17. Between

1.8K 73 0
                                    

Mengungkapkan perasaan tidak semudah kita pake kacamata minus yang langsung jelas dan nyata.

     ~•~•~•~

NAZELYA merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil memutarkan lagu diponselnya gue kangen lo fan, Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Drrttt....

Becca : Zel gue tadi sama adel udah cari keberadaan Sherly, tapi gue ke alamat yang lo kasih gak ada

Nazelya : Kok? Lo sama Adel gak salah alamat kan??

Becca : gak tapi kata orang sekitar emang ada yang namanya Sheryl, cuma keluarganya itu jarang sosialisasi sama warga sekitar

Nazelya : huftt.... yaudah thanks ya

Becca : Oke sipp.

Nazelya meletakan ponselnya diatas kasur sambil meyandarkan kepalanya dipinggir tempat tidur.

"Itu orang suruhan papa gimana sih." gumam Nazelya.

Nazelya memikirkan sifat Arfan yang akhir-akhir ini cuek dengannya, sepertinya sifat dingin kembali lagi. Nazelya hanya ingin Arfan seperti semula, tidak mau hubungannya menjadi jauh seperti ini. Just friends now, maybe?

        ••••••••

Arfan yang sedang berkutik dengan laptop-nya sembari memutarkan lagu.

"Gue harap lo tau perasaan gue." gumam Arfan.

"TUH KAN ABANG ITU SAYANG SAMA KAK ZEL!!!" suara Raisa yang tiba-tiba datang sembari ikut duduk disebelahnya.

Arfan yang mendengar itu langsung terlonjak kaget sembari mengusap dadanya.

"Lo kalo mau masuk itu ketuk pintu dulu. Gak punya sopan santun ya?!" tanya Arfan.

"Ihhh...... abang gue itu lagi ngomong, jangan mengalihkan pembicaraan." balas Raisa sambil geleng kepala.

"Bodoamatt." ucapnya tak peduli.

"Bang, lo serius suka sama kak zel?kenapa gak dinyatain aja? Terus kenapa hubungan lo itu gak pernah lebih dari teman??" tanya Raisa bertubi-tubi

"Nyerocos mulu, lo gak tau Ra, gimana perasaan gue sama dia." balas Arfan sembari mengubah posisi duduknya.

"Gue tau kok, Abangkan tadi bilang." ucap Raisa dengang wajah sok polos.

Arfan hanya memutar bola matanya malas.

"Ngungkapin perasaan itu tidak semudah kita pake kacamata minus. Yang langsung jelas dan nyata,"

"Emang apa sih yang buat abang susah ungkapin perasaan abang ke kak Zel?"

"Masalalu gue," balas Arfan.

"Heloow, bang udah empat tahun tau masa belum bisa move on sihh? come on, jangan jadiin masalalu abang jadi penghalang buat nyatain perasaan ke kak Nazel." kata Raisa.

"Tapi—–"

"Gak ada tapi-tapian! buruan abang nyatain perasaan abang sama kak Zel, keburu diambil sama orang lain. Abang gak mau kan??"

Bener juga. batin Arfan

"Gue bakal nyatain perasaan gue ke Nazel tunggu waktu yang pas." kata Arfan.

Raisa hanya menganggukan kepalanya. "Terserah abang aja, aku cuma kasih tau abang yang sebenarnya. Jangan sampai abang nyesal." sembari menepuk pundak Arfan.

Arfan hanya menganggukan kepalanya, lalu Raisa pun beranjak dari tempat tidurnya Arfan. Arfan masih mencerna setiap perkataan adiknya, meskipun adiknya itu bawel setengah mati tapi otaknya bisa digunain juga.

         ####

Nazelya masih tertidur lelap dikasurnya. Karena hari ini sekolah libur, bisa digunain juga buat males-malesan.

"Nazelya bangun!" ucap Alvaro.

"Eughh bentar lagi.... masih ngantuk tau." balasnya dengan mata yang masih terpejam.

"Ayo, kita mau cari Sheryl." Nazelya pun langsung terlonjak dari tidurnya

"Yaudah buruan siap-siap bentar lagi berangkat." kata Alvaro.

Nazelya pun langsung mengambil handuknya, lalu pergi ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian Nazelya sudah siap dan melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.

Setelah memakan waktu sekitar 30 menit untuk kerumahnya Sheryl. Alvaro, Nazelya, Adel, Raka, Becca dan Gio langsung turun dari mobil.

"Lo yakin ini alamatnya?" tanya Raka.

"Menurut orang suruhan papa gue sih gitu. Yaudah ayo masuk." balas Nazelya.

Tok....tok

Raka pun mengetuk pintu rumahnya Sheryl. Namun tidak ada jawaban dari dalam, Nazelya pun mengetuk pintunya kembali belum ada sahutan juga dari dalam, kini Alvaro pun mengetuk pintu itu.

"Udah berkali-kali kita ketuk nih pintu kagak ada jawabannya juga." gerugut Raka.

Gio melihat sekitar rumahnya Sheryl, tiba-tiba ada perempuan paruh baya lewat didepan rumah Sherly. Gio pun berjalan kearah nya.

"Permisi Bu, saya mau nanya." ucap Gio lembut.

"Nanya apa ya?" balas ibu itu.

"Ibu tau penghuni rumah ini? Saya udah ketuk-ketuk berapa kali, tapi gak ada jawaban."

"Oh, keluarganya itu lagi pergi ke luar kota nak, kira-kira sih dua hari yang lalu perginya."

"Makasih bu."

Ibu itu pun pamit meninggalkan Gio dan yang lainnya. Gio hanya bisa berusaha untuk menemukan keberadaan Sheryl, yang entah pergi kemana?

"Sheryl sama keluarganya gak ada dirumahnya, katanya lagi pergi ke luar kota." ucap Gio.

"Yaelah, gimana sih gue udah ketuk nih pintu ratusan kali eh, malah orangnya kagak ada. Bilang ngapa Gi, kasian tangan guenya." protes Raka sembari mengusap tangannya.

"Lebay lo kulit kacang! Tadikan si Gio belum nanya, bego kok dipelihara. Tuyul elo pelihara biar kaya," sahut Alvaro.

"Dihh emang benerkan? Fakta bro! Iya nanti gue pelihara nanti suruh kerumah lo ngambil semua duit elo, sama mobil ferrari lo." balasnya tak mau kalah.

"Terserah lo aja, lo mau ngambil mobil gue? Ambil aja kalo bisa, ayo kita balik lagi pula orangnya juga gak ada." ajak Alvaro.

Semuanya pun hanya menganggukan kepalanya, lalu mereka semua mulai menginjak gas mobilnya untuk pergi dari rumah Sherly.

           *****

Hello! Welcome Semoga kalian suka sama ceritanya jangan lupa vote and comment ya, Enjoooyyy.





See you......

ARFANAZ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang