ARFAN yang melihat Nazelya jatuh langsung menghampirinya.
"Aduhh....." rintih Nazelya.
"Lo gapapa?" tanya Arfan panik.
Nazelya mengeryitkan dahinya. "Gue gapapa, cuma kayanya kaki gue ke kilir deh."
Arfan memegang kaki kirinya Nazelya dan membuka sepatunya. "Lo tahan, ini sedikit sakit."
Nazelya mengiyakan lalu Arfan mulai memegang kaki Nazelya dan secara perlahan trekk!!
"Aduhhh!!" rintih Nazelya kesakitan.
"Pelan-pelan napa kaki gue bukan stang motor yang bisa lo puter seenaknya—– Awww!!" Nazelya langsung menarik rambut Arfan.
"Coba lo gerakin, tapi lepasin dulu tangan lo dari rambut gue, sakit tau."
Nazelya melepaskan tangannya dari rambutnya Arfan dan mulai menggerakan kakinya pelan-pelan.
"Udah agak mendingan.... thanks." Nazelya langsung memeluk Arfan. Arfan yang melihat Nazelya memeluknya spontan membelakan matanya, Arfan membalasnya. Namun, adegan itu hanya berlangsung selama beberapa detik saja.
Nazelya langsung melepaskan pelukan itu. "Sorry, gue gak sengaja." Arfan hanya tersenyum kecil. Lalu membantu Nazelya berdiri.
"Mau lanjut lagi atau lo mau istirahat dulu?"
"Lanjut aja masa mau disini lama-lama."
Arfan pun melanjutkan jalannya sambil merangkul Nazelya karena kakinya masih sedikit sakit. Nazelya memegang ponselnya sambil menunjukan arah kepada Arfan.
Tiba-tiba Arfan menghentikan langkahnya. Nazelya pun ikut berhenti. "Kenapa berhenti?"
"Gue gendong aja."
"Eh, jangan nanti gue malah ngerepotin lo, lagian kaki gue udah gak sakit kok."
"Gue tau lo bohong, udah ayo buruan naik ke pundak gue." sembari menepuk pundaknya.
"Tapikan gue takut lo itu ke—–"
"Naik sekarang!" potong Arfan cepat.
Nazelya mengehela nafas kasar dan mulai menaikan tubuhnya ke pundak Arfan. "Lo kok jadi orang maksa sih?"
"Gue gak maksa tuh."
Nazelya menjambak rambut Arfan pelan. "Ihhh..... kalo ngomong gak usah pake tanda seru juga!"
"Hah? Gak jelas Lo, kalo gak kaya begitu Lo bakal ngomong pake rumus matematika. Bisa-bisa kita bakalan nginep disini lagi. Emangnya lo mau? Lo kan takut sama suara-suara aneh."
"Terserah lo deh, gue ikut aja."
Arfan menghentikan langkahnya, lalu melanjutkan lagi. "Berarti kalo gue ke toilet lo bakalan ikut dong?"
"Mau gue jatuhin lo ke jurang? mumpung masih dihutan nih?!"
Arfan langsung menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Arfan mulai merasa capek menggendong Nazelya, tapi karena melihat Nazelya kakinya masih sakit Arfan harus menggedong Nazelya.
Kecil-kecil badannya berat juga. Batin Arfan
####
Alvaro masih terus menghubungi Nazelya, tapi nomernya tak kunjung aktif.
"Belum ada kabar juga?" tanya Raka. Alvaro hanya menggeleng.
"Yaudah, mendingan kita kumpul dulu." ujar Gio sembari jalan.
Raka dan Alvaro melangkahkan kakinya kearah murid-murid yang lain yang sedang duduk.
"Selamat siang anak-anak." ucap pak Ilham.
"Siang pak," balas semua murid serempak.
"Baiklah, bapak mengumpulkan kalian semua disini karena dua temen kalian yang bernama Nazelya dan Arfan hilang. Kemarin mereka berdua mendapatkan tantangan dari bu Tika karena mereka bermain ToD dan mereka memilih Dear." jelas pak Ilham.
"Jadi, bapak mau kalian semua membantu untuk mencari Nazelya dan Arfan, Bisa?"
"Bisa pak."
"Baik lah kita mulai saja pencariannya."
Baru saja anak-anak lain mulai melangkahkan kakinya kearah hutan salah satu dari mereka melihat Arfan Dan Nazelya.
"Pak, Arfan sama Nazel disini!!" teriak perempuan yang bernama Bella.
Semuanya pun berjalan ketempat Bella. Semua kaget karena melihat penampilan mereka berdua yang sedikit acak-acakan.
"Kalian berdua dari mana saja?" tanya bu Tika khawatir.
"Kita berdua tersesat di hutan bu, tapi maaf kita gak nemuin benderanya lengkap." balas Nazelya dengan kaki yang pincang.
"Gapapa, yang terpenting itu kalian berdua baik-baik aja."
Alvaro, Raka, Gio, Adel, Becca dan Sherly yang melihat Arfan dan Nazelya telah kembali langsung membawanya ke tenda dekat dapur.
"Lo gapapa kan Zel? ada yang luka? Lo laper? Mata Lo juga kaya gak bisa tidur? Cerita sama gue," tanya Alvaro bertubi-tubi.
"Gapapa, cuma tadi kaki gue ke kilir doang. Tapi udah diobatin sama Arfan Lo tenang aja." balas Nazelya sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, thanks ya fan lo udah jagain adik gue dihutan." sembari menepuk pundaknya.
Arfan tersenyum. "Santai aja bro,"
"Yaudah mendingan Nazel sama Arfan disini dulu biar istirahat.... gue, Adel, sama Sherly yang jagain." ucap Becca.
Semuanya menganggukan kepalanya lalu pergi meninggalkan Nazelya, Adel, Becca, Sherly dan Arfan ditempat itu. Nazelya merebahkan tubuhnya ditempat tidur begitu pun dengan Arfan karena selama mereka tersesat dihutan susah tidur, terlebih Nazelya yang sangat takut dengan suara-suara aneh.
•|•|•
Hello! Welcome back guys..... Enjoooyyy ☄
TBC..... Jangan lupa vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Teen FictionNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...