23. Ucapan Terima Kasih

1.8K 69 1
                                    

Sorry? For what if you still do the same things If finally ends the same way.

        •••••••

GIO yang sedang berjalan menyusuri lorong sekolah dengan santai. Hatinya merasa senang karena ia berhasil bertemu kembali dengan sahabatnya yang lama menghilang.

Ia sangat berterima kasih dengan teman-temannya yang sudah membantunya. Tapi, ia harus menjelaskan ini semua kepada Arfan karena ia tidak mau melihat pertemanannya Nazelya dengan Arfan berantakan gara-gara dirinya.

"Nazel."

"Ehh lo Gi, kenapa?"

Gio mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Gue mau kasih kue sama lo. Sebagai tanda terima kasih gue, karena udah nemuin gue sama Sherly."

"Santai aja, gue juga seneng bantuin lo. Gue juga ngerasain gimana kuatnya persahabatan lo sama Sherly." sambil terkekeh.

"Hehh.... boleh gak gue bantuin lo biar hubungan lo sama Arfan baik lagi?"

"Hmm..... udah ayo anterin gue ke kantin." Nazelya mengalihkan pembicaraan.

"satu lagi, ini urusan gue sama Arfan jadi gue mohon jangan ikut campur masalah gue, Maaf." lanjutnya.

Gio hanya mengangguk tapi, bagaimana pun juga ia harus bisa memperbaiki hubungan Arfan dengan Nazelya. Ini merupakan kesalahannya.

         ~•~•~•~

Arfan yang sedang bermain bola basket bersama Raka dan Alvaro. Ia masih memikirkan kejadian dimall kemarin, Nazelya benar-benar tidak mau mendengarkan ucapannya. Beribu-ribu ide memang ada didalam pikirannya, tapi ia tidak tahu harus meminta maaf dengan cara apa.

Arfan benar-benar nyesal karena ia sudah dibutakan oleh rasa cemburunya, sampai Nazelya tidak mau memaafkannya. Hatinya tidak tenang sebelum dimaafkan oleh Nazelya.

"Nanti temenin gue cari kado yuk." ucap Arfan.

"Buat siapa? Gebetan lo yang baru?" tanya Raka.

"Udah deh lo itu jangan banyak ngomong, apa perlu mulut lo itu gue sogok dulu?"

Raka terkekeh. "Boleh juga, tapi traktir gue sama Al besok. Gimana?"

"Gampang itu mah, seminggu lagi kita tanding basket."

"Iya tau, terus apa masalahnya? Atau lo kagak ada penyemangat ya??"

"Jangan sotoy lo jadi orang."

"Apa soto? yaudah ayo beli."

Pletak.

Alvaro mendorong bahu Raka. "Sotoy, bukan S-O-T-O. Pikiran lo itu isinya cuma makanan doang. Najis!!"

"Kita kan manusia Al, jadi kita butuh asupan buat tubuh kita. Supaya kita mempunyai energi."

Alvaro dan Arfan hanya memutar matanya malas. "Omongan lo udah kaya dokter aja, sok lo kulit kacang." sahut Alvaro.

"Yeuu biarin aja. Cita-cita gue kan emang jadi dokter." balas Raka.

"Iya dokter...... dokter spesialis makan."

"HUAHAHAHAHHH!!!" tawa Arfan pecah. Saat Alvaro mengucapkan kalo Raka akan menjadi dokter spesialis makan.

      ******

Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Nazelya, Adel, dan Becca berjalan keluar menyusuri lorong sekolah.

"Oh iya lo nanti nonton pertandingan basket gak?" tanya Adel.

"Gak tau," balas Nazelya.

Adel dan Becca menyipitkan matanya pada Nazelya.

"Kalian berdua ngapain liatin gue kaya gitu, gue emang punya utang sama lo berdua?"

"Banyak Zel sumpah! lo itu utang cerita sama kita berdua, sebenarnya lo itu kenapa sih sama Arfan?"

"Iya. lo kenapa sih sama Arfan?" sahut Becca.

"Ceritanya panjang udah ayo balik."

Akhirnya Nazelya, Adel, dan Becca langsung pulang kerumahnya masing-masing menggunakan grab car. Tapi, apa Nazelya harus memaafkan Arfan? Ia masih teringat tentang ucapan Arfan yang diparkiran saat ia sedang bersama Gio.

Waktu, waktu dan waktu yang Nazelya butuhkan saat ini. Ia hanya mau menenangkan pikirannya agar tidak dibawa pusing masalah ini. Gue butuh waktu buat maafin lo, karena kalo Nazelya memaafkan Arfan dengan cepat, pasti ia akan melakukan hal yang sama.

     ####

Hello! Welcome semoga suka okay..... Enjoooy guys✨





Jangan lupa vote and comment;)

ARFANAZ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang