"Sumpah demi apa?! Lo udah jadian sama Nazel?" pekik Raka kaget.
"Iya, tapi mulut lo jangan ember, nanti Al bisa ngamuk kalo dia tau." balas Arfan.
"Gampang asal PJ jangan lupa." sembari menaik turunkan alisnya.
"Iyaiya, tapi kalo sampe lo kasih tau Al.... gue jeburin lo ke kolam beruang kutub!!"
Raka hanya menganggukan kepalanya dan mengambil beberapa makanan dikulkas Arfan. Arfan yang melihat itu hanya bisa terkekeh melihat sahabatnya yang satu ini, pikirannya hanya satu yaitu makanan.
"Jangan diabisin makanan gue." sembari merebut makanannya dari tangan Raka. "lo kalo main kesini cuma numpang makan doang! Najis, gak modal banget sih lo."
"Dihh suka-suka gue, adik lo mana?"
"Diatas lagi belajar."
Raka mengangguk tanda mengerti. "Oh iya, ceritain dong kenapa lo sama Nazel bisa kesesat dihutan?"
"Mau tahu banget atau mau tahu aja??"
"Banget!!"
"Kalo mau tahu banget, besok lo harus traktir gue dikantin? gimana?"
Raka pun menganggukan kepalanya, tak lama ia tersadar. "Eh, kok jadi gue yang traktir lo sih."
"Biar adil lah."
"Enggak! Lo kan janjinya besok mau traktir gue. Kok malah gue yang traktir lo?!"
Arfan menggedikan bahunya acuh. "So? Lo sendirikan bilang katanya mau tahu banget gimana gue sama Nazel tersesat?"
"Ya tapikan gak gini juga kali,, arghh bangkrut gue nanti."
"Bangkrut? Makan masih numpang aja, udah sana balik gue mau tidur!"
Raka mendengus kesal niatnya minta traktiran eh malah Arfan minta traktir juga. Nasib, Raka pun pamit pada mommy Arfan dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah Arfan.
•••••••
Pagi harinya Nazelya sudah bangun dari tidurnya Nazelya pun bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Setelah siap dengan seragam putih abu-abunya ia pun keluar dari kamarnya menuruni anak tangga.
"Pagi Alvaro Fernandez!" sapa Nazelya semangat.
"Pagi juga Nazelya Arvalynz, tumben banget lo nyapa gue pake nama lengkap. Kenapa?" balasnya sambil mengigit rotinya.
Nazelya menggelengkan kepalanya dan mengambil roti tawar dengan selai coklat lalu memakannya.
"Zel, kayanya status lo sama Arfan harus diubah deh."
"Ubah? emang kenapa?"
"Iya diubah, lo kan sama Arfan udah temenan lama tuh ya ada kali dua tahunan. Kenapa gak pacaran aja?"
Gue emang udah pacaran kali. Batin Nazelya berdengus.
"Pacaran? gue lagi gak mau mikirin itu dulu." ucapnya pura-pura.
Alvaro mengeluarkan ponselnya. "Yakin? emang lo kalo deket Arfan gak ada perasaan gimana gitu?"
"Hmm.... kepo lo udah ayo berangkat nanti telat." Nazelya mengalihkan pembicaraan.
Alvaro mengehela nafas gusar dan beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju pintu dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Alvaro pun menginjak gas mobilnya meninggalkan pekarangan rumahnya.
Sesampainya disekolah Alvaro dan Nazelya langsung berjalan menyusuri lorong sekolah yang mulai ramai. Tak butuh waktu lama Nazelya pun sudah sampai dikelasnya, lalu ia pamit dengan Alvaro dan tak lupa juga ia mencium pipinya.
"Hai semua!" sapa Nazelya pada Adel, Becca, dan Sherly.
"Hai juga, lo kok tumben datengnya senyam senyum gitu? lo kesambet ya?" tanya Adel.
"Parah banget lo ngatain temennya begitu.... ya enggaklah."
Adel hanya terkekeh. "Sorry, abisnya lo aneh banget sih."
"Hmm.... nanti pulang sekolah main kerumah gue yuk."
"Ayo!!" balas mereka semangat
Nazelya tersenyum dengan senang. Tapi apa yang membuat Nazelya senyam-senyum seperti orang gila?atau mungkin ia masih memikirkan kejadian kemarin. Entahlah.
Ahh kenapa Nazelya jadi aneh seperti ini mungkin efek dari Arfan yang suka tertawa yang gak jelas. Tak lama bel masuk pun berbunyi nyaring dipendengaran semua murid.
####
"Lo suka sama adik gue?" tanya Alvaro.
Arfan terdiam. Apa Alvaro sudah mengetahui statusnya? "Bukan suka lagi tapi sayang banget."
"Sahabat jadi cinta?"
"Gue gak tahu, status gue sama Nazel bisa berubah atau enggak." jawab Arfan bohong padahal dalam hati ia tertawa.
Alvaro menatap Arfan serius. "Kalau pun lo suka sama adik gue kenapa gak dinyatain aja? Tapi kalo sampe adik gue nangis gara-gara lo, awas!!" dengan kata penuh penekanan
"Gu—ue gak berani."
Alvaro menghela nafas gusar masih ada juga ya sekarang laki-laki yang takut buat nyatain perasaannya sama cewek.
"Terserah lo aja, tapi jangan buat adik gue terlalu berharap lebih sama lo. Kasih dia kepastian," sembari beranjak dari posisinya.
Arfan menganggukan kepalanya iya pun langsung menyamakan jalannya menuju kantin karena cacing mereka minta diberikan makan.
Sesampainya dikantin mereka berdua langsung memesan makanan. Setelah makanan datang mereka langsung makan dengan pelan banyak murid-murid berjalan kesana kemari untuk mencari tempat duduk.
"Lo berdua pada kenapa? kok mukanya tegang gitu." tanya Raka.
"Gapapa." balas Alvaro dan Arfan kompak.
Raka memicingkan matanya. "Elah, lo berdua jangan pada menyembunyikan sesuatu dari gue deh."
Arfan menoleh ke Raka sekilas, sekarang hatinya mulai merasa gelisah setelah Arfan menyatakan cintanya pada Nazelya, dan sekarang Alvaro yang membuat hatinya tak tenang kembali.
•|•|•
Hello! Welcome back guys, enjoooooyyyyy✨ happy reading.
TBC...... Jangan lupa vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Подростковая литератураNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...