3

27.5K 2.2K 54
                                    

Selamat membaca para readers ku:*

***

Randy dan Milo kekantin bersama dan duduk didepan stan pak Imas, penjual batagor.

"Pak Imas! Batagor dua!" pekik Randy lalu duduk dihadapan Milo. Tidak perlu capek capek menghampiri pak Imas, cukup berteriak saja pesanannya akan segera tiba ke mejanya.

"Jadi, kenapa lo pindah ke SMA Gempita ini?" tanya Randy, penasaran.

Milo menoleh sebentar lalu kembali menggulir layar hpnya. "Gapapa. Bosen aja disekolah lama."

"Pasti karena digangguin murid cewe terus ya? Disini aja digangguin terus. Gw yakin, dikit lagi lo jadi the most wanted boy. Lo tau kenapa? Berita lo masuk kesekolah ini udah menyebar ampe satu sekolah. Tuh, lo liat sekeliling kita, anak anak cewe pada sibuk ngeliatin lo." Randy terkekeh. "Jangan fokus hp mulu, mas. Mereka ngarepin lo noleh tuh. Eh, kayaknya dikit lagi lo bisa ngegeser posisi Ranz."

Milo mengalihkan pandangannya dari hpnya. Dia menatap sekeliling dan ternyata memang hampir murid diseluruh kantin sedang menatapnya dengan tatapan kagum. Ada yang langsung menjerit begitu matanya bertemu dengan manik mata Milo.

Milo kembali fokus pada hpnya. "Udah noleh, kan?"

"Gila, lo tau? Ranz itu the most wanted disini. Tapi dia jutek abis, sok banget cool. Makanya fansnya berkurang, dia galak, suka marah marah ga jelas. Gw aja ga betah deket deket dia. Dia itu kayak cewe lagi PMS, prinsipnya 'Senggol? Bacok!" Randy duduk tegap begitu pak Imas meletakkan 2 piring batagor ke meja mereka.

"Makan, Mil! Hpnya taroh dulu." Randy mengambil garpu dan mulai melahap batagornya.

"Lo pesen makan, ga pesen minum?" Milo memasukkan hpnya kedalam saku celananya.

Tiba tiba seseorang meletakkan segelas jus jeruk didekat piring Milo. Milo menoleh kepemilik tangan indah itu. "Kenapa?"

"Buat kamu. Kamu belum pesen minum, kan? Diminum ya..." ucap gadis itu sambil tersenyum manis.

"Makasih." ucap Milo lalu tersenyum ramah.

Gadis itu tersenyum lebar lalu melangkah pergi.

"Kyaaa!! Disenyumin cogan!"

Alay, najis.

"Kok yang dikasih cuma lo doang?" protes Randy.

"Lo jelek sih!" ejek salah seorang murid perempuan, dia tertawa terpingkal pingkal menatap ekspresi jengkel Randy.

Kantin yang ramai itu mendadak sepi saat seorang murid laki laki yang berperawakan tinggi, putih dan tampan melangkah masuk area kantin.

"Itu Ranz!" bisik Randy.

Ranz, dia sangat tidak menyukai kebisingan. Itu alasan kantin hening begitu ada Ranz. Ranz tidak suka kebisingan dan saat dia kekantin, kantin itu pasti langsung hening. Jika tidak, siap siap saja untuk menerima amukan Ranz. Laki laki itu memang sangat sensitive.

Ranz nampak membeli sebungkus roti dan sebotol air mineral lalu pergi meninggalkan kantin. Bicara sama sekali tidak. Dia mengambil apa yang dia inginkan, membayar lalu pergi tanpa membalas senyuman dari sang penjual yang melayaninya seakan dia bisu dan dia phobia dengan tersenyum.

Seakan jika dia tersenyum, dia akan mati. Menyebalkan sekali. Saat Ranz pergi, kantin ramai lagi. Ada yang bersorak bahagia atas kepergian Ranz.

Yang lainnya bersyukur karena Milo tidak sedingin dan secuek Ranz. Mereka menemukan sosok Milo yang ramah dan murah senyum, berbeda dengan Ranz. Milo menjadi idola sekolah, hanya dalam kurun waktu beberapa jam.

***

How? Are you excited for the next chapter?
Gimana? Seru? Atau malah ngebosenin? Maaf kalo gitu:(
Votenya boleh kali:)
Milo minta bintangnya dong...:*

Hehe, makasih readers ku yang baik hati:)
Stay tune buat next chapter, ya?
Love you guys!!
Baca karyaku yang lain sambil menunggu:)

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang