(54) Recognition

4.6K 616 224
                                    

Bed(t) Friend
.


.

Sooyoung. Dia tersenyum ketika melihat Jimin duduk di pojok sana, meneguk minumannya. Dengan santai gadis itu berjalan mendekat.

"ngapain lo kesini? Pergi!" teriak Jimin.

Gadis itu semakin tersenyum ketika menyadari kalau pria di depannya sudah kepalang mabuk. Joy memilih tidak mendengarkan pria mabuk itu dan duduk di sampingnya. Menarik gelas yang ada di tangan Jimin dan menegak habis isinya.

"kalau lo lagi galau, yang lo butuhin itu temen." ucap Joy.


"minggir!"

Jimin bangun dan berjalan sempoyongan meninggalkan tempat duduknya, tapi Sooyoung lebih cepat bergerak. Tubuh Jimin hampir ambruk sebelum Joy menangkapnya dan berusaha membuat tubuh pria itu tegap kembali. Gadis itu memapah Park Jimin.

Joy tersenyum miring. Dia menggiring Jimin berjalan menjauhi kebisingan yang ada di tempat ini. Melewati beberapa orang yang menari tak beraturan, hingga sampai ke pintu keluar.

Gadis itu membawa Jimin menuju mobilnya. Dia tidak mau tau dimana mobil Jimin berada, yang jelas dia harus segera menyelesaikan urusannya sekarang, sebelum Jimin sadar dari mabuknya.

Joy menghembuskan nafasnya lega. Keningnya berkeringat meski pakaiannya malam ini cukup terbuka. Cukup melelahkan menggeret Jimin yang terus meracau menyebut - nyebut nama Seulgi dalam keadaan yang tak baik. Pria itu benar - benar mabuk, dia bahkan tak bisa duduk dengan tegap di mobil Joy.

"sialan. Gue gak pernah tau Jimin se kampret ini kalau lagi mabuk." gerutuan Joy yang tengah memasangkan sabuk pengaman kepada Jimin.


"hmmm? Mau kemana? Heh!? Lo bukan Seulgi! Seulgi kemana?!! Beruang gue kemana?!!"  teriak Jimin dengan mata yang setengah tertutup.

Joy tersenyum. Menyalakan mesin mobilnya. Tangan kanannya terulur sebentar ke atas kepala Jimin dan mengusap surai kuning terang milik pria itu.








"kita balik aja ke tempat gue, Jimin. Kita Seneng - seneng, Sayang."

🔴BF🔴

Seulgi duduk sambil memeluk lututnya sendiri. Air mata bahkan tidak bisa berhenti mengalir di kedua pipinya, membuat wajah ayu-nya yang kini terlihat kacau.

Seungwan sedari tadi terus mengelus punggung sahabatnya. Rasa takutnya sudah hilang entah kemana, kini digantikan dengan rasa khawatir dan rasa bersalah yang mendalam melihat Seulgi yang menangis karena pertengkaran antara dia dan Jimin tadi.

"Di-dia bahkan gak balik Wan.." lirih Seulgi lengkap dengan isakannya.

Seungwan menghembuskan nafasnya kuat.

"lo tidur dulu sekarang, Sayang. Ini udah malem banget. Lo udah nangis dari tadi. Udah ya... Besok pagi Jimin pasti balik. Dia cuma butuh ketenangan."

Seulgi semakin terisak. Dia tidak mau menangis. Tapi setiap mengingat wajah pria nya dia selalu merasakan sakit yang tidak berubah. Sesak.

"gue tau gue salah.. Tapi apa harus mulut dia tuh-"

Seulgi menggunakan dua tangannya untuk menutupi wajahnya yang berantakan. Wendy merasa prihatin melihat keadaan Seulgi yang seperti ini. Dia setuju, Jimin tidak seharusnya mengucapkan hal diluar batas. Tapi mereka tau kalau Park Jimin itu Short temper.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang