MEREKA semua sudah berkumpul dirumahnya Raka mereka pun sudah siap untuk mencari tahu alamat rumahnya Sherly.
"Gue, Alvaro sama Gio dimobilnya Al. Adel, Raka sama Becca dimobilnya Raka." ucap Nazelya.
Mereka semua pun menganggukan kepalanya, lalu mereka pun langsung berangkat dan segera mencari keberadaan Sherly. Dengan aba-aba yang diberikan oleh Nazelya.
Nazelya juga sudah mengirimkan beberapa orang suruhan papanya untuk berjaga disekitar rumahnya Sherly. Tak membutuhkan waktu lama Nazelya, dan yang lainnya sudah sampai disebuah rumah bercat putih sederhana. Nazelya pun melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah itu, sedangkan Alvaro dan Gio menunggu didekat rumah itu.
Tok....tok
Nazelya pun mengetuk pintu itu sopan. Tak lama keluarlah seorang perempuan cantik yang sepertinya umurnya hanya berbeda satu atau dua tahun.
"Mau cari siapa ya?" tanyanya sopan.
Nazelya tersenyum kecil. "Saya yang kemarin nabrak kamu dimall, saya kesini mau berbicara sama kamu. Bisa tidak?" balas Nazelya.
"Silakan masuk dulu." Nazelya pun masuk kedalam rumah itu. Orang itu pun berjalan ke sebuah kamar sepertinya akan memanggil seseorang, ternyata ia memanggil seorang perempuan paruh baya yang duduk dikursi roda.
Nazelya pun langsung mencium punggung tangan perempuan itu. "Maaf bu, saya sudah mengganggu waktu ibu istirahat." Katanya lembut.
"Tidak juga. Kamu temannya anak saya?" tanya si ibu itu.
"Oh iya saya lupa, nama saya Nazelya. Terserah ibu mau panggil saya apa." balas Nazelya sambil tersenyum
"Oh nak Azel, saya bu Tia. Sherly bikinkan minum dulu buat tamu." ia langsung berjalan kearah dapur dua menit kemudian dia membawa sebuah nampan.
Nazelua hanya membalasnya dengan senyum. "Jadi maksud tujuan saya kesini itu mau mengobrol dengan anak ibu." jelas Nazelya.
"Oh begitu, ini anak saya namanya Sherly."
"Nama lengkapnya?" tanya Nazelya.
"Sherly Aurelia."
Deg! Ternyata benar dia Sherly tepat.
"O—ouh saya boleh minjam anak ibu sebentar?" ibu Tia hanya mengangguk Nazelya pun langsung membawa Sherly keluar dari rumah dan duduk diterasnya.
"Langsung ke intinya aja. Lo punya sahabat? atau temen baik?" tanya Nazelya.
"Dulu saya memang punya sahabat laki-laki dia itu orangnya sangat baik sekali. Keluarganya juga baik sama saya namun ayahnya tidak suka dengan saya.... gak tahu apa masalahnya papanya sangat tidak suka dengan saya." jawab Sherly.
"Siapa nama sahabat lo?"
Sherly menundukan kepalanya. "Gi—giovano."
Nazelya hanya bisa mendengarkan perkataan Sherly yang dikeluarkan dari mulutnya. Ia senang jika Gio sudah bertemu dengan sahabatnya yang lama menghilang, tapi apa yang membuat Sherly hilang dari Gio?
Nazelya pun pamit untuk pergi ke toilet, sesampainya di toilet ia langsung memberitahu Alvaro. Tiga menit kemudian sudah kembali lagi dan melanjutkan obrolannya dengan Sherly. Satu kemudian Nazelya pamit untuk pulang kerumah, ia berhasil menyimpan nomer ponselnya Sherly agar bisa berkomunikasi dengan lancar.
####
Setelah berhasil mencari keberadaan Sherly, mereka semua istirahat dulu dirumahnya Nazelya dan Alvaro.
"Jadi lo tadi gimana? Berhasil cari tau lebih lanjut tentang Sherly?" tanya Alvaro kepada Nazelya.
"Hmm, kalo Lo Rak gimana sama yang lain?" sembari mengambil keripik.
"Belom, sampe mobil gue hampir kehabisan bensin." kata Raka.
Alvaro meneguk minumannya. "Gue sama yang lain udah berhasil nemuin alamat rumahnya Sherly."
"Dihh si bego, kalo lo pada udah nemuin alamatnya Sherly percuma dong gue sama yang lain. Terus kenapa Lo gak nelpon gue?"
"Sialan lo, ulangan masih nyontek aja. Sengaja!" ucap Alvaro.
Nazelya menaruh ponselnya. "Ya gak percuma lah orang kita kan cuma mau tau lebih lanjut tentang kehidupan Sherly." sahut Nazelya.
"Iya, bensin mobil gue yang abis buat muter-muter cari tahu." gerugut Raka.
"Nanti bensin mobil lo gue ganti, tapi kayanya kita stop aja strateginya." kini suara Gio terbuka.
Raka menepuk pundaknya. "Thanks bro.... terserah si ibu negaranya itu mah."
Nazelya berpikir dahulu apakah ia harus menghentikan strateginya? Tapi masa berhenti ditengah jalan udah kaya hubungan aja wkwk.
"Yaudah nanti gue kabarin aja gimana selanjutnya." kata Nazelya.
"Siap.... jangan lama-lama Naz, nanti keburu jamuran lagi." balas Raka.
Pletak.
Semuanya memukul kepala Raka karena lagi serius seperti ini malah sempet bercanda. Begitulah Raka anaknya selalu merusak suasana.
"KEPALA GUE!!! Lo semua pada tega bener sih, kalo kenapa-kenapa nanti gimana sama kepala gue?! Lo semua pada mau tanggung jawab?!" kata Raka mendramatisir sembari mengusap kepalanya.
"Lagian elo orang lagi serius malah sempet-sempetnya bercanda." sahut Alvaro.
"Yeuu, jangan dibawa serius nanti malah sakit hati lagi."
Alvaro hanya membuang bola matanya malas. Raka memang paling bisa mencairkan suasana, meskipun otaknya gesrek dikit idenya untuk membuat semua orang didekatnya tertawa itu konyol.
Jangan terlalu serius nanti malah sakit hati lagi. Sesekali gitu buat suasana jangan terlalu tegang udah kaya mau nonton film horor aja bercanda dikit gapapa kali.
**•**
Hallo! Welcome semoga suka sama ceritanya enjoooyyyy.....📍
Jangan lupa vote and comment;)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Teen FictionNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...