MEREKA semua sudah sampai dirumah Alvaro dan Nazelya, mereka semua pun langsung pergi kekamar Nazelya.
Ceklek.
Nazelya menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang ternyata teman-temannya.
"Gimana keadaan lo?" tanya Becca.
"Udah mendingan kok." jawabnya dengan senyum. Arfan yang melihat itu. langsung ikut tersenyum.
"Sepi tau kalo gak ada lo." ucap Adel.
"Sepi karena gak ada yang kasih contekan." cibir Nazelya. Adel hanya terkekeh dengan ucapan Nazelya.
Mereka semua pun mengobrol dengan Nazelya membicarakan hal yang menurut mereka itu lucu sesekali Nazelya hanya bisa tersenyum dengan ocehan mereka. Nazelya beruntung mempunyai teman seperti mereka yang selalu ada untuk dirinya dan menghiburnya satu jam kemudian mereka pada pamit untuk pulang kerumahnya kecuali Arfan.
"Selesai-in masalah lo" bisik Alvaro sambil menepuk pundak Arfan.
Alvaro pun memberikan ruang untuk Arfan agar ia bisa menyelesaikan masalahnya Alvaro sudah tau kalo yang membuat Nazelya pingsan itu adalah Arfan sahabatnya. Arfan mulai mendekati Nazelya sambil memegang tangannya.
"Zel?"
"Apa."
"Gue minta maaf." ucap Arfan.
"Tugasnya udah lo selesaiin belum?" tanya Nazelya mengalihkan pembicaraan.
"Zel gue min—"
"Please." mohon Nazelya. Arfan hanya menganguk kecil ia tak tahu harus memulainya darimana. Arfan hanya takut salah bicara dengan Nazelya.
"Lo masih marah sama gue?" tanya Arfan.
"Gak." jawabnya.
Arfan pun mengeryitkan dahinya. "Terus?"
"Terus apa??" tanyanya ambigu.
"Zel kalo lo masih marah sama gue bilang aja, tapi jangan diemin gue kaya gini." ucap Arfan frustasi.
"Siapa juga yang diemin lo."balasnya ketus.
"Maaf Zel gue bener-bener minta maaf karena udah buat lo pingsan dan udah buat lo sakit kaya gini."
"Jadi yang kemarin yang pakai topeng muka monyet itu lo?" tanya Nazelya sambil menunjuk Arfan
"Iya, I'm sorry."
"Lo jahat banget sih, gua itu hiks.... phobia sama yang kaya gituan." ucapnya sambil terisak.
Arfan pun langsung menarik Nazelya kedalam pelukannya, Nazelya masih menangis sambil menaruh kepalanya di dada bidangnya Arfan.
"Gue bener-bener minta maaf Zel gue gak tau kalo lo takut sama yang begituan." ucap Arfan sambil mengusap rambut Nazelya.
Nazelya yang menyadari dirinya berada dipelukan Arfan langsung mendorong Arfan, bisa-bisanya dia mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Ngapain lo meluk-meluk gue?" tanya Nazelya sambil menghapus mukanya kasar.
"Gue gak bermaksud Zel." jawabnya.
"Dasar modus." Nazelya pun mengela nafas panjang.
"Oke lo gue maafin, tapi kalo lo ngelakuin hal itu lagi gue gak akan mau maafin lo dan gak mau kenal lo lagi!!" lanjut Nazelya.
"Iya Zel gue janji gue gak akan ngelakuin hal kaya gitu lagi."ucapnya semangat.
"Masa janjinya kaya gitu." goda Nazelya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Подростковая литератураNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...