38) Bi Ef

7.5K 755 342
                                    

Bed(t) Friend
.


.


"i love you.."


Seulgi terdiam. Telinganya dengan sangat jelas mampu mendengar ucapan Jimin. Dia tidak bisa menolehkan wajahnya ke arah Pria yang masih mengecupi pipinya. Gadis itu membeku di tempatnya.

Jimin tersenyum di ceruk leher Seulgi. Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang wanita yang selalu bersamanya. Park Jimin tidak pernah tau kalau kata - kata itu akan keluar dari mulutnya hari ini. Dia bahkan tidak menyiapkan dirinya apa bila Seulgi mungkin saja menolaknya.

Yang Jimin tau, dia sudah menunggu hari ini sejak lama.

"lo alasan gue senyum. Lo alasan gue marah - marah. Lo alasan gue untuk segala hal yang gua lakuin." bisik Jimin di telinga Kang Seulgi.

"....."

"dari dulu, Seulgi. Kalau lo tanya sejak kapan, jawabannya dari dulu."

"....."

"dari sejak sebelum gue kenal Bangtan, sebelum gua pacaran sama Jennie, sebelum kita tinggal seatap-"

"diem."

Jimin tertegun mendengar balasan singkat dari Seulgi. Jimin melonggarkan pelukannya pada pinggang Seulgi, tapi gadis itu menahannya.

Seulgi menggenggam tangan Jimin yang memeluknya. Gadis itu bersandar pada dada Jimin, membuat mereka semakin dekat dengan satu sama lain. Seulgi memejamkan matanya, menarik nafas sedalam - dalamnya dan memutar tubuhnya menghadap Jimin.

Gadis itu menangkup pipi Jimin dan mendekat. Seulgi mengecup bibir tebal Jimin yang terasa manis. Selalu terasa manis tiap kali dia menyesapnya.

Seulgi melepasnya.

"gantian gue yang ngomong." bisik Seulgi.

Seulgi memeluk leher Jimin dan menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu. 

"kenapa gak dari dulu aja?"

"......"

"kalau gitu kan gue gak harus kejebak sama Min Yoongi. Gue gak harus sakit hati tiap mikir lo tuh.. Lo tuh cuma-"

"apa? Pake badan lo?" ucap Jimin menyela ucapan Seulgi.

Gadis itu mengeratkan pelukannya pada Park Jimin. Jimin membalas pelukan Seulgi dan mengelus rambutnya.







"emang iya. Gue pakai badan lo buat kesenangan gue doang."

Seulgi terdiam mendengar ucapan Jimin. Perlahan dia melepas pelukannya. Nafasnya memburu dengan air mata yang tiba - tiba menetes. Dia tidak tau kenapa, tapi Jimin adalah satu - satunya orang yang mampu mengacaukan perasaannya.

Seulgi menatap mata Jimin mencari jawaban atas pertanyaan yang berkelebat di kepalanya. Jimin hanya menatap Seulgi dengan tajam, tidak mengeluarkan suaranya.

"tapi pakai hati."

Cup

Jimin mengecup kening Seulgi yang tertutup poninya, setelah menjawab pertanyaan tersirat dari Seulgi. Pria itu menghapus air mata Seulgi dan ibu jarinya. Jimin tersenyum menatap gadisnya.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang