45. Menjelaskan

1.1K 54 0
                                    

"Gimana lo berhasil bikin rencananya?" tanya Raka.

"Berhasil sih, tapi gue suruh adik gue buat anterin es krim buat dia, tapi dia gak mau makan katanya lagi gak mood." jawab Arfan.

"Mendingan kita ajakin sih Laura sama Nazel buat ketemuan biar bisa diomongin gitu, gimana?" ujar Raka.

"Gimana sih lo! Bego! Nazel aja lagi marah sama gue." sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Kenapa?"

"Gara gara Laura nyuapin gue makan terus dia liat jadi marah deh."

Raka menganggukan kepalanya tanda mengerti tak lama ponselnya Arfan berdering Arfan melihat layar ponselnya namun yang menelpon adalah nomer yang tak ia kenal. Arfan pub menggeser tombol hijau siapa tahu saja penting.

"Hallo."

"Arfan anterin aku ke mall yuk."

"Siapa lo?"

"Ini aku Laura."

"Oh, gue gak bisa sorry!"

Arfan pun langsung memutuskan sambungan telponnya darimana dia bisa tahu nomer gue. Arfan pun berjalan kearah dapur untuk mengambil minum

"Seminggu Fan." kata Raka.

Arfan mengeryitkan dahinya. "Seminggu apaan?"

"Ck, gue kasih lo waktu semingu buat jelasin sama Nazel dan Laura."

"Apa apaan lo cepet banget! Lo kira gampang apa jelasin ke Nazel sama si nenek sihir itu."

"Iya gue tau, atau enggak besok aja lo jelasin sama Nazel siapa Laura sebenarnya."

"Kalo dia gak marah. Main ps yuk," Raka langsung mengangguk semangat.

              ******

Nazelya berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit karena ia mendapatkan kabar kalo Alvaro kecelakaan. Sesampainya didepan pintu tempat Alvaro berada Nazelya langsung memutar knop pintunya.

"Lo kok bisa kecelakaan sih?" tanya Nazelya panik.

"Gue bawa motornya kurang hati hati." balas Alvaro.

"Makanya kalo bawa motor itu pelan-pelan jangan ngebut! kecelakaan kan lo sukurin!" kata Nazelya sembari membatu Alvaro.

"Dih sialan lo ngatain gue lagi, bilangin yang lain kalo gue kecelakaan."

"Yaelah palingan tangan lo cuma kegeser dikit tulangnya.... bentar lagi juga sembuh."

"Heheh, yaudah ayo pulang." Nazelya langsung mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan itu melangkahkan kakinya menuju parkiran

Nazelya langsung pulang menuju rumahnya dengan Alvaro naik taksi online karena tadi Nazelya terburu-buru sehingga tidak membawa mobil.

Sesampainya dirumahnya Nazelya dan Alvaro langsung duduk disofa sementara Nazelya pergi kekamarnya untuk mandi, beberapa saat kemudian Nazelya turun kebawah dengan pakai santai.

"Zel kayanya dikulkas banyak banget deh es krim dari siapa sih?" sembari membuka pintu kulkas.

"Gak tau mungkin lagi bagi-bagi kali, makannya kita dikasih."

Alvaro mengangguk kepalanya tanda mengerti. "Buatin makanan dong laper nih."

"Punya kaki kan bikin aja sendiri! Lagian cuma luka gitu aja lebay banget lo." sambil menepuk tangannya Alvaro yang ada lukanya.

"AWWW!!" rintih Alvaro. "sakit njir tangan gue lagi luka malah ditabok."

"Hehh sorry sengaja. Delivery aja sih,"

"Gak ah, mendingan gue makan- makanan lo kan lebih enak." sambil menyengir.

"Nyusahin aja lo."

Nazelya pun berjalan kearah dapur untuk membuatkan makanan untuk Alvaro, beberapa saat kemudian makanannya sudah jadi Nazelya membawakan makanannya ke Alvaro.

                  •••••••

"Zel ikut gue bentar yuk." ucap Arfan sembari menggandeng tangan Nazelya.

"Kemana?" tanya Nazelya.

Arfan tidak menjawabnya Arfan terus mempercepat langkahnya sesampainya disebuah taman Arfan dan Nazelya duduk.

"Mau ngapain sih?" decak Nazelya kesal.

"Gue mau jelasin siapa Laura." ujar Arfan.

"Yakin? Kalo belum yakin mendingan gak usah."

"Yakin seratus persen!!" mantap Arfan.

Arfan pun menghela nafas panjang. Arfan mulai bercerita siapa Laura kepada Nazelya Arfan menceritakan nya dengan tenang Nazelya mencerna setiap perkataan Arfan. Ya dulu memang Arfan sangat mencintai Laura namun sekarang hatinya hanya untuk Nazelya.

Arfan melihat dari raut wajah Nazelya yang tak bisa diartikan olehnya mungkin Nazelya kecewa, entahlah Arfan masih menceritakan Laura dan dirinya dulu masalalu memang kembali tapi bukan berarti Arfan harus kembali dengan Laura.

"Lo gak marah kan?" tanyanya hati hati.

Nazelya hanya menggelengkan kepalanya. "Gue cuma kecewa aja sama lo kenapa gak pernah jelasin ini semua sama gue."

"Gue minta maaf karena gue takut lo bakalan ninggalin gue hanya karena masa lalu gue kembali. Gue mau dia cepet-cepet pergi dari kehidupan gue."

"Maka dari itu, lo harus jelasin sama Laura biar dia gak berharap lebih supaya lo balik lagi sama dia."

Arfan mengangguk dan memeluk Nazelya sambil mengusap rambutnya mencium aroma yang sangat Arfan rindukan, mungkin sebentar lagi Laura akan tahu jika Arfan tidak akan pernah kembali kedalam pelukannya.

             #####

Hallo! Welcome back...... Enjoooooyyyyy ✨ happy reading.






TBC...... Jangan lupa vote and comment.

ARFANAZ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang