(67) Last Words

5.4K 706 101
                                    

Bed(t) Friend
.




.



5 tahun berlalu

Sudah 5 tahun lamanya. Kata orang hati akan berubah seriring waktu. Bisa saja bosan. Bisa saja mati tanpa disadari. Dan Park Jimin akhirnya memilih opsi yang kedua.

Pria itu, dengan gelarnya yang sekarang, membanting semua berkas yang asistennya berikan. Saham dan saham adalah kata yang tak akan lepas dari telinga Park Jimin.

"saham sedang turun pak."

"Pak, Tuan 'A' Meningkatkan saham disini tapi kita harus mendebutkan putrinya."



Licik.

Hanya karena itu dia belajar menjadi pria angkuh yang licik.

Pria itu mengusir asistennya keluar dan mendudukkan dirinya di kursi cokelat yang empuk. Menyandarkan kepalanya dan mengurutnya perlahan.

Bukan hanya satu atau dua orang yang mengatakan kalau patah hati membunuhmu. Itu benar adanya. Bukan dalam artian kamu akan mati dan dibakar, kemudian abu mu di simpan atau disebar, tapi yang mati adalah jiwa mu.

Park Jimin yang lama sudah tidak ada. Yang tersisa dari dirinya yang lama hanya tingkat emosi yang tinggi, juga ambisi yang besar. Sisanya mati, bersamaan dengan kepergian gadis yang mati - matian dia cintai.

Jimin Park. Pria yang selama 2 tahun ini hanya duduk di balik meja kebesarannya. CEO agensi besar milik keluarganya. Bukan Jimin yang mau, tapi menjadi anak tunggal dari ibu nya memaksa dia menjalani hal tersebut.

Ditambah dengan kehilangan sungguh merubahnya menjadi pria yang dingin.




Pintu ruangannya terbuka. Menampakkan seorang pria dengan setelan kemeja putih dan bawahan celana jins biru tua yang pas di gunakan di badan.

"gue nyuruh buat ketuk pintu tiap masuk. Lo punya kuping gak sih?" tanya Jimin sambil menatap jengah lawan bicaranya.

"santai, Jim." ucap orang itu.

Dia duduk di depan Jimin dan meminum kopi yang disediakan di atas mejanya setiap pagi. Tidak sopan. Tapi dia sudah biasa melakukannya.

"sekarang apa lagi, Kim Taehyung?"

Pria Kim itu tersenyum. Menghela nafasnya dengan kuat lalu menatap sahabatnya lekat.


"CEO kita yang sibuk. Agensi lo bisa makin gede kalau lo kerja terus. Udah dua tahun ini lo cuma keluar - masuk ruangan ini dan pulang ke rumah lo yang gede itu. Lo kudu cari hiburan."

Jimin terkekeh mendengar ucapan Taehyung yang menurutnya sangat menyebalkan. Pria itu memutar kursinya, menjadi menghadap jendela besar yang mengarah keluar. Pandangannya berkeliaran menelaah pemandangan Seoul yang semakin megah. Kembali berpikir dalam hati, Di kota seluas ini dia masih sendirian.





"udah 5 tahun, Jim."

"stop it, Tae." balas Jimin cepat. Tidak mau meneruskan kalimat - kalimat yang mungkin akan membawanya kepada rasa sakit. Sekali lagi.



"gak mau coba cari yang baru?"

Jimin bangun dari kursinya. Dia berdiri, masih membelakangi Taehyung yang menatap punggung sahabatnya. Punggung yang pernah bergetar hebat hanya karena menangisi satu orang saja.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang