GIO yang sedang duduk dibalkon kamarnya sambil melihat foto-foto Sheryl dan dirinya. Gio benar-benar merindukan Sheryl orang yang selalu buat hari berwarna namun sekarang tidak ada entah kemana dia pergi.
"Dimana kamu Sheryl?" lirih Gio.
Ceklek.
Diambang pintu menampilkan seorang perempuan cantik kira-kira umurnya 37 tahun.
"Gio ada yang cari kamu." ucap Vani-bundanya.
"Siapa bun?" balasnya sembari menaruh foto itu dilaci.
"Kayanya temen kamu, udah gih sana temuin gak enak nanti." kata Vani.
"Gak enak kasih kucing bun." balas Gio sambil terkekeh.
Gio pun melangkahkan kakinya keluar kamar untuk menemui seseorang. Setelah sampai ia langsung duduk disofa berwarna hitam ternyata yang datang adalah Nazelya dan Alvaro.
"Ehh.... Nazelya, Alvaro." ucapnya.
"Sorry ya malam-malam gini kerumah lo.... gue sama Al kesini cuma mau kasih tau sesuatu tentang Sheryl." balas Nazelya.
"Apa?"
"Orang suruhan bokap gue udah temuin jejak Sheryl, mungkin Sheryl masih ada disekitar sini." tutur Nazelya.
"Iya, itu mungkin aja Gi." sahut Alvaro
"Iya, yang penting kalian udah nemuin jejaknya Sheryl." balasnya.
Tiba-tiba Nazelya merasakan ponselnya berdering, Nazelya pun langsung mengangkatnya.
"Hallo."
"........"
"Okeoke, terima kasih."
Nazelya pun langsung mematikan sambungan telepon tersebut.
"Gi, gue gak bisa lama-lama disini."
"Oh iya gapapa. Makasih udah kasih tau info Sheryl."
Nazelya beranjak dari tempat duduknya untuk berpamitan pada bundanya Gio.
"Tante saya pamit dulu, maaf gak bisa lama disini." ucap Nazelya pada Vani bunda Gio.
"Iya gapapa, hati-hati ya." kata Vani.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsallam."
Setelah itu Alvaro langsung menginjak pendal mobilnya meluncur untuk pulang.
####
Duapuluh menit kemudian Nazelya dan Alvaro sudah sampai dirumahnya. Mereka berdua pun langsung duduk disofa dan melihat ada dua laki-laki kekar yang sedang duduk disofa.
"Kalian berdua udah nemuin info apa saja?" tanya Nazelya.
"Kami sudah mencari keberadaan sahabatnya temen nona." balas orang itu yang bernama Anton.
"Lalu, ada lagi yang kalian temuin?" tanya Alvaro.
"Kami hanya menemukan beberapa informasi." sembari memberikan sebuah map yang entah apa isinya, Nazelya pun melihat isi map tersebut. Mata Nazelya membacanya dengan teliti agar tidak ketinggalan satu kata sedikit pun.
"Itu menurut informasi dari hasil yang kita dapat." ucap Toni salah satu orang kepercayaanya.
"Tapi, kalian yakin?" tanya Alvaro.
"Iya tuan." jawab Toni.
"Baiklah, jika ada kabar lagi cepat beritahu saya!!" perintah Alvaro.
"Baik tuan. Kami permisi dulu."
Alvaro hanya menganggukan kepalanya, Nazelya langsung membawa map tersebut ke kamarnya untuk membacanya lebih jelas lagi.
****
"Terus, orang kepercayaan bokap lu bakal kasih kabar lagi kapan?" tanya Adel.
"Belum tau," balas Nazelya.
"Kalian yakin gak kalo Sherly itu masih ada disekitaran sini?" tanya Alvaro.
"Banget!!" balas mereka kompak.
"Oh iya Gi, gue kemarin dapet info lagi tentang Sheryl." ucap Nazelya sembari menyeruput jus alpukatnya.
"Apa? Lo udah tau keberadaan Sherly?" balas Gio semangat.
"Dari info orang suruhan papa gue mereka dapet alamat rumahnya, Kalo Sherly itu tinggal di jalan cempaka melati 12."
"Cempaka melati 12? Sherly kayanya gak pernah tinggal didaerah situ dah." kata Gio.
"Maka dari itu nanti habis pulang sekolah gue, Adel sama Becca cari Sherly dialamat itu." kata Nazelya.
"Yaudah, lagipula kita juga lagi sibuk basket." sahut Raka.
"Oke, yaudah gue balik kelas dulu ya." Nazelya, Adel dan Becca beranjak dari tempat duduknya.
|~|~|~|
Arfan, Alvaro, Raka dan Gio dan beberapa murid yang lain sedang berada dilapangan untuk latihan basket.
"Baiklah saya kasih waktu dua menit untuk istirahat. Kita sudah tidak punya waktu lagi, ayo Cepat!!!" tegas pak Danu.
Semua murid langsung berlarian untuk mengambil minum karena hanya diberikan waktu dua menit.
"Gila aja, kita dikasih waktu cuma dua menit." gerugut Raka.
Alvaro pun mendorong bahu Raka. "Masih syukur dikasih dua menit daripada tigapuluh detik, belum juga kita minum udah balik lagi." kata Alvaro.
"Hehh.... Iya juga sih maaf. Fan lo gak ikut kita?" tanya Raka.
Arfan menaikan alisnya. "Ikut apa?"
"Cari ikut sahabatnya si Gio." balas Raka sembari meneguk air minum.
"Oh."
"Kok oh doang? Lo cemburu sama Gio??" tanya Raka sembari memicingkan matanya.
"Cemburu? Emang kenapa?" sahut Alvaro.
"Dia cemburu karena si Gio deket sama Nazel." balas Raka.
"Berisik lo! Mulutnya kaya ember." kata Arfan dingin.
"Lo suka sama adek gue Fan?" tanya Alvaro.
"Apaans sih." jawab Arfan berbohong.
"Waktu kalian tinggal satu menit lagi. Cepat jangan lama!!" teriak pak Danu dari tengah lapangan.
Arfan bernafas lega. Kalo dia menjawab pertanyaan Alvaro bisa-bisa kacau nanti semuanya pun langsung kembali berkumpul dilapangan.
"Baiklah saya mau melihat skill kalian semua untuk masuk tim inti dan cadangan."
Satu persatu nama-nama pun dipanggil bergiliran oleh pelatih. Melihat skill dari beberapa murid terpilih yang akan ikut pertandingan basket kira-kira ada 10 anak terpilih yang akan diseleksi untuk mengikuti lomba 10 anak sudah termasuk inti dan cadangan.
"Baiklah cukup sampai disini latihannya. Saya akan menyebutkan nama-nama yang akan masuk tim inti dan tim cadangan." sembari membuka map-nya.
"Arfan, Alvaro, Chiko, Raka, dan Gio. Tim inti sedangkan, Bagas, Rio, Dava, Hans dan Adam Tim cadangan." kata pak Danu.
Setelah sang pelatih memberitahukan siapa yang akan masuk tim inti dan cadangan, semuanya langsung mengambil tas-nya untuk pulang kerumahnya masing-masing karena hari sudah mulai sore.
****
Hello! Guys welcome back semoga suka okeyy.......... Enjoooooooyyyyyy✨
Jangan lupa vote and comment;)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Fiksi RemajaNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...