ARFAN sudah sampai disekolahnya dengan selamat, tak lama datanglah Raka dan Gio ia pun menyamakan jalannya dengan Arfan.
"Kesal banget gue sumpah kemarin." dengus Raka.
Arfan langsung menaikan alisnya. "Kenapa? Lo ada masalah sama Adel? atau lo putus sama Adel. Alhamdulilah!!"
"Amit-amit lo doain temen sendiri jelek bener sih.... gue kesel sama Nazel, kemarin gue sama Gio suruh bersihin kamarnya Al. Dikira gue pembantunya kali, yang lebih parahnya lagi si Al kagak bantuin kita."
"Huahahhh..... Baguslah sekali-sekali gitu liat lo jadi pembantu."
Tanpa disadari oleh Raka, Nazelya dan Alvaro berjalan dibelakang mereka. Nazelya yang mendengar itu semua dari mulut Raka merasa kupingnya panas ternyata dia tidak mau bertanggung jawab?!
"Bagus ya lo.... ngomongin gue segala. Jadi lo kemarin terpaksa gitu, Iya?!"
"Eh lo, gue gak ngomongin lo kok, tanya aja Gio, gue ikhlas kok lahir dan batin malah." sambil terkekeh.
Gio hanya mengedikan bahunya ia tidak mau ikut campur dengan masalahnya. Nazelya terus-terusan memarahin Raka tanpa jeda sampai Alvaro, Arfan dan Gio langsung pergi meninggalkan Raka yang masih diceramahin oleh mulut cabe wkwk.
Semua murid yang berlalu lalang malah tertawa, karena jarang banget ada seorang cogan dimarahin didepan umum malah dijadikan bahan tontonan lagi hitung-hitung irit uang buat beli tiket bioskop.
•••••••
Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, Nazelya berjalan santai menyusuri lorong sekolah. Tanpa Nazelya sadari Arfan berjalan mengikutinya dari belakang, Arfan menepuk pundak Nazelya dan.....
"DOOORRRR!!!"
Nazelya yang mendengar itu langsung mengusap dadanya untung saja jantungnya tidak copot, dasar teman gak tau diri.
"Ngagetin aja sih lo! Kalo gue kenapa-napa lo mau tanggung jawab?!"
"Maaf, balik bareng gak?" lalu merangkul Nazelya.
Nazelya melepaskan tangan Arfan dari lehernya. "Gak, udah sana lo balik duluan."
"Yahh marah dia.... yakin gak mau balik bareng gue? Ini kan udah sore tau nanti ada setan."
"IYA LO SETANNYA! Udah sono balik." usirnya sambil mendorong bahu Arfan.
"Yakin? kan kalo udah jam segini jarang ada yang lewat tuh angkot atau taksi." tanyanya sekali lagi.
Nazelya hanya menggubris ucapannya Arfan, lalu Arfan langsung menyalakan mesin mobilnya.
"Yakin nih? gak balik bareng gue?" tanyanya sambil menurunkan kaca mobilnya.
"ENGGAK!!" balas Nazelya. Arfan pun langsung mengijak gas mobilnya untuk keluar dari pekarangan sekolah.
Nazelya pun berjalan kearah halte untuk menunggu angkot atau taksi untuk pulang. Namun, sudah sepuluh menit ia menunggu tidak ada angkot ataupun taksi yang berhenti tiba-tiba ada dua orang laki-laki yang menghampiri dirinya.
"Hai cantik, sendiri aja?" tanya cowo kekar itu. Nazelya hanya diam tidak mau menjawab pertanyaan orang itu, lagi pula ia juga tidak kenal.
"Kok diam aja sih, jawab dong." lalu menyetuh dagu Nazelya.
"Jangan macem-macem ya!! Kalo gak gue teriak nih?!" ancam Nazelya.
Kedua orang itu malah tertawa. "Teriak aja palingan juga gak ada yang denger..... Hahahahh."
"Tolong! Tolong! Tolong!" teriak Nazelya.
"Ayolah main bentar sama kita." sembari menarik tanganya.
Namun seorang laki-laki memantaunya dari kejauhan siapa lagi kalo bukan Arfan. Jika orang itu sudah berani menyetuhnya lebih dari itu ia akan bertindak, dan saat kedua orang itu menarik Nazelya secara paksa ia pun langsung turun.
Bugh! Bugh! Bugh!
"Pergi lo! jangan pernah balik lagi, kalo gak nyawa lo bakalan abis!!" ucap Arfan dengan nafas naik turun.
Kedua orang itu pun langsung berlari terbirit-birit karena ketakutan. Arfan pun membawa Nazelya masuk kedalam mobilnya.
"Lo gapapa kan?" sembari menyalakan mesin mobilnya.
Nazelya hanya mengangguk lalu mobil Arfan pun berjalan membelah kemacetan kota jakarta.
"Makannya kalo disuruh balik tuh balik, jadi cewek jangan gengsian. Kejadian kan." sambil menatap pandangannya fokus kedepan.
"Maaf, gue minta maaf."
"Yaudah, lain kali jangan gitu lagi. Bahaya nanti gue bisa diomelin sama orangtua lo, disangka gak bisa jaga anaknya." kata Arfan.
"Maaf." ucapnya lagi.
"Udah, mending lo bersihin muka lo yang tadi dipegang sama preman tadi." suruhnya yang masih terus menyetir.
Nazelya pun membuka dashbor mengambil tissu basah untuk membersihkan wajahnya dengan pelan, lalu Nazelya meminta Arfan untuk memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Gue turun disini aja, makasih." sambil membuka pintu mobil.
Arfan buru-buru mencekal lengan Nazelya. "Mau kaya tadi lagi?!"
Nazelya langsung terdiam dengan ucapan Arfan lalu mereka berdua pun melanjutkan perjalanannya.
####
Hello! Welcome back semoga suka guys..... Enjooooyyy✨
TBC........ Jangan lupa vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Fiksi RemajaNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...