NAZELYA melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah dengan santai sambil memainkan ponselnya.
"Ayo balik." ajak Arfan sambil merangkul Nazelya.
"Ayo, tapi gue mau makan siomay sama ice cream ya."
"Siap 86 pacarku tercinta!" sembari hormat.
Namun saat Arfan ingin masuk kedalam mobil tiba-tiba ada yang memanggil namanya Arfan dan Nazelya pun menoleh ternyata Laura si nenek sihir itu.
"Kenapa?" tanya Arfan dingin.
"Aku pulang bareng kamu ya? Soalnya supir aku lagi benerin mobilnya dibengkel." balasnya lembut.
Arfan menghela nafas gusar. "Ck, lo kan kemarin janjinya sama gue cuma mau balik barengnya cuma sekali! Jangan pura-pura lupa?!"
"Aku inget Fan, tapikan aku gak tau kalo mobil aku masuk bengkel."
"Udahlah mendingan lo balik naik taksi aja." sembari membuka pintu mobilnya. Nazelya yang dari tadi menunggu hanya bisa menahan dirinya.
"Arfan, ayo katanya mau balik?" suara Nazelya terdengar.
Arfan menganggukan kepalanya, namun lagi dan lagi Laura mengikutinya. Nazelya merasa risih jika Arfan didekatin oleh Laura dari tadi terus membuntuti Arfan.
"Lo pindah ke kursi belakang gue mau duduk disini!" ucapnya sambil menunjuk.
"Kok? Gua duluan yang duduk sini." balasnya tak terima.
"Buruan pindah!!" Nazelya menghela nafas panjang mau tak mau Nazelya harus pindah ke kursi belakang sedangakan Laura duduk disebelah Arfan huftt menyebalkan.
Dari tadi Nazelya hanya bisa memasang wajah lesu kenapa juga dirinya bisa satu mobil dengan Laura. Nazelya mengarahkan pandanganya kearah jendela namun ia melihat ada tukang siomay Nazelya menepuk pundak Arfan.
"Fan itu ada tukang siomay beli yuk." ucapnya semangat, Arfan hanya mengangguk kecil dan langsung memarkirkan mobilnya saat Arfan ingin membuka pintunya tangannya dicekal oleh Laura.
"Jangan makan disini ya, kita makan dicaffe aja kan makanannya terjamin higenis."
Arfan berdecak kesal. "Lo kalo gak mau makan disini mendingan balik aja sendiri gue pusing!"
Laura hanya bisa mendengus kesal ia pun langsung turun dan melangkahkan kakinya Arfan pun memesan tiga siomay, tak lama makanan yang dipesan pun datang.
Nazelya memakannya dengan tenang, namun saat ia mendongakkan kepalanya Laura menyuapi Arfan dengan siomaynya Nazelya hanya bisa berusaha untuk tenang. Kenapa sih saat Nazelya sudah mulai bahagia dengan Arfan ada penghalangnya.
Saat Nazelya sedang memperhatikannya dirinya, Arfan mengarahkan pendangannya ke Nazelya, namun buru-buru Nazelya memalingkan mukannya agar Arfan tidak melihatnya yang berusaha untuk tidak cemburu. Arfan tahu kalo Nazelya cemburu namun ia pura-pura tak cemburu. Arfan mendekat ke Nazelya dan memegang tangan Nazelya agar tidak salah paham.
"Zel pliss..... lo pernah bilang sama gue jangan pernah simpulin hal yang belum tentu itu benar." kata Arfan.
Nazelya menghela nafas panjang. "Iya gue tau, emang harus ya lo terima suapan itu?" Arfan menggeleng kuat sebenarnya Arfan tidak mau menerima suapan itu dari Laura.
"Kita balik." sembari beranjak dari tempat duduk, namun Laura mencekal tangan Arfan.
"Kamu mau kemana Fan?"
"Gue mau balik, lo jangan ngikutin gue."
"Kamu kan janjinya mau nganterin aku pulang." Arfan langsung jalan lalu membayar makanannya dan masuk kedalam mobil. Laura menghentakan kakinya kesal terpaksa deh Laura harus pulang dengan taksi, padahal mau jalan-jalan dengan Arfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANAZ (COMPLETED✓)
Teen FictionNazelya Arvalynz. Perempuan yang mempunyai senyum yang begitu manis bisa membuat kaum Adam terpesona dengan senyumannya itu. Ketua Osis SMA Bersana School yaitu Arfano Haudan yang dulunya memiliki sifat yang begitu dingin dengan semua orang kecuali...