42 . Nenek Sihir

1.2K 55 2
                                    

NAZELYA yang sedang duduk santai disofa sambil memainkan ponselnya.

"Sumpah demi apa pun gue makin penasaran sama Laura." sembari memegang pelipisnya.

Sebenarnya apa yang disembunyikan dari Arfan? Kenapa Arfan begitu cuek saat berbicara dengan Laura, mungkin Nazelya harus mencari tahu sendiri. Ponsel Nazelya berdering dilayarnya tertera nama Arfan, ia pun mengangkatnya.

"Hallo."

"Gue didepan rumah lo."

"Hah! Ngapain lo kerumah?"

"Buruan buka pintunya Zel capek gue."

Nazelya pun langsung memutuskan sambungan telponnya dan berjalan kearah pintu. "Tumben lo main kesini."

"Emang gak boleh kalo gue main kerumah lo?" sembari menaruh plastiknya diatas meja.

"Boleh aja sih, tapi satu menitnya lima juta. Gimana?" sambil menaikan alisnya.

"Berapa pun lo minta gue kasih, bahkan lebih dari itu pun bisa gue bayar." ucap Arfan sombong.

"Idihhh sok lo! Palingan pake uang orangtua lo, jangan sombong jadi manusia inget diatas masih ada langit." kata Nazelya.

"Iya Nazel,"

Arfan pun berjalan kerarah dapur untuk mengambil piring sembari membawa plastiknya, lalu membawa piringnya keruang tamu.

"Nihh buat lo, dihabisin jangan sampai ada sisanya." Nazelya tersenyum sambil membereskan bukunya.

"Makasih, kok lo bisa tahu gue lagi mau batagor." sembari menyengir tak jelas.

"Apa sih yang gak gue tahu." ucap Arfan.

Nazelya memakan batagornya sambil memainkan ponselnya Arfan hanya memperhatikan Nazelya dari samping. Berada didekat Nazelya merasa beban langsung hilang begitu saja, tapi semoga saja secepatnya Laura akan pergi dari kehidupannya.

"Zel gue balik dulu ya, jangan tidur malam-malam." sembari mengacak rambut Nazelya.

"Iyaiya, lo hati-hati." Arfan pun langsung masuk kedalam mobilnya semakin lama mobil Arfan hilang dari pemandangannya, Nazelya pun masuk kembali kedalam rumahnya.

             *****

Alvaro dan Nazelya sudah sampai disekolah dengan selamat mereka berdua pun turun dari mobil.

"Zel kamu ditunggu sama Arfan dirooftop tuh." ucap Sherly.

Nazelya mengeryitkan dahinya. "Ngapain?"

Sherly hanya mengedikan bahunya, lalu Nazelya melangkahkan kakinya ke rooftop. Sesampainya dirooftop Nazelya duduk disebelah Arfan. "Lo ngapain nyuruh gue kesini?"

Arfan menoleh. "Gue harap lo gak bakalan marah setelah gue jelasin siapa Laura."

"Gue gak akan marah sama lo. Gue malah seneng kalo lo jujur sama gue dan sebaiknya lo jangan terlalu cuek sama Laura." sembari senyum.

"Haruslah gue cuek sama dia, nanti yang ada lo cemburu lagi." sambil memegang hidung Nazelya.

"Idihhh cemburu.... sorry ya gue itu bukan tipe cewek kaya gitu." sambil mengibaskan rambutnya.

Arfan hanya tersenyum melihat tingkah Nazelya Arfan tak tahu bagaimana reaksinya saat Nazelya tahu jika Laura adalah masa lalunya. Marah atau Kecewa? entahlah lebih cepat lebih baik jika secepatnya beritahu Laura kalo Arfan sudah mempunyai kekasih.

Sekarang hatinya sudah terikat oleh Nazelya tak ada celah untuk siapa pun masuk kedalam hatinya selain Nazelya. Menurut Arfan jika kita kehilangan orang yang kita cintai akan sulit untuk kita dapatkan kembali karena saat kita membuat satu kesalahan akan membuat rasa cinta itu akan memudar dengan cara perlahan-lahan.

          •••••••

Arfan yang sedang duduk dibangku taman belakang sambil memainkan ponselnya yang ditemani oleh Raka.

"Fan, kayanya sekarang aja kita jelasin sama Laura." ucap Raka sembari mengubah posisi duduknya.

"Jangan sekarang! Gue udah minta adik gue buat si nenek sihir itu jauh-jauh dari hidup gue."

"Tapi kapan? Nanti keburu Nazel curiga sama hubungan lo dan Laura."

"Gue udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia, tadi gue udah bilang sama Nazel kalo secepatnya gue bakal kasih tahu siapa Laura."

Raka hanya menganggukan kepalanya. "Iyaiya, emang lo punya rencana apa?"

"Belum tau sih."

Raka menganggukan kepalanya tanda mengerti, tak lama datanglah Laura yang langsung memeluk Arfan erat. Arfan pun langsung melepaskan pelukan itu.

"Ngapain sih lo peluk-peluk gue?!" tanyanya dingin.

"Aku kangen sama kamu fan, emangnya kamu gak kangen apa sama aku?" balas Laura sembari duduk.

"GAK!!" Raka yang melihat itu langsung menahan tawanya hahhh dasar perempuan. Laura yang mendengar Raka tertawa memberikan tatapan tajam kepadanya.

Laura terus bergelayutan manja ditangan Arfan, Raka yang melihat itu hanya acuh dia tak mau ikut campur sama masalah kaya ginian. Lama kelamaan Arfan mulai risih dengan Laura Arfan berusaha untuk bisa lepas dari si nenek sihir satu ini.

Tringgggg.....

Arfan bernafas lega karena bel masuk sudah berbunyi akhir bisa lepas juga. Arfan dan Raka buru-buru meninggalkan Laura dan melangkahkan kakinya menuju kelas.

          ####

Hello! Welcome back...... Enjoooooyyyyy ✨ happy reading.






TBC...... Jangan lupa vote and comment.

ARFANAZ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang